Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

DETERMINAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AWAAI KABUPATEN NIAS UTARA Zebua, Beatric Permatasari; Nababan, Donal; Silitonga, Evawani M
Jurnal Kesmas Prima Indonesia Vol. 8 No. 1 (2024): Edisi Januari
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jkpi.v8i1.4984

Abstract

Stunting rates among toddlers in the Health Center area remained high despite efforts such as counseling and supplementary feeding, which have not yielded significant results. This study aimed to identify the factors contributing to stunting among 2-5-year-olds at the Public Health Center through a cross-sectional design. Data were gathered using a questionnaire from 124 mothers, including 62 with stunted toddlers and 62 with normal ones. Bivariate analysis revealed correlations between stunting and several factors: knowledge (p = 0.003), exclusive breastfeeding history (p = 0.008), husband's support (p = 0.007), family income (p = 0.004), and diet (p = 0.000). The most influential factor was exclusive breastfeeding history (p=0.04 and OR=0.235). Multivariate analysis indicated that exclusive breastfeeding history (OR=0.235; 95%CI: 0.088-0.630), husband's support (OR=0.129; 95%CI: 0.043-0.390), and diet (OR=0.068; 95%CI: 0.024-0.192) were the dominant variables related to stunting. Exclusive breastfeeding was found to reduce stunting incidence by 0.23 times compared to infants who didn't receive exclusive breastfeeding. Keywords: Knowledge, Exclusive Breastfeeding History, Husband's Support, Family Income, Diet, Stunting
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRIPA MAKMUR -, Nazaruddin; Nababan, Donal; Silitonga, Evawani M
Jurnal Kesmas Prima Indonesia Vol. 8 No. 1 (2024): Edisi Januari
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jkpi.v8i1.4986

Abstract

Angka stunting pada balita di wilayah Puskesmas masih tetap tinggi meskipun upaya seperti penyuluhan dan pemberian makanan tambahan belum membuahkan hasil yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya stunting pada anak usia 2-5 tahun di Puskesmas melalui desain cross-sectional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 124 ibu, termasuk 62 ibu dengan balita stunting dan 62 ibu dengan balita normal. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara stunting dengan beberapa faktor yaitu pengetahuan (p = 0,003), riwayat pemberian ASI eksklusif (p = 0,008), dukungan suami (p = 0,007), pendapatan keluarga (p = 0,004), dan pola makan (p = 0,000). Faktor yang paling berpengaruh adalah riwayat pemberian ASI eksklusif (p=0,04 dan OR=0,235). Analisis multivariat menunjukkan riwayat pemberian ASI eksklusif (OR=0.235; 95%CI: 0.088-0.630), dukungan suami (OR=0.129; 95%CI: 0.043-0.390), dan pola makan (OR=0.068; 95%CI: 0.024- 0,192) merupakan variabel dominan yang berhubungan dengan stunting. Pemberian ASI eksklusif diketahui menurunkan kejadian stunting sebesar 0,23 kali lipat dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Kata Kunci: Pengetahuan, Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Dukungan Suami, Pendapatan Keluarga, Pola Makan, Stunting
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TB (TUBERCULOSIS PARU) MELALUI MEDIA PROMOSI KESEHATAN DI DESA LUAHA IDANO PONO KECAMATAN PULAU-PULAU BATU BARAT KABUPATEN NIAS SELATAN Silitonga, Evawani M; br Brahmana, Netti Etalia; Siagian, Mindo Tua
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 2 No. 2 (2021): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB merupakan penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV Salah satu permasalahan kesehatan yang masih ada saat ini di Indonesia yaitu Tuberkulosis (TB paru). Tuberkulosis (TB paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia saat ini berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi didunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengetahui Pengertian tentang Penyakit Tuberculosis. Pengaruh Tuberkulosis terhadap kesehatan, Faktor penyebab terjadinya penyakit Tuberkulosis, Dampak dari Penyakit Tuberculosis dan Upaya mengatasi penyakit Tuberkulosis.
EDUKASI SHAMPO ANTIKETOMBE DAN ANTIJAMUR PADA RAMBUT DARI DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) Marbun, Eva diansari; Silitonga, Evawani M; Barus, Darwita Juniwati
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 1 No. 2 (2020): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketombe adalah pengelupasan kulit mati yang berlebihan pada kepala biasa disertai dengan gatal  hal ini disebabkan oleh jamur dan untuk mengatasinya diperlukan shampo yang memliki kandungan antiketombe dan antijamur. Kegiatan Pengabdiaan kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang memanfaatkan zat antiketombe dan antijamur pada tanaman ketepeng cina yang diformulasikan dalam sediaan shampo. Pada kegiatan Pengabdiaan kepada Masyarakat ini dilakukan dengan metode yaitu pemberian edukasi tentang memanfaatkan ketepeng cina seagai shampo antiketombe dan antijamur pada rambut masyarakat dalam bentuk pemberikan informasi dan edukasi menggunakan power point.
PENYULUHAN OBAT HERBAL DAUN SAWO (Manilkara zapota L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Stapylococcus aureus Fentiana, Nina; Silitonga, Evawani M; Sitours, Darwita Juniwati
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 2 No. 2 (2021): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kosmetik saat ini sudah menjadi kebutuhan penting bagi manusia. Kosmetik tidak hanya digunakan untuk fungsi estetika, akan tetapi berperan dalam penyembuhan dan perawatan kulit. Salah satu manfaat kosmetik yaitu untuk melembabkan kulit (moisturizer), contohnya seperti krim malam, krim anti kerut, dan krim pelembab. Daun sawo mengandung beberapa senyawa kimia diantaranya adalah senyawa flavonoid sebagai antioksidan selain itu juga dapat melembabkan kulit. Tujuan sosialisasi ini untuk memberikan pemanfaatan Daun sawo sebagai pelembab kulit wajah. Hasil pelaksaan ini pada masyrakat dalam bentuk informasi dan edukasi pemanfaatan daun Daun sawo sebagai pelembab kulit wajah. Setelah melaksakan kegiatan pelatihan ini, masyarakat lebih mengetahui bahwa Daun sawo yang selama ini hanya dijadikan sebagai tanaman liar ternyata sangat bagus buat kecantikan salah satunya sebagai antibakteri .
Faktor Resiko Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis (Tb) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Susanto Sipayung, Jenni; Hidayat, Wisnu; Silitonga, Evawani M
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 9 No 2 (2023): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/higiene.v9i2.36532

