Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBENTUKAN DAN PENGAWASAN PRODUK HUKUM DAERAH Sukriono, Didik
JURNAL KONSTITUSI Vol 4, No 2 (2011): November
Publisher : JURNAL KONSTITUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Area autonomy is often translated by local government of identical at the increasing of native earnings of region (PAD) as much as possible. By law (Perda) represent looked into instrument " legal" to collect fund of society. Only its problems thousands of perda which have been published by local government since 1999 (autonomous era of region) generally represent perda "having problem", and low subvention of him awareness of local government report perda which have been released to central government. Effort overcome perda having problem, MPR at annual conference of MPR RI on 2001, recommending to appellate court to test material (judicial review) to all perda which oppose against law and regulation of super ordinate. In the 2006, DPR submit "memorandum" refusing and asking for president repeal various perda of sub-province / municipality regarding "anti immoral". UU no.32 on 2004 (section 145) expressed by perda, which oppose against public interest and / or law and regulation of super ordinate can be canceled by government pass regulation of president. Thereby controlling to Perda has problem, Indonesia embrace examination model "executive review" and " judicial review ". This matter can be seen from rule of alteration of the constitution (UUD) 1945 section 24 A sentence (1), specifying authoritative appellate court judge at level of cassation, testing law and regulation under code to law, and have other authority which given by code and section 11 sentence (2) letter of b UU no.4 on 2004 about judicial power and section 31 UU no.5 on 2004 about appellate court and of UU no.32 on 2004 about local government. 
MEMBANGUN BADAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL DENGAN MEMBUDAYAKAN KESADARAN BERKONSTITUSI Sukriono, Didik
JURNAL KONSTITUSI Vol 4, No 2 (2011): November
Publisher : JURNAL KONSTITUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Substitution for several times of national and local leader, which should to became historical momentum to well held of social arrangement, economic arrangement, and better new political arrangement. But exactly on the contrary that is tending the increasing of " KKN, destabilizes, symptom of separatism and terror " later on very is having an in with of governmental performance obsolesce and "gnaw" top kick regime legitimacy which is selected democratically. Governmental performance obsolesce in context service of public, look at pattern management of less responsive service, less informative, less accessible, less coordination, tend to bureaucratically, do not want to hear sigh, suggestion and criticism, and inefficient. While from human resource (SDM), look the lack of professionalism, competence, ethics and empathy. Therefore grow to develop conscious culture have constitution to represent undoubtedly. Its meaning if society have comprehended elementary norms in constitution and applying it in life of nation and state, hence can be ascertained to know and can maintain constitutional rights of him which is guaranteed in UUD 1945. Besides, society can participate fully to execution of UUD 1945 either through execution of his or its rights and obligations as citizen, participating in management of governance and state, and also earn also control to management of state and the way governance. The condition by itself will prevent the happening of deviation and or mistaken of constitution
Penguatan Budaya Hukum Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik Sebagai Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia Sukriono, Didik
PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) Vol 1, No 2 (2014): PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law)
Publisher : Faculty of Law, Padjadjaran University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1306.806 KB)

