p-Index From 2020 - 2025
8.309
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Litera Paradigma : Journal of Science, Religion and Culture Studies BAHASA DAN SASTRA Pedagogi : Jurnal Penelitian Pendidikan JPsd ( Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar ) Indonesian Language Education and Literature IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature JPPM (JURNAL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA) Naturalistic : Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Aksara QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Educatio Pendas : Jurnah Ilmiah Pendidikan Dasar Journal on Education Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Deiksis Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Jurnal Basataka (JBT) Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Journal of Accounting Auditing and Business Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Scope: Journal of English Language Teaching JIPIS Buana Ilmu Ghancaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sustainable: Jurnal Kajian Mutu Pendidikan Journal of Educational Experts (JEE) Indonesian Journal of Elementary Education (IJOEE) KLITIKA Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jo-ELT (Journal of English Language Teaching) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan International Journal of STEM Education for Sustainability International Journal of Humanities Education and Social Sciences Widyaparwa Hortatori : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Leksema: Jurnal Bahasa dan Sastra PPSDP International Journal of Education J-CEKI Jurnal Pendidikan Progresif Jurnal Profesi Keguruan
Claim Missing Document
Check
Articles

KEARIFAN LOKAL DALAM TOPONIMI DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN: SEBUAH PENELITIAN ANTROPOLINGUISTIK Muhyidin, Asep
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 17, No 2 (2017): OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/bs_jpbsp.v17i2.9661

Abstract

Bahasa dan budaya merupakan dua sisi mata uang yang berbeda, tetapi tidak dapat dipisahkan, karena bahasa merupakan cermin budaya dan identitas diri penuturnya. Toponim dapat digunakan untuk mempelajari aspek budaya setempat sehingga sangat diperlukan untuk melestarikan warisan budaya bangsa. Bahasa yang digunakan dalam penamaan geografis menunjukkan kekayaan budaya suatu bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan toponimi di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan mofem Ci- (Bahasa Sunda), lema kadu (Bahasa Sunda), dan lema pasir (Bahasa Sunda). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Data yang digunakan dalam tulisan ini berasal dari sumber data tertulis dan sumber data lisan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan toponim  di Kabupaten Pandeglang yaitu: 1) menggunakan morfem ci- (BI: air); menggunakan lema kadu (BI: buah durian); dan  menggunakan lema pasir (BI: bukit); dan 2) faktor penamaan tersebut berkaitan dengan kondisi geografis dan sosial budaya masyarakat setempat. Language and culture are two sides of a coin; they are inseparable because language is a reflection of the culture and identity of its speaker. Toponyms can be used to study various aspects of the local culture and can help to preserve the nation's cultural heritage. The language used in geographical naming shows the cultural richness of a nation. This study aims to describe the toponymy existing in Pandeglang District, focusing on the morpheme Ci- (Sundanese), kadu entry (Sundanese), and hill entry (Sundanese). This research uses analytical descriptive method. The data used in this paper comes from written as well as oral data sources. The findings revealed that the dominant toponyms in Pandeglang District are as follows: 1) using the morpheme ci- (BI: air); using the entry kadu (BI: durian); and using the entry hill (BI: bukit); 2) the naming factor is related to the geographical and sociocultural conditions of the local community. 
KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DALAM CERPEN PEMBELAAN BAH BELA KARYA MOH. WAN ANWAR Muhyidin, Asep
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 12, No 2 (2012): Volume 12, Nomor 2, Oktober 2012
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/bs_jpbsp.v12i2.3704