Abstract

Tuberculosis is a disease caused by Mycobacterium Tuberculosis bacterium. According to WHO (2021), 9.9 million people have died due to Pulmonary Tuberculosis. One of the factors affecting Tuberculosis incidents is the environment. The research aims to find out the factors affecting the incidents of Pulmonary Tuberculosis {TB) in the working area of the Public Health Center (Puskesmas) of Perbaungan in 2022. Risk factors investigated encompass occupancy density, ventilation, temperature, humidity, lighting, as well as home floor and walls condition. This is a quantitative research that uses case-control. 96 respondents are used as samples encompassing 48 cases and 48 controls. Data are analyzed using chi-square and binary logistic regression tests. Based on bivariate test results, it is found that the occupancy density (0.014), ventilation (0. 038), humidity (0. 008), lighting (0. 002), home floor condition (0. 000) dan home wall condition (0.002) are the factors affecting the incidents of Tuberculosis (p-value <0.05) while temperature (0.540) is not the factor that can affect the incidents of Tuberculosis (p-value >0.05). It is suggested that Puskesmas frequently monitor and give counseling related to Tuberculosis and the society clean their houses regularly and keep the house clean. Keywords : Puskesmas Perbaungan, Pulmonary Tuberculosis, Risk Factors
Faktor Risiko yang Memengaruhi Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Sipayung, Jeni Susanto; Hidayat, Wisnu; Silitonga, Evawani M
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 15 No 2 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 2, Mei 2023
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v15i2.444