Abstract

AbstrakPenyelenggaraan pelayanan publik yang berasaskan: kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, profesionalitas, partisipasi, persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan, ternyata masih “cantik” di atas kertas tetapi “buruk” di tataran aplikasi. Upaya mewujudkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik cenderung memprioritaskan pembenahan substansi hukum dan struktur hukum, tetapi kurang memperhatikan aspek budaya hukumnya. Padahal budaya hukum merupakan “bensinnya motor keadilan” yang akan menentukan bagaimana seharusnya hukum itu berlaku dalam masyarakat. Artinya, nonsens pelayanan publik dapat ditegakan tanpa didukung oleh kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman para subjek hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu, penguatan budaya hukum dalam upaya perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam pelayanan publik merupakan keniscayaan. Dengan demikian, penegakan hak-hak dasar setiap warga negara atas pemerintahan, perilaku administrasi dan kualitas pelayanan, sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat sendiri dalam memahami dan melaksanakan peraturan hukum pelayanan publik.Kata Kunci: penguatan budaya hukum, pelayanan publik, penegakan HAM, budaya hukum, hak asasi manusia. Strengthening Legal Culture as for the Operation of Public Services Enforcement Efforts Human Rights in IndonesiaAbstractLaw of public services in the form of public interest, rule of law, equal rights, the balance of rights and obligations, professional, participatory, equal treatment or non-discrimination, transparency, accountability, and treatment facilities for vulnerable groups, timeliness, speedy, eaily and affordability, are still "pretty" on paper but "bad" in the implementation level. Efforts to achieve the quality of public services tends to prioritize the improvement of legal substance and structure of the law, but pay less attention to the cultural aspects of the law. Though legal culture is "gasoline motors justice" that will determine how the law should prevail in society, it is a nonsense that public services can be established without awareness, knowledge and understanding of the subject of law in society. Therefore, the strengthening of the legal culture in the protection and fulfillment of Human Rights (HAM) in public service is a necessity. Thus the enforcement of the fundamental rights of every citizen of the government, administrative behavior and quality of service, are determined by the people in understanding and implementing public service regulations.Keywords: Strengthening legal culture, public service, human rights enforcement, legal culture, human rights.DOI: https://doi.org/10.22304/pjih.v1n2.a2
Family Background Influence and Participation in Extracurricular Activities on Students' Attitudes of Nationalism Ardiyansyah, Hidayat; Supriyono, Supriyono; Sukriono, Didik
Jurnal Pendidikan Humaniora Vol 8, No 4: DECEMBER 2020
Publisher : Pascasarjana UM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This study aims to determine the differences in attitudes of nationalism in terms of various types of extracurricular activities and the relationship between the intensity of extracurricular participation with students' attitudes of nationalism. This research was a comparative and correlational quantitative research The data collection technique used a questionnaire. The data analysis technique used normality test, difference test, regression test and correlation test. There is a significant difference in the attitude of nationalism in terms of various extracurricular activities due to the Sig. 0.014 or <0.05. The intensity data of participation in extracurricular activities has a value smaller than the respective r table, it is concluded that there is no relationship between the intensity of participation in extracurricular activities with the attitude of nationalism.Keywords: family background, extracurricular activities, student participation, attitude, nationalismAbstrak: Penelitian ini bertuan untuk mengetahui perbedaan sikap nasionalisme ditinjau dari berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler dan hubungan antara intensitas keikutsertaan ekstrakurikuler dengan sikap nasionalisme siswa. Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif komparatif dan korelasional. Dengan sampel sebanyak 355 siswa di 7 SMA Negeri Kota Malang. Data diambil menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji beda, uji regresi dan uji korelasi. Terdapat perbedaan secara signifikan sikap nasionalisme ditinjau dari berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler dikarenakan nilai Sig. Sebesar 0,014 atau <0,05. Data intensitas keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler mempunyai nilai lebih kecil dari r tabel masing-masing, disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara intensitas keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan sikap nasionalisme.Kata kunci: latar belakang keluarga, aktifitas ekstrakurikular, partisipasi siswa, sikap, nasionalisme
MEDIASI PENYELESAIAN KONFLIK INTERNAL ORGANISASI DALAM KELOMPOK BUDAYA MACAPATAN “MENGESTI RAOS TUNGGAL” DESA JUGO KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN BLITAR Suparlan Al Hakim; Sri Untari; Didik Sukriono; Yusuf Suharto
Jurnal KARINOV Vol 2, No 2 (2019): Mei
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.683 KB) | DOI: 10.17977/um045v2i2p134-138