Abstract

Abstrak Kohesi Gramatikal Pengacuan dalam Cerpen Pembelaan Bah Bela karya Moh. Anwar. Dipandang sebagai proses komunikasi antara penyapa dan pesapa dalam peristiwa komonukasi secara lisan, sedangkan dalam komunikasi secara tertulis, wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Wacana yang padu adalah wacana yang apabila dilihat dari segi hubungan bentuk atau struktur lahir bersifat kohesif dan dilihat dari segihubungan makna atau struktur batinnya bersifat koheren. Wacana dikatakan utuh apabila kalimat-kalimat dalam wacana itu mendukung satu topik yang sedang dibicarakan, sedangkan wacana dikatakan padu apabila kalimatkalimatnya disusun secara teratur dan sistematis, sehingga menunjukan keruntutan ide yang diungkapkan melalui penada kekohesian. Cerpen dipilih sebagai objek kajian dikarenakan bentuk cerpen ringkas namun tetap menuntut tingkat kohesi dan koherensi yang tinggi agar tetap berupa satu wacana utuh. Oleh karena itu, cerpen berjudul Pembelaan Bah Bela diteliti karena cerpen ini merupakan salah satu karya terbaik dari Moh. Wan Anwar yang ceritanya berisi budaya jawara dalam masyarakat Banten. Analisis teks dalam penelitian ini akan menggunakan seluruh kalimat yang ada pada wacana cerpen tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil analisis yang lebih nyata karena masalah kohesi dan konteks situasi menyangkut masalah ketergantungan unsur-unsur dalam wacana.Kata kunci: Kohesi gramatikal pengacuan, wacana, analisis teks, cerpen. Abstract Referent Cohesion in Pembelaan Bah Bela a Short Story by Moh. Anwar. From the prespective of oral communication discourse is understood as a communication process between an addresser and an addressee. From written communication perspective, on the other hand, discourse is thought as the expression of the addresser. An integrated discourse is the one that is cohesive and coherent. It is complete when the sentenses constituting it support the topic, and integrated when the sentences are systematic and well-structured. Well structured idea is indicated by the use of cohesive devices. A short story has been chosen to investigate as it is short yet requires a high level of cohesion and coherence to allow it to be a complete reading. This article investigate “Pembelaan Bah Bela” one of best short stories by Moh. Wan Anwar. It tells about a Jawara culture in Banten. All the sentences in the short stories are analyzed. The investigation serves to show how cohesive devices work to construct a discourseKeywords: referent cohesion, text analysis, short story
KAJIAN PRONOMINA PERSONA DALAM CERPEN KESETIAAN ITU DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP/ANALYTIS OF PERSONAL PRONOUNS IN KESETIAAN ITU SHORT STORY AND ITS IMPLICATIONS FOR LEARNING INDONESIAN LANGUAGE AT JUNIOR HIGH SCHOOL Asep Muhyidin
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.69 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.483.299-311

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan pronomina persona dalam cerpen Kesetiaan Itu  karya Hamsad Rangkuti. Data penelitian berupa satuan lingual berupa kalimat-kalimat yang mengandung pronomina persona. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data tertulis berupa paragraf-paragraf yang terdapat pada cerpen. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode catat. Penelitian ini menggunakan validitas semantik yaitu data mengenai pemarkah pronomina persona sebagai sarana kohesi hubungan antarkalimat dalam wacana cerpen dapat dimaknai sesuai dengan konteksnya. Instrumen penelitian berupa kartu data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 173 pronomina persona pertama, 65 pronomina persona kedua, dan 192 pronomina persona ketiga. Semua pronomina persona yang ditemukan bersifat takrif. Pronomina persona yang paling banyak ditemukan berwujud aku, -mu dan -nya. Hasil penelitian dapat diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP karena teks cerpen merupakan medium pembelajaran sastra. Siswa diharapkan dapat memahami penggunaan pronomina persona dalam teks cerpen. Karakter tokoh dalam cerpen tersebut dapat diteladani siswa dalam menjalani kehidupan nyata di masyarakat.  Untuk itu, guru harus mampu membuat skenario pembelajaran di kelas.Kata kunci: pronomina persona, cerpen, pembelajaran bahasa IndonesiaAbstractThis study aims to describe the use of personal pronouns  in Kesetiaan Itu short story by Hamsad Rangkuti. The data were lingual units in the form of sentences with personal pronouns. The data sources were paragraphs in the short story. The data were collected through documentation and note. They were analyzed by the distributive method. The findings show that there are 173  the first personal pronouns,  65 the second personal pronouns, and 192 the third personal pronouns. All personal pronouns were found are definitive. The most pronounced personal pronouns is aku, -mu, and -nya. The findings can be utilized in the Indonesian language learning at junior high schools because short stories are a medium of literary learning. Students are expected to understand use of personal pronouns in short stories. The characters in the short story can be emulated by students  life in the community.  For this reason, teachers must be able to create learning scenarios. Keywords: personal pronouns, short story, Indonesian language learning
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS BAHASA INDONESIA Asep Muhyidin; Masrupi Masrupi
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1882.695 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v3i2.5225