Abstract

Abstrak Latar belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Tahun 2021, WHO menyatakan bahwa sekitar 9,9 juta orang meninggal yang diakibatkan oleh penyakit tuberkulosis paru. Faktor yang dapat memengaruhi kejadian TB paru diantaranya yaitu faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang memengaruhi kejadian penyakit TB paru di wilayah kerja Puskesmas Perbaungan tahun 2022. Faktor risiko yang diteliti berupa kepadatan hunian, ventilasi, suhu, kelembapan, pencahayaan, lantai rumah dan dinding rumah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain case-control. Jumlah sampel sebanyak 96 responden yang terdiri dari 48 kasus dan 48 kontrol. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan juga regresi binari logistik. Hasil: Hasil analisis bivariat didapatkan kepadatan hunian (0,014), ventilasi (0,038), kelembapan (0,008), pencahayaan (0,002), lantai rumah (0,000), dan dinding rumah (0,002) merupakan faktor yang dapat memengaruhi kejadian TB paru. Sedangkan suhu (0,540) bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi kejadian TB paru.. Kesimpulan: Diharapkan kepada pihak puskesmas untuk lebih sering memantau dan meningkatkan survei serta memberikan penyuluhan terkait TB paru dan juga diharapkan kepada masyakarat agar lebih membenahi rumah secara berkala dan menjaga kebersihan rumah. Risk Faktors Affecting the Incident of Pulmonary Tuberculosis (TB) in the Working Area of Perbaungan Public Health Center Abstract Background: Tuberculosis was a disease caused by Mycobacterium Tuberculosis. According to WHO (2021), 9.9 million people have died due to pulmonary tuberculosis (TB). One of the factors affecting TB incidents was the environment. The research aims to find out the factors affecting the incidents of pulmonary TB in the working area of the Public Health Center of Perbaungan in 2022. Methods: Risk factors investigated encompass occupancy density, ventilation, temperature, humidity, lighting, as well as home floor and walls condition. This is a quantitative research that uses case-control. The sample was consisted of 96 respondents included 48 cases and 48 controls. Data was analyzed using Chi-Square and binary logistic regression tests. Result: Based on bivariate test results, this study was found that the occupancy density (0.014), ventilation (0.038), humidity (0. 008), lighting (0.002), home floor condition (0.000) dan home wall condition (0.002) was the factors affecting the incidents of TB. While, temperature (0.540) is not the factor that can affect the incidents of TB. Conclusion: It is suggested that puskesmas frequently monitor and give counseling related to TB and the society clean their houses regularly and keep the house clean
PENYULUHAN TEH CELUP DAUN GAMBIR DENGAN DISEDUH MENGGUNAKAN AIR HANGAT MENGANDUNG CEMARAN BAKTERI Manurung, Kesaktian; Silitonga, Evawani M; Daely, Ruth Christiani N
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 1 No. 1 (2020): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teh herbal merupakan teh yang berasal dari hasil pengolahan bunga, biji, daun, kulit dan akar dari tanaman yang dapat dikonsumsi dalam bentuk tunggal maupun campuran dan saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena bahan bakunya lebih mudah didapat dan khasiatnya lebih beragam. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan menjadi teh herbal adalah daun gambir tetapi jika dibiarkan terlalu lama terendam didalam air hangat akan menyebabkan cemaran bakteri. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini untuk memberikan penyuluhan tentang teh celup daun gambir dengan diseduh menggunakan air hangat mengandung cemran bakteri. Kesimpulan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah penyuluhan teh celup daun gambir telah terlaksana sesuai pelaksaan dan rencana, mendapatkan sambutan yang baik. Setelah melaksanakan pelatihan ini, para peserta lebih memahami bahwa teh celup daun gambir dapat mengandung cemaran bakteri.
Faktor Risiko ISPA pada Balita (Studi Kasus Kontrol pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Simpang Tiga Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah, 2022) Reja, M; Nababan, Donal; Silitonga, Evawani M; Manurung, Kesaktian; S, Mido Ester
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2347