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi wawasan masyarakat desa Jugo tentang struktur masyarakat Indonesia yang pluralis-multikultural dan cara memanajemen konflik sosial dengan basis praktik nembang macapat. Melalui materi tembang macapat yang mengandung pesan tentang kerukunan, ketidakcemburuan sosial, tidak deskriminatif, dan empati yang dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila, kelompok budaya macapatan (secara tidak langsung) anggota kelompok macapatan mampu melakukan manajemen konflik internal organisasi. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah diskusi. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Juli hingga Agustus 2018 dan diikuti oleh anggota kelompok budaya macapatan “Mangesti Raos Tunggal”. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta macapatan mampu mempraktikkan kegiatan macapatan secara tidak langsung sebagai ajang mediasi penyelesaian konflik yang muncul selama ini dalam organisasi mereka. Komponen peran dalam tampilan macapatan sebagaimana diciptakan bersama dapat dilaksanakan dengan baik. Mulai dari peran pengarah, dhalang tembang, pamaca tembang, pamedhar tembang, pamireng tembang sekaligus sebagai peran dialog tampak berjalan dengan baik
Penguatan Budaya Hukum Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik Sebagai Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia Didik Sukriono
PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) Vol 1, No 2 (2014): PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1306.806 KB)

Abstract

AbstrakPenyelenggaraan pelayanan publik yang berasaskan: kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, profesionalitas, partisipasi, persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan, ternyata masih “cantik” di atas kertas tetapi “buruk” di tataran aplikasi. Upaya mewujudkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik cenderung memprioritaskan pembenahan substansi hukum dan struktur hukum, tetapi kurang memperhatikan aspek budaya hukumnya. Padahal budaya hukum merupakan “bensinnya motor keadilan” yang akan menentukan bagaimana seharusnya hukum itu berlaku dalam masyarakat. Artinya, nonsens pelayanan publik dapat ditegakan tanpa didukung oleh kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman para subjek hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu, penguatan budaya hukum dalam upaya perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam pelayanan publik merupakan keniscayaan. Dengan demikian, penegakan hak-hak dasar setiap warga negara atas pemerintahan, perilaku administrasi dan kualitas pelayanan, sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat sendiri dalam memahami dan melaksanakan peraturan hukum pelayanan publik.Kata Kunci: penguatan budaya hukum, pelayanan publik, penegakan HAM, budaya hukum, hak asasi manusia. Strengthening Legal Culture as for the Operation of Public Services Enforcement Efforts Human Rights in IndonesiaAbstractLaw of public services in the form of public interest, rule of law, equal rights, the balance of rights and obligations, professional, participatory, equal treatment or non-discrimination, transparency, accountability, and treatment facilities for vulnerable groups, timeliness, speedy, eaily and affordability, are still "pretty" on paper but "bad" in the implementation level. Efforts to achieve the quality of public services tends to prioritize the improvement of legal substance and structure of the law, but pay less attention to the cultural aspects of the law. Though legal culture is "gasoline motors justice" that will determine how the law should prevail in society, it is a nonsense that public services can be established without awareness, knowledge and understanding of the subject of law in society. Therefore, the strengthening of the legal culture in the protection and fulfillment of Human Rights (HAM) in public service is a necessity. Thus the enforcement of the fundamental rights of every citizen of the government, administrative behavior and quality of service, are determined by the people in understanding and implementing public service regulations.Keywords: Strengthening legal culture, public service, human rights enforcement, legal culture, human rights.DOI: https://doi.org/10.22304/pjih.v1n2.a2
Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Berpendekatan Life Based Learning M. Alifudin Ikhsan; Nuruddin Hady; Didik Sukriono
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 3: MARET 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v4i3.12108