Abstract

This research aims to know: 1) the difference between the media of multimedia learning and conventional learning on learning outcomes writing Indonesian language; (2) differences in learning styles of students who have visual and auditory learning styles on learning outcomes writing Indonesian language ; (3) The effect of the interaction between the use of multimedia in teaching and learning styles on learning outcomes writing Indonesian language. The sample in this study amounted to 80 students consisting of 40 students in the experimental class and 40 students in the control class. The instrument used was the result of studying writing Indonesian language and learning style questionnaire. The method used is a quasi experiment with a 2x2 factorial design and test hypotheses with Anova two lanes. Research results obtained: 1) there is a difference between media multimedia learning and conventional learning on learning outcomes writing Indonesian language; It is derived from the value or significance probability of 0.000 <0.05 at significance level of 5%, which means that Ho rejected and H1 accepted; 2) there are differences in learning styles of students who have visual and auditory learning styles on learning outcomes writing Indonesian language; It is derived from the value or significance probability of 0.001 <0.05 at significance level of 5%, which means that Ho rejected and H1 accepted; and 3) there is interaction between the use of multimedia in teaching and learning styles on learning outcome writing Indonesian language; It is derived from the value or significance probability of 0.019 <0.05 at significance level of 5%, which means that Ho rejected and H1 accepted.
SUMPAH SERAPAH SEBAGAI PERWUJUDAN PENGHINAAN DALAM WACANA MONOLOG MEME PILPRES 2019 Odien Rosidin; Asep Muhyidin
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jmbsi.v5i1.8075

Abstract

Fenomena penggunaan tindak tutur penghinaan dalam humor meme Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 merupakan fakta linguistik yang menarik dan penting diselidiki. Kajian penelitian ini terpumpun pada masalah tindak tutur penghinaan berdasarkan tinjauan ekspresi bahasa, jenis sumpah serapah, dan jenis referensi yang digunakan untuk mengungkapkan tindak tutur lokusi penghinaan. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: (1) berdasarkan unit gramatikal yang dipakai sebagai ekspresi bahasa, tindak tutur penghinaan diungkapkan dengan kata, frasa, dan klausa; (2) berdasarkan sumpah serapah yang digunakan, tindakan penghinaan yang dilakukan dikategorikan sebagai makian; dan (3) berdasarkan referensi kata-kata yang digunakan sebagai pengungkap tindak tutur lokusi penghinaan, referensi sumpah serapah terdiri atas (a) keadaan, (b) profesi, dan (c) kekerabatan.
Kohesi Gramatikal Konjungsi dalam Karya Sastra dan Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA (Conjuction Gramatical Cohesions in a Literary Work and Their Implications for Indonesian Language Learning in Senior High School) Asep Muhyidin
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.995 KB) | DOI: 10.26714/lensa.8.2.2018.161-175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis aspek kohesi gramatikal konjungsi dalan cerita pendek Titian Pelangi karya Helvy Tiana Rosa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif -deskriptif. Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa wacana cerpen berjudul Titian Pelangi karya Helvy Tiana Rosa ini memiliki tingkat kohesi yang cukup baik ditinjau dari aspek gramatikal konjungsi. Dalam wacana cerpen ini ditemukan piranti kohesi gramatikal konjungsi sebanyak 158 buah yang terdiri atas: 1) hubungan penambahan; 2) hubungan peningkatan; 3) hubungan pertentangan; 4) hubungan waktu; 5) hubungan syarat; 6)hubungan tujuan; 7) hubungan kausal atau sebab akibat; 8) hubungan pemilihan; dan 9) hubungan memperlihatkan cara. Kata Kunci: kohesi gramatika, konjungsi, analisis wacana, cerita pendekABSTRACTThe purpose of this study is to describe and analyze the aspects of conjunction grammatical cohesions in the short story of “Titian Pelangi” by Helvy Tiana Rosa. The research method is qualitative analysis technique to characterize descriptive presentation of data obtained by the research. The result showed short story “Titian Pelangi” has a fairly good degree of cohesions in terms of grammatical conjunction cohesion. In this short story discourse, the number of conjection grammatical cohesions is as many as 158 pairs of sentences. Grammatical cohesions in the aspect of conjunctions include: 1) conjunction relation additions; 2) conjunction enchancement relationship; 3) conjunction relationship contradictions ; 4) time relationship conjunction; 5) terms relationship conjunction relationship terms ; 6) conjunction relationship goals; 7) conjunction of causality; 8) conjunction of election relations ;and 9) conjunctionrelationship way.
REFERENSI ENDOFORA DALAM NOVEL LAGUNA KARYA IWOK ABQARY DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA Asep Muhyidin
LITERA Vol 17, No 3: LITERA NOVEMBER 2018
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v17i3.20078

