Claim Missing Document
Check
Articles

LITERASI INFORMASI KESEHATAN: PENYULUHAN INFORMASI DALAM PENCEGAHAN HIV AIDS BAGI MASYARAKAT DI KAWASAN WISATA PANGANDARAN Fuady, Ikhsan; Arifin, Hadi Suprapto; Prasanti, Ditha
Dharmakarya Vol 6, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.425 KB)

Abstract

Pangandaran merupakan kabupaten di Jawabarat dengan PAD dominasi dari sektor pariwisata. Perkembangan pariwisata dipangandaran memiliki dampak terhadap penyebaran HIV AIDS. Pengabdian ini dilakakan bertujuan untuk meningkatkan leiterasi infomrasi kesehatan masyarakat pangandaran dalam pencegahan HIV AIDS bagi masyakat. Metode pengabdian ini dilakukan dengan penyuluhan, workshop, dan pendampingan bagi masyarakat. Sasaran pengabdian ini adalah masyarakat umum yang beresiko tinggi terakses atau terpapar HIV AIDS. Kampanye dan sosialisasi merupakan kegiatan yang cukup efektif untuk meingkatkan pengetahuan dan literasi masyakat.  Kampanye dan sosialisasi merupakan kegiatan yang perlu dilakukan secara berkesinamanbungan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan liteasi masyarakatKeywords: literasi, kesehatan, pencegahan , HIV AIDS
Pengalaman Komunikasi Penyandang Kanker Serviks dalam Pencarian Informasi Pengobatan di Jawa Barat Hadisiwi, Purwanti; Arifin, Hadi Suprapto
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 6, No 1 (2018): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 48a/E/KPT/2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.014 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v6i1.15388

Abstract

Banyak penyandang kanker serviks yang terdiagnosis awal sudah berada pada stadium lanjut. Hal ini diantaranya disebabkan oleh perbedaan aksesnya terhadap informasi kesehatan serta tingkat pemahaman yang berbeda terhadap informasi yang diterimanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman komunikasi penyandang kanker serviks di Jawa Barat, pola pencarian informasi kesehatan dan jenis informasi kesehatan yang diperlukan penyandang kanker serviks. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Melalui wawancara mendalam terhadap delapan penyandang kanker serviks yang berasal dari Bandung, Bekasi, Karawang, Indramayu, Cirebon dan Pangandaran diperoleh pemahaman bahwa, penyandang kanker serviks yang berasal dari strata sosial ekonomi rendah cenderung merasa terstigma sehingga menghambat aksesnya terhadap informasi dan berimplikasi pada kondisi stadium kanker serviks yang tinggi; mereka yang berasal dari strata sosial ekonomi rendah mendapatkan informasi kesehatan dari teman/kerabat dan dokter, sedangkan yang berasal dari strata yang lebih tinggi selain mendapatkan informasi kesehatan dari dokter, mereka juga mendapatkan informasi dari teman/komunitas dan media massa; mereka memerlukan informasi tentang penyakitnya, pengobatan dan jenis tindakan yang harus dijalani, nutrisi serta gaya hidup yang dapat memperpanjang harapan hidupnya. Diperlukan informasi tentang kanker serviks yang mudah diakses dan mudah dipahami disertai dengan pemberdayaan kader kesehatan yang dapat memberikan pendampingan kepada perempuan yang memiliki gejala awal kanker serviks.
SOSIALISASI SANITASI DIRI DAN LINGKUNGAN DI PESANTREN SALAFI MELALUI POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) DALAM MEMBENTUK SIKAP SANTRI TERHADAP SANITASI Wahyudin, Uud; Arifin, Hadi Suprapto
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.58 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v3i2.7405

