Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Comparison Of Naso Faring And Oro Pharynx Swab Samples On Positivity Rate For Covid – 19 With The Reverse Transcription Method Pcr (Rt–Pcr) In The Lab. Rsud Pcr. City Padang Sidempuan Sihombing, Yanna Rotua; Romauli Anna Teresia Marbun; Lenni Rismayanti; Ratih Anggraeni; Octavian Ashido Nababan; Kristian Cahayani Zebua
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v6i2.2021

Abstract

Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) could be a coronavirus that causes COVID-19 infection. SARS-CoV-2 is classified as an RNA infection that can cause gentle to severe respiratory diseases. Viral contaminations proceed to extend quickly, so it is critical to prevent the spread of the infection through nasopharyngeal and/or oropharyngeal swabs within the community. The point of this consider was to decide the exactness of nasopharyngeal or pharyngeal spread testing and the inspiration rate in RSUD patients. Padang Sidempuan City This think about was performed by collecting 20 nasopharyngeal swabs and 20 pharyngeal swabs from RSUD patients. City of Padang Sidempuan Infection testing was performed within the research facility by turn around transcriptase polymerase chain response (RT-PCR). Information were analyzed employing a chi-square test with p < 0.05. Judging from the nasopharynx and oropharynx positive rate comes about, the nasopharynx positive rate esteem is higher than the nasopharynx positive rate esteem, indeed in case it is the same persistent. The conclusion of this ponder is that the discovery of SARS-CoV-2 by nasopharyngeal swab will be more precise.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS “X” KOTA SOLO Octavian Ashido Nababan; Isma Oktadiana; Fendy Prasetyawan; Yuneka Saristiana; Faisal Akhmal Muslikh; Ratna Mildawati
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 2 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Februari
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i2.185

Abstract

Hipertensi atau dikenal dengan “Silent Killer” yang merupakan pengukuran tekanan darah yang melebihi normal (140/90mmHg). Obat hipertensi dapat memberikan efek pada saat penggunaannya yang dapat menunjukkan sejauh mana obat yang telah diberikan mencapai terapi yang diharapkan secara praktik klinis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan obat antihipertensi, efektivitas penggunaan dan perbandingan efektivitas obat antihipertensi tiap kelompok pada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian secara deskriptif retrospektif, artinya didasarkan pada informasi yang diperoleh dari rekam medis pasien dengan melihat kejadian di masa lalu. Pada rekam medis dimasukkan data pasien hipertensi rawat jalan Puskesmas "X" Kota Solo pada bulan September 2023. Berdasarkan temuan penelitian, 40,30% pasien adalah laki-laki dan 59,70% pasien adalah perempuan. Terdapat 46 orang yang berusia lebih dari 60 tahun dan 21 pasien berusia antara 20 dan 60 tahun. Penggunaan antihipertensi sebagai obat tunggal digambarkan sebesar 35,82%, dan sebagai kombinasi, sebesar 64,18%. Studi tersebut mengklasifikasikan kemanjuran obat menjadi dua kategori: obat tunggal dan obat kombinasi. Dua kelompok telah dibandingkan mengenai kemanjuran antihipertensi individu. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan obat pada beberapa golongan obat seperti CCB 41,67%. Golongan obat kombinasi CCB+ARB 46,51%. Karena obat antihipertensi mencapai target terapeutik tekanan darah sistolik sekitar 7-13 mmHg dan tekanan darah diastolic sekitar 4-8 mmHg. Perbandingan efektivitas antihipertensi Tunggal golongan ACEI Captopril (5.028/6.677). Golongan ARB Valsartan (16.666/5.715).
Gambaran Penggunaan Obat Tunggal Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Rawat Jalan Puskesmas Octavian Ashido Nababan; Fendy Prasetyawan; Yuneka Saristiana; Faisal Akhmal Muslihk; Ratna Mildawati; Isma Oktadiana
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 1 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi yang seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas dan dapat menjadi faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kardiovaskular yang serius. Pengelolaan yang efektif dari hipertensi penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang berpotensi fatal. Salah satu pendekatan utama dalam pengobatan hipertensi adalah penggunaan obat antihipertensi, baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi, tergantung pada kebutuhan setiap pasien. Di fasilitas kesehatan tingkat primer seperti Puskesmas, manajemen hipertensi sering dilakukan melalui pemberian obat tunggal sebagai terapi awal. Namun, penting untuk memahami pola penggunaan obat tunggal antihipertensi pada pasien hipertensi di rawat jalan Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana obat tunggal antihipertensi digunakan pada pasien hipertensi di Puskesmas. Metode penelitian ini adalah studi deskriptif yang mendalam dengan pendekatan retrospektif. Data pasien hipertensi dikumpulkan dari rekam medis pasien selama bulan September 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi cenderung menggunakan kombinasi terapi daripada obat tunggal, dengan presentase penggunaan obat tunggal sebesar 35,82% dan penggunaan obat kombinasi sebesar 64,18%. Temuan ini menegaskan pentingnya strategi terapi kombinasi dalam manajemen hipertensi, yang didukung oleh efek aditif dan sinergis dari kombinasi obat serta kemampuan untuk mengurangi risiko efek samping. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan pedoman pengobatan yang lebih efektif dan individualized bagi pasien hipertensi di tingkat fasilitas rawat jalan