Abstract

AbstrakKeterkaitan antarkalimat dan antarparagraf dalam sebuah tuturan merupakan syarat dalam pembentukan sebuah wacana karena dengan keterkaitan yang padu wacana menjadi utuh. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan referensi endofora dalam novel Laguna karya Iwok Abqary. Data yang diambil yaitu satuan lingual berupa kalimat yang memiliki penanda referensi endofora yang bersifat anaforis dan kataforis. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data tertulis berupa paragraf-paragraf yang terdapat pada novel. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah simak. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih. Hasil penelitian sebanyak 401 pemarkah referensi endofora anaforis dan 71 buah referensi endofora kataforis. Sebagian besar pemarkah referensi endofora berupa pronomina persona.  Hasil penelitian dapat diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Untuk  itu, guru harus mampu membuat skenario pembelajaran yang menyebabkan siswa dapat memahami penggunaan referensi endofora dalam paragraf, sehingga pada akhirnya siswa memahami isi dan amanat yang terkandung dalam novel tersebut. Kata Kunci: Referensi endofora, novel, pembelajaran bahasa IndonesiaENDOPHORA REFERENCES IN LAGUNA NOVEL BY IWOK ABQARY AND ITS IMPLICATIONS FOR LEARNING INDONESIAN LANGUAGE AT HIGH SCHOOL. AbstractThis study aims to describe the use of endophora references in Laguna novel by Iwok Abqary. The data taken is a lingual unit of sentences that has an endophora references marker that is anaphoric and cataphoric. The data were collected through written data in the form of paragraphs contained in the novel. The method used to collect data in this research is referred to reading. Data analysis in this study uses the cloze method. The result of the research is 401 references of anaphoric endophora references and 71 cataphoric endophora references. Most endophora references referrals are pronouns of persona. The results can be applied in learning Indonesian language in high school. For that, teachers should be able to create learning scenarios that cause students to understand the use of endofora references in paragraphs, so that ultimately students understand the content and the mandate contained in the novel. Keywords:  Endophora references, novel, Indonesian language intruction
LEKSIKON KULINER TRADISIONAL MASYARAKAT KABUPATEN PANDEGLANG Odien Rosidin; Erwin Salpa Riansi; Asep Muhyidin
LITERA Vol 20, No 1: LITERA MARET 2021
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v20i1.33908