Abstract

Berbagai perilaku hidup yang tidak bersih dan tidak sehat masih dapat dijumpai di pesantren-pesantren salafi/ tradisional di perdesaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa budaya hidup sehat di pondok pesantren salafi tidak memenuhi pola hidup sehat. Hal ini dapat dilihat pada indikasi kesehatan yaitu santri dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar kurang sehat karena masih banyak kekurangan seperti terlalu banyak jumlah santri yang menyebabkan kumuh dan berdesakan dan masih kurangnya ventilasi dalam kamar yang menyebabkan lembab. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sosialisasi sanitasi diri dan lingkungan melalui poskestren berkaitan dengan inovasi, waktu, saluran, dan sistem sosial memberikan pengetahuan dan mengubah perilaku santri untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar, membuat ventilasi yang cukup dalam kamar atau tempat tinggal, membudayakan pola perilaku hidup sehat dengan ditambah olahraga senam, jogging dan lainnya, mengkonsumsi air yang matang, istirahat dengan cukup dan gunakan alas tidur dengan kasur atau karpet. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di pesantren salafi di perdesaan yang dilakukan secara terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan berhubungan dengan upaya memberdayakan santri dalam bidang kesehatan diri dan lingkungannya. Kesimpulan penelitian bahwa poskestren di pesantren salafi yang terletak di kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi merupakan langkah pendekatan edukatif untuk mendampingi (memfasilitasi) santri di pesantren untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses perubahan sikap positif dalam pemecahan masalah-masalah kesehatan (sanitasi diri dan lingkungan) yang dihadapinya.
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PARTISIPATIF SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN WISATA DI KAWASAN BANDUNG UTARA OCTAVIANTI, MERIA; ARIFIN, HADI SUPRAPTO
Prosiding Magister Ilmu Komunikasi Buku B - Komunikasi Publik Dan Dinamika Masyarakat Lokal
Publisher : Prosiding Magister Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.98 KB)

Abstract

Perum Perhutani, selain berperan dalam sistem perekonomian nasional, juga berperan dalam mendukung sistem kelestarian lingkungan dan sistem sosial budaya, khususnya dalam memberdayakan masyarakat di sekitar hutan, agar mereka bisa merasakan manfaat dari keberadaan hutan. Masyarakat diajak untuk merasa memiliki hutan di sekitar tempat tinggalnya, sehingga mereka dapat terlibat dalan pengelolaan dan pengamanan hutan dari masalah penjarahan. Masyarakat pun diajak untuk turut andil dalam pengembangan wilayah hutan sebagai sebuah tempat wisata dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana upaya yang dilakukan Perum Perhutani khususnya Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara dalam memberdayakan masyarakat dalam upaya pelestarian dan pengembangan hutan wisata di wilayah Bandung Utara. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatitif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan ini bersifat multisources, sehingga peneliti berusaha mengumpulkan data dari berbagai sumber yang terkait dengan topik yang dikaji. Observasi pada sejumlah kegiatan Perum Perhutani dan masyarakat di beberapa lokasi hutan wisata di wilayah Bandung Utara, wawancara kepada ADM dan Humas Perum Perhutani KPH Bandung Utara serta masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah hutan wisata dan pengunjung yang datang ke hutan wisata di Bandung Utara menjadi dua teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang dilakukan penulis pada berbagai dokumen yang terkait dengan topik yang dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi pembangunan partisipatif menjadi dasar dalam upaya pelestarian dan pengembangan hutan wisata di Kawasan Bandung Utara. “Konsep berbagi” dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), yang dicanangkan oleh Perhutani KPH Bandung Utara mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat desa hutan dalam membangun dan mengelola hutan wisata di sekitar tepat tinggalnya. Berbagi peran, berbagi waktu, berbagi ruang, dan berbagi hasil menjadi dasar kolaborasi antara pihak Perhutani KPH Bandung Utara dengan masyarakat desa hutan dalam menyusun, merencanakan dan memutuskan pengelolaan yang tepat untuk sebuah hutan wisata dengan tetap berpendirian teguh pada upaya pelestarian lingkungan. Kata Kunci : Komunikasi Partisipatif, Komunikasi Lingkungan, Hutan Wisata, Kesadaran Lingkungan, Pelestarian Lingkungan
Komunikasi Sosial dalam Mendorong Penetapan Kebijakan Publik HIV/AIDS Arifin, Hadi Suprapto; Prasanti, Ditha; Fuady, Ikhsan
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2738.593 KB) | DOI: 10.24002/jik.v15i2.1269

