Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Karakteristik Perkecambahan Benih Lamtoro (Leucaena leucocephala) Menggunakan Berbagai Jenis Zat Pengatur Tumbuh M, Musdalipa; Nohong, Budiman; Rinduwati
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 17 No. 2 (2023)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Benih lamtoro memiliki kulit biji tebal dan keras yang mengakibatkan lambat berkecambah karena air sulit masuk dalam benih. Sifat ini termasuk dormansi benih. Cara mengatasi hal demikian yaitu diberi perlakuan pada benih untuk mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah dengan menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Beberapa jenis bahan yang dapat digunakan sebagai zat pengatur tumbuh yaitu taoge, bawang merah dan tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak taoge, ekstrak tomat dan ekstrak bawang merah sebagai ZPT alami pada perkecambahan benih lamtoro. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu perendaman benih lamtoro menggunakan air, ekstrak taoge, ekstrak bawang merah dan ekstrak tomat selama 12 jam dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk melihat perbedaan terhadap variabel yang diamati. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman benih lamtoro menggunakan ZPT berupa ekstrak taoge, ekstrak bawang merah dan ekstrak tomat meningkatkan daya kecambah, panjang hipokotil dan panjang radikula. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan perendaman benih menggunakan zat pengatur tumbuh berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya kecambah, panjang hipokotil dan panjang radikula kecambah benih lamtoro. Perlakuan menunjukkan hasil paling baik yaitu perendaman benih lamtoro menggunakan ekstrak bawang merah dengan persentase daya kecambah 52,50%, panjang hipokotil 6,55 cm dan panjang radikula 7,50 cm.
Analisis Lahan Kritis dalam Mendukung Ketersediaan Hijauan Pakan: Review Munir, Nirmala; Rinduwati
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 17 No. 2 (2023)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan kritis didefiniskan sebagai suatu kondisi lahan yang terjadi karena kemampuan lahan tidak sesuai dengan peruntukannya, yang mengakibatkan kerusakan fisik, kimia, dan biologi. Lahan yang tergolong kritis secara kimia termasuk juga tanah dengan tingkat kesuburan yang sangat rendah, akibat sangat rendahnya penyediaan unsur hara dari cadangan mineral tanah ataupun sebagai akibat pencucian unsur hara yang terjadi secara berlebihan. Lahan yang termasuk kritis secara sosial ekonomi adalah lahan-lahan terlantar yang mengakibatkan adanya salah satu atau kombinasi dari beberapa faktor sosial ekonomi sebagai kendala dalam usaha-usaha pendayagunaan lahan tersebut. Lahan kritis secara hidro-orologis merupakan lahan yang keadaannya sedemikian rupa dimana tanahnya tidak mampu lagi mempertahankan fungsinya sebagai pengatur tata air. Kondisi lahan kritis tentunya tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk menanami tanaman pakan karena telah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat memaksimalkan pertumbuhan dari tanaman pakan. Upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi adanya lahan kritis yang perlu dilakukan yaitu rehabilitasi lahan. Usaha merehabilitasi lahan harus secara aktif melibatkan semua elemen atau komponen. Keikutsertaan semua komponen dalam usaha merehabilitasi lahan kritis tidak hanya dimulai dari awal pelaksanaannya saja, seperti penanaman dengan tanaman yang dapat menjaga kelestarian lahan seperti tanaman pakan ternak, maupun rehabilitasi secara mekanik tetapi juga harus sampai dalam menjaga konservasi tersebut agar lahan tetap terjaga dengan lestari. Kondisi lahan kritis harus segera dilakukan upaya-upaya untuk menekan semakin meluasnya lahan kritis baik kritis secara fisik maupun secara kimia dengan jalan merehabilitasi maupun pencegahan-pencegahan perlakuan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya.
Respon Pertumbuhan Awal Indigofera zollingeriana Terhadap Cekaman Salinitas Nadir, Marhamah; Munadiyah; Rinduwati
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 17 No. 2 (2023)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indigofera zollingeriana merupakan salah satu hijauan pakan yang memiliki toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat toleransi salinitas dengan beberapa taraf atau konsentrasi NaCl pada fase perkecambahan dan fase pembibitan tanaman Nila (Indigofera zollingeriana). Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri lima perlakuan, 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 satuan pengamatan. Perlakuan terdiri dari, P0 (kontrol), P1 (konsentrasi NaCl sebanyak 20 mM ; P2 (Konsentrasi NaCl sebanyak 40 mM), P3 (konsentrasi NaCl sebanyak 60 mM; dan P4 (Konsentrasi NaCl sebanyak 80 mM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap terhadap persentase perkecambahan, tapi pengaruh tidak nyata terhadap panjang kotiledon, tinggi tanaman dan jumlah daun. Bibit Indigofera yang diberi cekaman NaCl memberikan efek cekaman salinitas pada pertumbuhan Indigofera zollingeriana.
Diseminasi Teknologi Budidaya Rumput Gajah Unggul Generasi Baru Ke Peternak di Sulawesi Selatan Nadir, Marhamah; Rinduwati; Ahmad Fauzan Adzima; Asmiati; Muhammad Prawira Anugrah; Fitriani; Muhammad Farid Mannan; Muhammad Irsan; Akmal Fikri
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v5i1.1243