Abstract

Kuliner tradisional bukan sekadar mencerminkan khazanah makanan, bahan yang digunakan, cara pengolahan, dan cita rasa olahan lokal yang unik, tetapi juga merepresentasikan entitas budaya masyarakat secara utuh. Leksikon nama kuliner tradisional menyiratkan makna budaya yang penting untuk digali dan diinterpretasikan dalam kaitannya dengan pengungkapan nilai -nilai simbolik dan budaya yang dikandungnya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kuliner tradisional masyarakat Kabupaten Pandeglang berdasarkan tinjauan bentuk leksikon, fungsinya dalam upacara atau ritual adat, dan pandangan masyarakat terhadap simbol dan makna kuliner tradisional sebagai pelengkap dalam upacara atau ritual adat. Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai metode etnografis berancangan antropolinguistik. Sumber data penelitian adalah tuturan lisan para informan sebagai narasumber. Pengumpulan data dengan teknik observasi partisipan dan wawancara. Analisis data dengan empat kegiatan, yaitu pengumpulan, reduksi, penyajian, dan verifikasi. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, ditemukan 25 leksikon nama makanan; 14 leksikon nama makanan pelengkap upacara atau ritual adat; 32 leksikon nama alat pembuatan, 35 leksikon nama bahan, dan 38 leksikon nama proses pembuatan. Kedua, kuliner tradisional dalam fungsinya sebagai pelengkap upacara atau ritual adat mencerminkan tiga dimensi nilai, yaitu individual, sosial, dan pengetahuan. Ketiga, kuliner tradisional sebagai pelengkap upacara atau ritual adat merepresentasikan simbol dan makna yang berhubungan erat dengan identitas sosial budaya masyarakat Kabupaten Pandeglang. Temuan penelitian bermanfaat untuk dokumentasi produk budaya kuliner lokal dan upaya revitalisasi dan pemertahanan budaya tradisional menghadapi moderninasi dan globalisasi.Kata kunci: leksikon, kuliner tradisional, sosial budaya, ritual adatLEXICON OF THE COMMUNITY TRADITIONAL CULINARY IN PANDEGLANG REGENCYAbstractTraditional culinary not only reflects the food treasures, ingredients used, processing methods, and unique local processed flavors, but also represents the cultural entity of the community as a whole. The lexicon of traditional culinary names implies cultural meanings that are important to explore and interpret in relation to the expression of the symbolic and cultural values they contain. This study aims to describe the traditional culinary delights of the people of Pandeglang Regency based on a review of the lexicon forms, their function in traditional ceremonies or rituals, and people's views on traditional culinary symbols and meanings as a complement to traditional ceremonies or rituals. This study was designed using a qualitative approach using ethnographic methods with anthropolinguistic design. The data source of this research was the oral speech of the informants as sources. Data collection was done by participant observation and interview techniques. Data were analyses were conducted in four activities, namely collection, reduction, presentation, and verification. The research results are as follows. First, the following are found: 25 lexicons of food names, 14 lexicons of names of complementary foods for traditional ceremonies or rituals, 32 lexicons of manufacturing tool names, 35 lexicons of material names, and 38 lexicons of manufacturing process names. Second, traditional culinary in its function as a complement to traditional ceremonies or rituals reflects three dimensions of value; namely individual, social, and knowledge. Third, traditional culinary as a complement to traditional ceremonies or rituals representing symbols and meanings are closely related to the socio-cultural identity of the people of Pandeglang Regency. The research findings are useful for documenting local culinary culture products and efforts to revitalize and maintain traditional culture in facing modernization and globalization.Keywords: lexicon, traditional culinary, social culture, traditional rituals
METODE PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DI KELAS AWAL Asep Muhyidin; Odin Rosidin; Erwin Salpariansi
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 4, No 1 (2018): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.587 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v4i1.2464

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan bahasa Indonesia di kelas I Sekolah Dasar Negeri Serang 2 Kota Serang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi berupa catatan lapangan, dan studi dokumen. Data yang telah terkumpulkan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Ada dua temuan dalam penelitian ini. Pertama adalah temuan tentang metode dalam pembelajaran membaca permulaan yaitu: 1) metode bunyi; 2) metode abjad; 3) metode suku kata; dan 4) metode kata lembaga; kedua adalah temuan tentang metode dalam pembelajaran menulis permulaan yaitu: 1) metode struktural analitik sintetik (SAS), 2) metode kupas rangkai suku kata (KRSK), dan 3) metode abjad.Kata Kunci: pembelajaran membaca dan menulis permulaan, penelitian kualitatif Abstract. The objective of the research was to gain comprehensively understanding of the early reading and writing learning processes at grade I  Public Elementary School Serang 2, Serang City at Banten Province. The methods in this research is qualitative research. The data were collected through participant observation using interview, observation, and document study. The data were analyzed based on Spradley’s. There are two findings in this study. The first is the finding of methods in learning of early reading, such as: 1) sounds methods; 2) alphabet methods, 3) syllablemethods, and 4) word institution methods. Then the second is the finding of methods in learning of early writing, such as: 1) and techniques in learning early of writing, such as: 1) Structural Analytical Synthetic (SAS) method; 2) stripping the syllables methods; and 3) alphabet methods.Keywords:  learning of early reading and writing, qualitative methods.
Representasi Kearifan Lokal Jawara dalam Novel Kelomang (The Representation of the Champion's Local Wisdom in the Kelomang Novel) Asep Muhyidin
Indonesian Language Education and Literature Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Tadris Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/ileal.v6i2.5230