Abstract

This research studies about the use of social communication process in encouraging public policy on HIV/AIDS prevention in Pangandaran, West Java, Indonesia. It is a qualitative research with action research as the method. The result indicates the existence of social communication form such as direct social communication, social communication using mass media, and functional social communication involving elements of social communication. The social communication process is seen through the coordination of local government with several related agencies and foundations who care about HIV/AIDS. This encourages Local Government of Pangandaran in determining local regulation on HIV/AIDS prevention in Pangandaran tourism area.
Personal branding Ridwan Kamil dalam program Gerakan Pungut Sampah R. Yogie Prawira. W; Asep Suryana; Hadi Suprapto Arifin
Manajemen Komunikasi Vol 6, No 2 (2022): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v6i2.31319

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat besarnya pengaruh personal branding Ridwan Kamil yang terdiri dari roles, standards dan style pada sikap siswa SMA Kota Bandung pada Gerakan Pungut Sampah. Metode penelitian yang digunakan adalah survei eksplanatori, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel penelitian dengan pengujian statistik inferensial path analysis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kota Bandung yang melakukan dan melaporkan Gerakan Pungut Sampah melalui akun twitter @GPSbdg dan @BDGcleanaction setelah dilakukannya sosialisasi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik penarikan sampel cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 102 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel personal branding Ridwan Kamil yang terdiri dari roles, standards dan style secara keseluruhan berpengaruh terhadap sikap siswa SMA Kota Bandung pada Gerakan Pungut Sampah. Hal tersebut menunjukkan bahwa personal branding yang dimiliki oleh Ridwan Kamil mampu menggerakkan dan membentuk sikap siswa SMA Bandung untuk berpartisipasi aktif dalam program Gerakan Pungut Sampah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, hendaknya Ridwan Kamil perlu menjaga dan mengevaluasi personal branding yang dimilikinya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah personal branding yang melekat pada dirinya sudah efektif dalam menunjang keberhasilan program yang dijalankan. Selain itu, penggunaan personal branding sebaiknya digunakan oleh semua individu dalam kehidupan sehari-hari secara praktis dengan tujuan pengembangan diri. Selanjutnya dimensi personal branding dalam penelitian ini hendaknya mampu dijadikan alat untuk membangun personal branding yang positif pada masing-masing individu.
Komunikasi krisis Forum Ekonomi Kreatif Kabupaten Bandung Barat menghadapi pandemi Covid-19 Antar Venus; Meria Octavianti; Kismiyati El Karimah; Hadi Suprapto Arifin
Manajemen Komunikasi Vol 5, No 1 (2020): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v5i1.29799

Abstract

Forum Ekonomi Kreatif (Fekraf) sebagai sebuah organisasi resmi yang dibentuk pemerintah Kabupaten Bandung Barat, memilliki peran yang sentral dalam menghadapi krisis yang dialami oleh hampir sebagian besar pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung Barat. Banyak pekerja di berbagai subsektor ekonomi kreatif terpaksa dirumahkan karena sudah tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan dan banyak pelaku ekonomi kreatif yang akhirnya gulung tikar karena tidak bisa menjalankan roda perekonomiannya selama pandemic berlangsung. Penelitian ini berupaya untuk mencari tahu mengenai bagaimana komunikasi krisis yang dilakukan oleh Fekraf KBB dalam menghadapi pandemic Covid-19. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara, focus group discussion, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan komunikasi krisisnya, Fekraf KBB sudah menjalankan seluruh prinsip dan tahapan dari komunikasi krisis dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi yang relevan dengan kondisi krisis yang dihadapi. Crisis preparedness, initial respons, corrective & reaction, serta evaluation merupakan tahap komunikasi krisis yang dilakukan oleh Fekraf KBB. Media komunikasi yang digunakan dalam komunikasi krisis ini terbatas pada media online dan media sosial. Hampir seluruh prinsip komunikasi krisis diaplikasikan oleh Fekraf KBB dalam menghadapi pandemik Covid-19 ini, yaitu adanya tim komunikasi, melakukan kontak dengan media, mengumpulkan fakta-fakta, tidak menutup informasi, hati-hati dalam menyampaikan informasi, satu suara, dan menggunakan banyak saluruan komunikasi.
Analisis Situasi Komunikasi dan Jaringan Komunikasi Kesehatan pada Masyarakat Cintaratu Hadi Suprapto Arifin; Ikhsan Fuady; Dwi Masrina
Indonesian Journal of Community Services Vol 3, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ijocs.3.2.183-192