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang terdapat pada saluran pernafasan bagian atas yang mencakup hidung, sinus serta tenggorokan dan saluran pernafasan bagian bawah yang mencakup bronkus dan paru-paru yang dapat di sebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Kasus penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak di Puskesmas Simpang Tiga. Pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan pencegahan penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menular salah satunya adalah Infeksi saluran pernafasan Akut, dalam hal ini balita sangat rentan terkena penyakit infeksi saluran pernafasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko infeksi saluran pernafasan akut pada balita di Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan kasus kontrol (case control) dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen yaitu untuk mengetahui faktor risiko ISPA pada balita. Sampel dalam penelitian ini sebayak 149 orang tua yang mempuyai balita yang diambil dari seluruh populasi (total sampling), analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian ada pengaruh antara kepadatan hunian kamar dengan kejadian ISPA diperoleh nilai (p=0,003 OR=3,021 95% CI=1,430-6,382). Ada pengaruh antara jenis lantai rumah dengan kejadian ISPA diperoleh nilai (p=0,000 OR=8,000 95% CI=3,490-18,339). Ada pengaruh antara kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA diperoleh nilai (p=0,000 OR=0,246 95% CI=0,114-0,528). Ada pengaruh antara status imunisasi dengan kejadian ISPA diperoleh nilai (p=0,000 OR=6,245 95% CI=2,783-14,010). Hasil analisis multivariat menunjukkan yang paling dominan berpengaruh signifikan adalah Jenis Lantai Rumah dengan Exp B sebesar 8,209 (95% CI=3,001-22,455) maka dapat disimpulkan bahwa Jenis Lantai Rumah adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian ISPA Pada Balita. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada pengaruh bermakna antara kepadatan hunian, jenis lantai rumah, kebiasaan merokok dan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita. Di sarankan bagi Puskesmas UPTD Simpang Tiga untuk melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kepadatan hunian kamar, jenis lantai rumah, kebiasaan merokok dan status imunisasi. Kata Kunci: Kejadian Ispa, Kepadatan Hunian, Jenis Lantai Rumah, Kebiasaan Merokok, Status Imunisasi. Acute Respiratory Infection (ARI) is an acute infection in the upper respiratory tract which includes the nose, sinuses and throat and lower respiratory tract which includes the bronchi and lungs which can be caused by bacteria, viruses, and mold. Cases of ARI is the most common disease in the Simpang Tiga Health Center. The development of the health sector aimed at improving the degree of public health by preventing communicable and non-communicable diseases. One of the infectious diseases is acute respiratory infection, Toddlers are very susceptible to acute respiratory infections. The purpose of this study was to determine risk factors for acute respiratory infection on toddler in the UPTD Simpang Tiga Public Health Center in 2022. This study uses a quantitative research methods using a case control design with indepth interviews, observation, and document review techniques namely to determine the risk factors for ARI in toddler. The sample in this study as many as 149 parents who have toddlers taken from the entire population (total sampling), data analysis using the chi-square test. The results of the study there is an influence between the density of room occupancy with the incidence of ARI, the value of (p=0,003 OR=3,021 95% CI=1,430-6,382) was obtained. There is an influence between the type of house floor with the incidence of ARI, the value of (p=0,000 OR=8,000 95% CI=3,490-18,339) was obtained. There is an influence between smoking habits and the incidence of ARI, the value of (p=0,000 OR=0,246 95% CI=0,114-0,528) was obtained. There is an influence between immunization status and the incidence of ARI, the value of (p=0,000 OR=6,245 95% CI=2,783-14,010) was obtained. The result of the multivariate analysis shows that the most dominant factor which has the significant influence is the type of house floor with Exp B i.e. 8,209 (95% CI=3,001-22,455), then it can be concluded that the type of house floor is the most dominant variable affecting the incidence of ARI in Toddlers. The conclusion of this study is that there is a significant effect between occupancy density, type of house floor, smoking habits and immunization status with the incidence of ARI in toddlers. It is suggested that Puskesmas UPTD Simpang Tiga conduct socialization to the society concerning the density of room occupancy, type of house floor, smoking habits and immunization status.  Keywords: incidence of ispa, occupancy density, type of house floor, smoking habits, immunization status.
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRIPA MAKMUR -, Nazaruddin; Nababan, Donal; Silitonga, Evawani M
Jurnal Kesmas Prima Indonesia Vol. 8 No. 1 (2024): Edisi Januari
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jkpi.v8i1.4986

Abstract

Angka stunting pada balita di wilayah Puskesmas masih tetap tinggi meskipun upaya seperti penyuluhan dan pemberian makanan tambahan belum membuahkan hasil yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya stunting pada anak usia 2-5 tahun di Puskesmas melalui desain cross-sectional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 124 ibu, termasuk 62 ibu dengan balita stunting dan 62 ibu dengan balita normal. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara stunting dengan beberapa faktor yaitu pengetahuan (p = 0,003), riwayat pemberian ASI eksklusif (p = 0,008), dukungan suami (p = 0,007), pendapatan keluarga (p = 0,004), dan pola makan (p = 0,000). Faktor yang paling berpengaruh adalah riwayat pemberian ASI eksklusif (p=0,04 dan OR=0,235). Analisis multivariat menunjukkan riwayat pemberian ASI eksklusif (OR=0.235; 95%CI: 0.088-0.630), dukungan suami (OR=0.129; 95%CI: 0.043-0.390), dan pola makan (OR=0.068; 95%CI: 0.024- 0,192) merupakan variabel dominan yang berhubungan dengan stunting. Pemberian ASI eksklusif diketahui menurunkan kejadian stunting sebesar 0,23 kali lipat dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Kata Kunci: Pengetahuan, Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Dukungan Suami, Pendapatan Keluarga, Pola Makan, Stunting