Abstract

The aim of this study is to examine how the champion's local wisdom is depicted in Qizink La Aziva's novel entitled Kelomang. The method used in this study is descriptive qualitative. The data sources are represented in the novel as words that describe the champion's local wisdom. The data were analyzed using qualitative descriptive techniques in three stages: categorization, tabulation, and inference. The study's findings show that the champion's figure in the novel's characters is good at self-defence, courage, leadership, armed with machetes and agate, speaking candidly, and a culture of violence. In this novel, a black champion is depicted in the form of Sakib, who is always willing to justify any means to achieve his goal. The idea of a white champion, on the other hand, is portrayed in the character of Saija, who battles for the betterment of society. This study's findings may have implications for learning Indonesian in senior high schools. This is because there are learning components connected to character education in the 2013 Curriculum. The novel's good characters can serve as role models for students.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi kearifan lokal jawara dalam novel Kelomang karya Qizink La Aziva. Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif kualitatif. Data berupa kalimat-kalimat dalam novel yang menggambarkan kearifan lokal jawara. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif melalui beberapa tahapan, yaitu 1) kategorisasi, 2) tabulasi, dan 3) inferensi. Hasil penelitian menunjukkan representasi sosok jawara yang terdapat pada tokoh-tokoh yang ada pada novel tersebut bersifat jago bela diri,  pemberani, berjiwa pemimpin, bersenjatakan golok dan memakai batu akik, berbicara ceplas-ceplos, dan budaya kekerasan. Dalam novel ini muncul sosok jawara hitam yang tergambar pada sosok Sakib yang selalu menghalalkan segala cara demi mendapatkan tujuannya. Sebaliknya, sosok jawara putih tergambar pada sosok tokoh Saija yang berjuang demi kepentingan masyarakat. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Hal demikian disebabkan karena di dalam Kurikulum 2013 terdapat komponen-komponen pembelajaran yang berkaitan dengan penguatan pendidikan karakter. Siswa dapat meneladani karakter baik pada tokoh-tokoh yang ada pada novel tersebut.
Co-Authors Ade Anggraini Kartika Devi Agus Arifin Agus Suherman Amarullah, Ahmad Amilul Ulum, Uyung Andri Kurniawan Andriani, Lia Ardita Puspitasari Ari Gunardi Aries Denta Putra Atika Puji Lestiyani Azzahra, Maulida Sarah Busro, B. Darnita Diana Dase Erwin Juansah Desma Yuliadi Saputra Dimas Pratama Rustianto Dody S. Truna Elfa Ridhaswara Eliza Anasera Br Bangun Encep Andriana Erwin Salpa Riansi Etika Khaerunnisa Fadhilah, Indriani Nurul Farid Ibnu Wahid Guntoro, Dede Tri Hadiansyah, Firman Hidayat, Dede Hidayat, Sholeh Hilaliyah, Tatu Ida Dahlia Iin Indriyani Ikhlasul Amal Ishak, Ishak Jhon Pahamzah John Pahamzah Juniardi, Yudi Khaerunnisa, Etika LEKSONO, SUROSO M. Taufiq Rahman, M. Taufiq Maman Fathurrohman Maria, Vera Masrupi Masrupi Muhamad Afrizal Muldawati Muldawati, Muldawati Mulyanah, Euis Yanah Mumtaz, Zauhar Labib Nadofah, Nadofah Nisa, Hoirun Nurfauziah, Farah Latifah Odien Rosidin Odien Rosidin Odin Rosidin Pahamzah, Jhon Puput Puspito Rini Rahayu, Bening Mujianti Rahman, Mohammad Taufiq Ramdhani, Intan Sari Riansi, Erwin Salpa Ridhaswara, Elfa Rima, Rosmania Rinsi, Erwin Salpa Rohmahnah, Nurul Rosidin, Odien Rosnaningsih, Asih Rosyad, Rifki Rusbiansyah Perdana Kusuma Rusman Zaenal Abidin Rusman Zainal Abidin Sari, Fevi Indah Senjaya, Arip Septiani, Erika Arya Sintaningrum, Tiara Putri Siti Setiawati Sjaifuddin, Sjaifuddin Sobri Sobri Sobri, Sobri Solihat, Ilmi Subagio, Rohmad Subihah Subihah Sulaeman, Agus Sumiyani, Sumiyani Sundawati Tisnasari Supriyati . Suroso Mukli Leksono Suroso Mukti Leksono Suroso Mukti Leksono Tisnasari, Sundawati Ujang Jamaludin Ujang jamaludin, Ujang Utami, Titania Putri Vivi Intan Pangestuti Wahid, Farid Ibnu Wahyuni, Sasa Indri Warno Warno Yeni Huriani Yuliyanti, Khusnul Yuliyanti, Putri Alifia Yuyu Yuhana Yuyu Yuhana, Yuyu