Abstract

Masyarakat Cintaratu merupakan masyarakat pedesaan yang memiliki permasalahan kesehatan yang cukup kompleks. Permasalahan ini tidak lepas dari pengetahuan tentang infomasi kesehatan yang masih rendah. Dalam diseminasi informasi kesehatan yang efektif diperlukan suatu strategi yang tepat. Analisis situasi komunikasi kesehatan dan pemetaan komunikasi merupakan suatu tindakan yang tepat sebelum melakukan diseminasi infomasi kesehatan.  Metode Analisis situasi komunikasi dan pemetaan jaringan komunikasi ini menggunakan metode survey dan juga dilengkapi dengan data hasil wawancara dan FGD. Responden yang dijadikan objek pada riset dan pengabdian masyarakat ini adalah seluruh warga Desa Cintaratu. Hasil dari analisis diketahui bahwa dalam pemenuhan infomasi kesehatan, masyarakat Desa Cintaratu secara relatif masih rendah. Pemetaan media atau konsumsi media untuk pemenuhan infomasi kesehatan masih sangat rendah hanya sekitar dua persen. Penggunakan internet untuk hal-hal yang terkait kesehatan mencapai angka yang relatif lebih baik. Sementara itu pemenuhan kebutuhan infomasi lebih dominan dengan komunikasi langsung, yaitu dengan tokoh masyarakat atau sesama warga, kolega, keluarga, forum-forum pengajian, arisan, dan lain-lain. Sementara itu jaringan komunikasi kesehatan di Desa Cintaratu berbentuk interlocking personal network. Dengan tipologi jaringan ini, menunjukan ada beberapa individu yang berperan sebagai sumber infomasi kesehatan. Beberapa individu yang berperan sebagai sumber informasi tersebut antara lain: Bidan Ecih, tenaga medis di Puskesmas Selasari, Kader Oom, Kader Imas, dan Dokter Klinik Sandaan. The Cintaratu community is a rural community that has quite complex health problems. This problem can not be separated from knowledge about health information which is still low. In disseminating effective health information, an appropriate strategy is needed. Health communication situation analysis and communication mapping are appropriate actions before disseminating health information. Methods The analysis of the communication situation and the mapping of the communication network uses the survey method and is also equipped with data from interviews and FGDs. Respondents who were used as objects in this research and community service were all residents of Cintaratu Village. The results of the analysis show that in fulfilling health information, the people of Cintaratu Village are still relatively low. Media mapping or media consumption for the fulfillment of health information is still very low, only around two percent. The use of the internet for health-related matters reaches relatively better numbers. Meanwhile, the fulfillment of information needs is more dominant with direct communication, namely with community leaders or fellow citizens, colleagues, family, recitation forums, social gatherings, and others. Meanwhile, the health communication network in Cintaratu Village is in the form of an interlocking personal network. With this network typology, it shows that there are several individuals who act as sources of health information. Several individuals who act as sources of this information include: Midwife Ecih, medical personnel at the Selasari Health Center, Oom Cadre, Imas Cadre, and Sandaan Clinic Doctor.
The Knowledge related to Mental Health of the People around the Coastal Areas Taty Hernawaty; Hadi Suprapto Arifin; Efri Widianti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 23, No 3 (2020): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v23i3.1234

