Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Komunikasi

Pemasaran empatik sebagai strategi komunikasi merek di masa pandemi Covid-19 Yuliani Dewi Risanti; Renata Anisa; Puji Prihandini
Manajemen Komunikasi Vol 5, No 2 (2021): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v5i2.32745

Abstract

Pandemi Covid-19 turut mengubah bagaimana merek melakukan komunikasi dengan konsumennya. Di saat daya beli konsumen menurun, konsumen ditantang untuk mengevaluasi kembali apa yang menjadi prioritas dalam melakukan pembelian. Kondisi ini menjadikan persaingan antar merek semakin kompetitif sehingga komunikasi merek sangat penting dilakukan agar merek tetap melekat dalam ingatan konsumen. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana merek global melakukan komunikasi merek dalam aspek isi pesan dan media yang digunakan. Pemilihan merek global dalam penelitian ini berdasarkan pencarian kata kunci komunikasi merek di masa pandemi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, mengungkapkan keadaan obyek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta. Teknik analisis data dalam penelitian dilakukan secara interaktif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan merek global yang menjadi objek dalam kajian ini melakukan strategi komunikasi merek berbasis empati. Pemasaran empati atau pemasaran berbasis empati merupakan teknik pemasaran yang digunakan dengan mencoba memahami apa yang dialami, menunjukan upaya membantu serta pembentukan ikatan emosional dengan konsumen melalui penyampaian pesan yang relevan. Dalam aspek isi pesan yang diangkat oleh merek adalah dukungan terhadap upaya pencegahan penularan virus melalui tagline dan tagar di akun media sosial resmi perusahaan, penyaluran donasi serta penghargaan kepada orang yang berperan dalam membantu orang banyak melewati krisis Covid-19. Sedangkan media yang digunakan yaitu website dan akun media sosial resmi perusahaan serta akun media sosial pengikut merek-merek tersebut. Komunikasi merek dengan berbasis empati relevan dengan kondisi krisis pandemi Covid-19 dimana konsumen saat ini lebih mengutamakan kesehatan serta kesejahteraan.
Pengalaman komunikasi mahasiswi bercadar dalam menghadapi stigma masyarakat Risti, Athifa Nabila; Hadisiwi, Purwanti; Prihandini, Puji
Manajemen Komunikasi Vol 6, No 2 (2022): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v6i2.32106

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang pengalaman komunikasi mahasiswi bercadar dalam menghadapi stigma masyarakat. Menjadi bagian dari warga negara Indonesia dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam, namun ternyata tidak serta merta membuat cadar menjadi paham yang meluas tanpa adanya stigma dari masyarakat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dan memahami motif mahasiswi bercadar dalam menggunakan cadar, makna cadar bagi mahasiswi bercadar, dan untuk mengetahui bagaimana mahasiswi bercadar mengatasi stigma masyarakat. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi dengan subjek penelitian yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling sebanyak 7 orang. Uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif mahasiswi bercadar terbagi atas dua tahapan. Pertama ialah alasan menggunakan cadar karena trauma, mengikuti tren, sering mengikuti kajian, dan karena pergaulan. Kedua ialah harapan menggunakan cadar yang terbagi atas enam kategori, yaitu harapan terhadap orang tua, sahabat, jodoh, pekerjaan, lingkungan sekitar, dan akhirat. Variasi makna cadar bagi mahasiswi bercadar ialah sebagai pengingat, pembatas, pelindung, dan sebagai media untuk menundukkan pandangan laki-laki. Dalam mengatasi stigma masyarakat mahasiswi bercadar melakukan lima bentuk penyelesaian yaitu, memberikan penjelasan, membiarkan masyarakat, melepas cadar di tempat tertentu, mengganti cadar dengan masker, dan membuktikan dengan berakhlak baik.