Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Moderinisasi Kehidupan Spiritual (Studi Literatur terhadap Agama Digital di Ruang Digital) Ningrum, Ayu Jelita; Kholis, Moh. Anas
Jurnal Partisipatoris Vol. 5 No. 2 (2023): September
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jp.v5i2.35150

Abstract

Agama digital merupakan wajah kehidupan spiritualitas manusia yang terintegrasi dalam ruang digital. Zaluchu (2024) menjelaskan bahwa agama digital merupakan produk budaya modern yang karakteristiknya yaitu teknologi digital. Agama digital menurut Campbell dkk (2013) adalah bentuk kehadiran agama yang diekspresikan secara online oleh komunitas-komunitas spiritual dan memuat ritual baru yang menyatukan antara teknologi dan kehidupan spiritual itu sendiri. Artikel ini disusun dengan menggunakan metode studi literatur yang mengadaptasi garis besar dari model pencarian literatur menurut Ridley (2012) yang terdiri dari tahap eksplorasi perpustakaan digital; menentukan kata kunci untuk menemukan jurnal maupun artikel ilmiah dengan tema yang sesuai; dan menggunakan teknik snowball untuk memperluas cakupan eksplorasi literatur. Adapun hasil studi menunjukan bahwa agama digital bukan aliran agama baru, melainkan sebuah praktik spiritualitas yang memanfaatkan ruang digital sebagai medium untuk mereka mengaktualisasikan ritual, nilai, dan memperluas jaringan komunitas melalui internet. Dengan meminjam pemikiran Durkheim, temuan kedua menjelaskan tentang peran ruang digital sebagai arena kehidupan spiritualitas yang baru.
Pengembangan Model Pembelajaran Controversial Public Issues untuk Meningkatkan Kemampuan Critical Democracy Mahasiswa Ningrum, Ayu Jelita; Wiyono, Suko; Sukriono, Didik
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um019v9i1p%p

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengembangkan serta menguji kelayakan dan keefektifan model pembelajaran controversial public issues untuk meningkatkan kemampuan critical democracy mahasiswa. Metode yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan model analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Produk yang dihasilkan dalam kajian pengembangan ini yaitu berupa model pembelajaran controversial public issues yang layak dan efektif untuk meningkatkan kemampuan critical democracy mahasiswa. Uji kelayakan produk didasarkan pada hasil validasi ahli model pembelajaran sebesar 97 persen, validasi ahli materi sebesar 83 persen, dan validasi ahli perangkat pembelajaran sebesar 95 persen. Uji keefektifan produk didasarkan pada hasil pretest dan post test serta hasil observasi untuk mengamati perkembangan kemampuan critical democracy mahasiswa. Hasil uji Normalized Gain diperoleh rata-rata nilai sebesar 0,5769 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran controversial public issues efektif untuk meningkatkan kemampuan critical democracy mahasiswa.
Vigilantisme Digital dalam Aksi Boikot Produk Israel di Media Sosial Ningrum, Ayu Jelita; Aminulloh, Akhirul
Jurnal Komunikasi Nusantara Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : Unitri Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jkn.v6i1.487