Abstract

Mental health is one of Indonesia’s public health development goals. The Pangandaran District Administration of West Java is an expanded district that actively carries out various development programs, including mental health programs. This study aimed to identify public knowledge about mental health in Pangandaran District using quantitative descriptive method. The research population comprised residents of the Pangandaran District, and a sample was collected via cluster multistage sampling technique. The sample was gradually determined in the order of subdistricts, villages, subvillages, community units, and neighborhood units. The total sample was composed of 113 respondents. The questionnaire was developed based on theories and concepts on public mental health and distributed to participants after validity and reliability tests were conducted. The construct validity test result was between 0.303 and 0.764, which meant that all items were valid. The Kuder-Richardson 20 formula was used to test reliability, and the reliability coefficient was 0.887. Mathematical calculations were used for data analysis; data are presented as frequency distributions. In this study, 61.10% of the respondents had “less” knowledge, 33.59% had “good” knowledge, and the remaining 5.30% had “enough” knowledge of mental health. The results suggest that the local government should provide mental health education for the residents. For educational institutions, mental health programs should be a fundamental offering in Indonesian society. Abstrak Pengetahuan tentang Kesehatan Mental Warga di Sekitar Wilayah Pesisir. Sehat secara mental merupakan bagian dari tujuan pembangunan kesehatan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Pangandaran merupakan kabupaten pemekaran yang sedang menggalakkan berbagai program pembangunan termasuk program kesehatan jiwa. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengetahuan masyarakat Kabupaten Pangandaran mengenai kesehatan jiwa. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat Kabupaten Pangandaran dan sampel diambil menggunakan tehnik cluster multistage sampling. Tahapan penetapan sampel dilakukan bertahap mulai dari kecamatan, desa, dusun, rukun warga, sampai rukun tetangga dan didapat sebanyak 113 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner dan dibagikan pada seluruh responden. Kuisioner dikembangkan dari teori dan konsep kesehatan jiwa masyarakat dan sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas konstrak didapatkan hasil berkisar antara 0,303 sampai 0,764 sehingga semua item dinyatakan valid. Uji reliabilitas menggunakan uji Kuder Richardson 20 dan diperoleh koefisien reliabilitas KR-20 sebesar 0,887. Analisa data menggunakan perhitungan matematis dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,10% responden kurang memiliki pengetahuan mengenai kesehatan jiwa, 33,59% responden memiliki pengetahuan mengenai kesehatan jiwa yang baik, dan sisanya 5,30% responden memiliki pengetahuan mengenai kesehatan jiwa yang cukup. Saran, bagi pemerintah setempat agar memberikan pendidikan kesehatan jiwa bagi masyarakat. Bagi instansi pendidikan, diharapkan menjadi data dasar dalam membuat program kesehatan jiwa di masyarakat.  Kata Kunci: Jawa Barat, kesehatan masyarakat, program kesehatan jiwa, wilayah pesisir
Memahami Persepsi dan Perilaku Pengguna Aplikasi E-Commerce Pariwisata Dikalangan Generasi Milenial Ikhsan Fuady; Hadi Suprapto Arifin; Dwi Masrina
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 2 No 3 (2020): Jurnal ALTASIA (Agustus)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v2i3.847

Abstract

Kontribusi Pendapatan Daerah dari indutri pariwisata sangat besar. Perkembangan teknologi dalam platform aplikasi industri pariwisata diharapkan mampu membangkitkan indutri pariwisata kedepan. Mahasiswa merupakan segmentasi konsumen yang potensial dalam industry pariwisata. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana persepsi dan perilaku mahasiswa terhadap aplikasi ecommerce pariwisata di Indonesia. Penelitian ini didesain sebagai penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2020 - Mei 2020. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Aktif Unpad dengan jumal sampel 61 responden. Teknik sampling dengan menggunakan convenience sampling. Hasil penelitian menunjukan Secara umum persepsi mahasiswa terhadap aplikasi ecommerce pariwisata terkategori sangat tinggi. Sebanyak 80,4 responden beranggapan bahwa aplikasi sangat membantu dan mempermudah dalam pencarian hotel, penerbangan juga pilihan wisata yang dituju. Sebanyak 85,2 persen responden memiliki persepsi aplikasi ecommerce relatif mudah dan sederhana dalam penggunaanya.Perilaku penggunaan aplikasi dalam melakukan kunjungan wisata, sebanyak 32 persen responden mengunakan lebih dari tiga setahun, 21,3 persen menggunakan 2 sampai tiga kali setahun. Untuk aplikasi yang digunakan, sebagian besar menggunakan aplikasi traveloka.