Abstract

Abstract: This research was made to meet the needs of PPKn teaching books in Vocational High Schools using a life-based learning approach. This PPKn book innovation is packaged interactively by using augmented reality and quick reality code (QR-code) technology which are increasingly in demand as educational media in developed and modern countries. This study uses the ADDIE model. The results of the validity test by 9 validators obtained a percentage of material validation of 96.89%, media validation of 92.37% and validation of field learning 97.21%. These three results indicate that the developed textbook is very valid and can be implemented. The effectiveness test was obtained from the results of paired t-tests measured that this textbook was able to improve abilities significantly.Abstrak: Penelitian ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan buku ajar PPKn di Sekolah Menengah Kejuruan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kehidupan. Inovasi buku PPKn ini dikemas secara interaktif dengan menggunakan teknologi augmented reality dan quick reality code (QR-code) yang semakin diminati sebagai media edukasi di negara maju dan modern. Penelitian ini menggunakan model ADDIE. Hasil uji validitas oleh sembilan validator diperoleh persentase validasi materi 96,89%, validasi media 92,37% dan validasi pembelajaran lapangan 97,21%. Ketiga hasil tersebut menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan sangat valid dan dapat diimplementasikan. Uji efektivitas diperoleh dari hasil uji-t berpasangan yang menunjukkan bahwa buku ajar ini mampu meningkatkan kemampuan secara signifikan.
DESAIN PENGELOLAAN KEUANGAN PARTAI POLITIK BERBASIS DEMOKRASI MENUJU KEMANDIRIAN PARTAI POLITIK Didik Sukriono
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.029 KB)

Abstract

This article discussed fundamental issues about the financial management of political parties and provided a solution to the problem through a design for the financial management of democratic political parties. The method used a conceptual approach. The results showed that the negative impacts that occur when financial management was bad would affect its contribution to the people. What’s more when political parties have limitations in terms of structural and financial. Structural limitations were characterized by weak networks of work and organizations and oligarchic leadership. While financial limitations were characterized by political party financial dependence on donors so that political parties tend to rank the interests of contributors and forget the interests of the community. Large donors occupy strategic positions in the management of political parties or even become determinants of political party policies. For this reason, a political party financial management was needed in a democratic way and the independence of political parties becomes a necessity to realize the role and function of political parties.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um019v3i12018p037
MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBENTUKAN DISIPLIN SISWA DI MA TERPADU AL ANWAR DURENAN TRENGGALEK Muhammad Irwawan Siswantoro; Didik Sukriono
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/a

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: model kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam pembentukan disiplin siswa di MA Terpadu Al Anwar Durenan Trenggalek. Pendekatan dan jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model Miles Huberman yaitu analisis pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: model kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam pembentukan disiplin siswa di MA Terpadu Al-Anwar Durenan Trenggalek yaitu melalui kegiatan keseharian siswa dengan adanya muhafadhoh yaitu kegiatan yang berkaitan dengan ilmu nahwu sorof dan memahami isi kitab sekitar 1000 baris kegiatan ini nantinya diharapkan ketika para siswa lulus mampu memahami arti dari hadis dan juga kitab supaya tidak ngawur dalam megartikannya.
B.J. Habibie’s Political Thought in Democratization in Indonesia Ahmad Depri Kurniawan; Didik Sukriono; Rosyid Al Atok
Journal of Politics and Policy Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Journal of Politics and Policy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe BJ. Habibie’s political thought in democratization in Indonesia. This study uses a qualitative approach with library research type. Data collecttion tehnique used in this study is a research tehnique using the domumentation method. Data analysis using content analysis. The result of study show that BJ. Habibie’s political thought began to appear when he became the president of Rebublic Indonesia, where these thought were embodied in his policies. Several policies of the presiden BJ.  Habibie during his reign included: (1) economic reform; (2) restoration of political legitimacy; (3) the fisrt amendment to the 1945 constitution; (4) democratization of the press and human right enforcement; and (5) the East-Timor referendum.  The role of BJ. Habibie in democratization in Indonesia can be seen from hos leadership style which changes the authoritarian leadership style of presiden Soeharto to be more democratic such as the release of political prisoners, freedom of the press, freedom to express opinions in public and many more.