Abstract

Inovasi pemuliaan tanaman pakan menghasilkan varietas rumput gajah unggul, seperti Biograss, Biovitas, dan Bionutris, yang belum banyak dikembangkan di Sulawesi Selatan karena keterbatasan bibit tersertifikasi. Program Pengabdian Masyarakat (PKM) Pondok Kambing Salira bertujuan mendiseminasikan bibit dan teknik budidaya organik rumput ini ke peternak di Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia, melalui bimbingan teknis, distribusi bibit, dan demonstrasi budidaya di Kabupaten Maros pada Februari–Oktober 2024. Hasilnya, Pondok Kambing Salira berhasil membudidayakan rumput unggul yang kini dimanfaatkan sebagai pakan kambing oleh peternak PDKI Maros, dengan uji kebun bibit menunjukkan ketiga jenis rumput beradaptasi baik, terutama BioVitas yang menghasilkan stek terbaik dan produktivitas lebih tinggi dan telah dimanfaatkan oleh peternak di Sulawesi-Selatan sebagai sumber pakan hijau.
Early Growth of Indigofera zollingeriana Mutant 2 Seedlings Under Various Gamma Ray Doses and Salinity Stress Nadir, Marhamah; Rinduwati; Mas’ud, Emban Ibnurusyd; Syamsia; Kadir, Muhammad; Pertiwi, Suci; Putri, Rezkita; Asmiati; Sudirman, Witri Maulani
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 35 No. 2 (2025): August 2025
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2025.035.02.6

Abstract

The utilization of saline land for Indigofera zollingeriana cultivation is an opportunity to develop livestock in coastal areas. Salinity in coastal areas influences plant growth, particularly in the initial growth stages, because high salinity levels inhibit the uptake of both water and nutrients from the roots so that the plants will dry out. The objectives of this study were to evaluate the effects of various doses of gamma irradiation and NaCl stress on the early growth of Indigofera zollingeriana Mutant-2 seeds via a complete randomized design (CRD) with a 2x5 factorial pattern with 3 replications. The factors were salinity stress and irradiation dose. The first factor was salinity stress, which consisted of 0 mM NaCl and 40 mM NaCl. Second, the irradiation doses were 0 Gy, 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy, and 200 Gy. The research results were analysed via analysis of variance (ANOVA), and significantly different treatments were evaluated via the DMRT test via the SAS Studio program. There was a significant difference in the effects of irradiation dose and NaCl stress on the germination rate, germination rate, mortality rate, radicle length, and plumula length, but the results were not significant for the seedling height, stem diameter, root length, number of cotyledons, or number of leaves. The DMRT results revealed that Indigofera treated with irradiation at a dose of 200 Gy had better germination rates, mortality rates, radicle rates, and plumula rates under both salinity stress conditions and gamma ray doses.