Abstract

Digital vigilantism is vigilante activity on social media. The act of watching each other and hate speech that occurs in the digital space that is left unchecked can become a manifestation of conflict in the public sphere. This article aims to discuss the social construction of pro and contra groups in digital social movements. This article is the result of a literature review or literature review that explains the phenomenon of digital vigilntism as a social conflict that occurs on social media. The method used is library research, with data obtained from books, mass media articles, research journals, and social media documentation. The results of this literature study show that digital vigilantism is a social conflict that occurs in digital space. Digital vigilantism is a vigilante action carried out between netizens, in the form of netizen journalism, online provocation (online trolling), naming and shaming. The lack of awareness to respect other people's choices or decisions can be evaluated and improved to build clear digital norms. Digital norms can be a boundary and foundation for social media users, especially Indonesians, to become more polite and critical users. Abstrak Vigilantisme digital merupakan kegiatan main hakim sendiri di media sosial. Aksi saling mengawasi dan ujaran kebencian yang terjadi di ruang digital yang dibiarkan saja dapat menjadi manifestasi terjadinya konflik di ruang publik. Artikel ini bertujuan untuk membahas konstruksi sosial terhadap kelompok pro dan kontra dalam gerakan sosial digital. Artikel ini merupakan hasil dari kajian literatur atau kajian pustaka yang menjelaskan fenomena vigilntisme digital sebagai konflik sosial yang terjadi di media sosial. Metode yang digunakan adalah studi pustaka (library research) yang datanya diperoleh dari buku, artikel media massa, jurnal-jurnal penelitian, dan dokumentasi media sosial. Hasil studi pustaka ini menunjukkan bahwa vigilantisme digital merupakan konflik sosial yang terjadi dalam ruang digital. Vigilantisme digital merupakan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan antar warganet, yang berupa aksi jurnalisme warganet/netizen (netizen journalism), aksi provokasi online (online trolling), memberi penamaan dan mempermalukan (naming and shaming). Rendahnya kesadaran untuk menghormati pilihan atau keputusan orang lain dapat menjadi evaluasi dan perbaikan untuk membangun norma digital yang jelas. Norma-norma digital dapat menjadi batasan dan landasan untuk pengguna media sosial, khususnya yang merupakan masyarakat Indonesia, agar dapat menjadi pengguna yang lebih sopan dan kritis.
Vigilantisme Digital dalam Aksi Boikot Produk Israel di Media Sosial Ningrum, Ayu Jelita; Aminulloh, Akhirul
Jurnal Komunikasi Nusantara Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : Unitri Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jkn.v6i1.487

Abstract

Digital vigilantism is vigilante activity on social media. The act of watching each other and hate speech that occurs in the digital space that is left unchecked can become a manifestation of conflict in the public sphere. This article aims to discuss the social construction of pro and contra groups in digital social movements. This article is the result of a literature review or literature review that explains the phenomenon of digital vigilntism as a social conflict that occurs on social media. The method used is library research, with data obtained from books, mass media articles, research journals, and social media documentation. The results of this literature study show that digital vigilantism is a social conflict that occurs in digital space. Digital vigilantism is a vigilante action carried out between netizens, in the form of netizen journalism, online provocation (online trolling), naming and shaming. The lack of awareness to respect other people's choices or decisions can be evaluated and improved to build clear digital norms. Digital norms can be a boundary and foundation for social media users, especially Indonesians, to become more polite and critical users. Abstrak Vigilantisme digital merupakan kegiatan main hakim sendiri di media sosial. Aksi saling mengawasi dan ujaran kebencian yang terjadi di ruang digital yang dibiarkan saja dapat menjadi manifestasi terjadinya konflik di ruang publik. Artikel ini bertujuan untuk membahas konstruksi sosial terhadap kelompok pro dan kontra dalam gerakan sosial digital. Artikel ini merupakan hasil dari kajian literatur atau kajian pustaka yang menjelaskan fenomena vigilntisme digital sebagai konflik sosial yang terjadi di media sosial. Metode yang digunakan adalah studi pustaka (library research) yang datanya diperoleh dari buku, artikel media massa, jurnal-jurnal penelitian, dan dokumentasi media sosial. Hasil studi pustaka ini menunjukkan bahwa vigilantisme digital merupakan konflik sosial yang terjadi dalam ruang digital. Vigilantisme digital merupakan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan antar warganet, yang berupa aksi jurnalisme warganet/netizen (netizen journalism), aksi provokasi online (online trolling), memberi penamaan dan mempermalukan (naming and shaming). Rendahnya kesadaran untuk menghormati pilihan atau keputusan orang lain dapat menjadi evaluasi dan perbaikan untuk membangun norma digital yang jelas. Norma-norma digital dapat menjadi batasan dan landasan untuk pengguna media sosial, khususnya yang merupakan masyarakat Indonesia, agar dapat menjadi pengguna yang lebih sopan dan kritis.