Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisa Mycobacterium Tuberculosis Pada Penderita Diabetes Melitus Di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Purba, Sanna Kamisna Royani; Manihuruk , Fani Nuryana
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko paling penting dalam terjadinya perburukan TB. Sejak permulaan abad ke 20, para klinisi telah mengamati adanya hubungan antara DM dengan TB, meskipun masih sulit untuk ditentukan apakah DM yang mendahului TB atau TB yang menimbulkan manifestasi klinis DM. Istilah DM menggambarkan suatu kelainan metabolik dengan berbagai etiologi yang ditandai oleh hiperglikemia kronis dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, sebagai akibat defek pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Penyakit Tuberculosis (TB) Paru merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit ini melalui perantaraan dahak atau droplet penderita yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis yang positif masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Tujuan : Untuk mengetahui analisa terjadinya Mycobacterium Tuberculosis (TB) paru pada penderita diabetes melitus di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan metode deskriptif dengan rancangan bangun penelitian cross sectional, yang digunakan untuk mengetahui Pravelensi Terjadinya Tuberculosis (TB) Paru pada Penderita Diabetes Melitus di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai. Hasil Penelitian: Berdasarkan pemeriksaan terhadap 36 sampel, diketahui sebanyak 16 orang (44,4%) penderita diabetes melitus menderita tuberculosis (TB). Sedangkan sisanya sebanyak 20 orang (55,6%) diketahui negatif TB. Hal ini menunjukkan persentasi yang tidak besar karena tidak melebihi angka 50%. Dari 36 sampel yang diperiksa 16 orang diantaranya merupakan perempuan (44,4%) dan 20 lainnya adalah laki – laki(55,6%).
Gambaran Hasil Pemeriksaan HIV Pada Penderita Tuberculosis Paru Di Rumah Sakit Khusus Paru Medan Purba, Sanna Kamisna Royani; Ginting, Radina Yuni Mahesa
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi Human Immunodeviciency Virus (HIV) telah menjadi faktor predisposisi terpenting dalam berkembangnya Tuberculosis (TB) sejak awal Tahun 1980an dimana sepertiga penderita yang terinfeksi HIV di dunia memiliki koinfeksi dengan TB Paru. Tb pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat memiliki gambaran klinis tidak khas sehingga menyebabkan kesulitan diagnosis, dan menjadi infeksi oportunistik terbanyak dan menyebabkan kematian penderita HIV. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan secara retrospektif dengan melihat rekam medik pasien dari bulan januari – juni tahun 2022. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan: Sebanyak 6 orang (2,75%) positif hiv menderita tuberculosis, Sebanyak 212 orang (97,25%) negative hiv menderita tuberculosis, Dari 6 orang yang positif HIV diantaranya 3 perempuan, dan 3 laki-laki.
Formulation Cream of Ethanol Patikan Kebo Weeds (Euphorbia hirta L.) Extract As An In Vitro Anti-Acne Barus, Lydia Br; Purba, Sanna Kamisna Royani; Br. Gultom, Sesilia Sri Susandri; Simanjuntak, Helen Anjelina; Purba, Hermawan; Singarimbun, Nurbaiti Br.; Zega, Defacto Firmawati
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 11, No 2: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus June 2025
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v11i2.6698

Abstract

Background: Acne is a skin inflammation that is prevalent in 80-100% of the population, particularly during adolescence.  The Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) weed plant is employed in a cream formulation to treat acne. Therefore, this study aims to determine the formula of the Patikan Kebo (E. hirta L.) weed cream preparation that is as effective as an in vitro anti-acne. Methodology: the research method was carried out experimentally with the stages of sample preparation, phytochemical screening, extraction, formulation, evaluation, and antibacterial activity test that caused acne using the well diffusion method. Findings: The results showed the Patikan Kebo (E. hirta L.) weed has secondary metabolites consisting of alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and steroids/triterpenoids. The evaluation of the cream preparation of each formula has met cosmetic standards. The diameter of the F4 inhibition zone has antibacterial activity against acne-causing Propionibacterium acnes (12.03 ± 0.81 mm), Staphylococcus epidermidis (11.48 ± 1.10 mm), S. aureus (12.07 ± 0.06 mm), and the F5 inhibition zone P. acnes (13.53 ± 0.15 mm), S. epidermidis (12.54 ± 0.75 mm), and S. aureus (13.03 ± 0.61 mm). Formulas F4 and F5 are more effective as anti-acne with a strong inhibition zone diameter. Contribution: These findings indicate that formulas F4 and F5 can be further developed as alternative natural active ingredients in cosmetic or pharmaceutical products for acne therapy, thus contributing to the development of safer, more economical, and more sustainable local herbal medicine
GAMBARAN SKRINING TUBERKULOSIS PARU DENGAN ALAT TES CEPAT MOLEKULER DAN FOTO RONSEN PADA PENDERITA SUSPEK TUBERKULOSIS PARU DI UPTD RS KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA UTARA Purba, Sanna Kamisna Royani; Ginting, Radina Yuni Mahesa
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.48287

Abstract

Tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Seseorang dapat terkena penyakit ini dengan menghirup udara yang tercemar bakteri tersebut. TCM adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat mendeteksi DNA bakteri MTB menggunakan teknologi molekuler, dan biasanya digunakan dalam pemeriksaan TB paru-paru. Alat TCM dapat ditemukan pada sistem seperti GeneXpert, yang telah terbukti sangat baik dan akurat dalam memberikan hasil pemeriksaan TB paru. Foto rontgen adalah gambar yang diambil dengan alat rontgen yang menunjukkan bagaimana dan apa yang terjadi di paru-paru. Tanda- tanda TB paru dapat diidentifikasi dengan menggunakan foto rontgen. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif menggunakan pendekatan cross- sectional. Dipilihnya desain ini untuk memberikan gambaran tentang hasil skrining tuberkulosis paru menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) dan foto rontgen pada penderita tuberkulosis paru yang dicurigai memiliki tuberkulosis paru. 40 reponden di UPTD RS Khusus Paru Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa foto rontgen memiliki tingkat deteksi yang lebih tinggi (55%) dibandingkan TCM (30%), dengan ketidakselarasan antara hasil TCM dan foto rontgen pada beberapa kasus. Kelompok usia 21-30 tahun, 31-40 tahun, dan 41-50 tahun menunjukkan deteksi lebih dominan melalui foto rontgen. Selain itu, kombinasi kedua metode diagnostik ini terbukti memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi paru-paru pasien, menegaskan pentingnya penggunaan keduanya secara bersamaan untuk diagnosis yang lebih akurat. Kesimpulannya, pendekatan kombinasi TCM dan foto rontgen merupakan strategi yang lebih efektif dalam skrining dan diagnosis TB Paru, mendukung penanganan medis yang lebih tepat dan efektif.
Gambaran pemeriksaan tubex dan widal pada pasien suspek tifoid di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2023 Ginting, Radina Yuni Mahesa; Purba, Sanna Kamisna Royani
Journal of Pharmaceutical and Sciences Suppl. 1, No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i5-si.380

Abstract

Typhoid fever is a disease that attacks the human digestive tract, and it is very closely related to environmental sanitation factors. This disease occurs in Asian countries, namely Indonesia. This disease can spread through contaminated food and drink caused by Salmonella enterica serovar typhi (S.Typhi) and is an infectious disease. Typhoid fever is an infectious disease caused by Salmonella typhi bacteria; it occurs through food and drink, which causes disease spread by food and drink; the germs will continue to grow and spread into the intestinal tract; symptoms include prolonged high fever, fatigue, headaches, nausea, and pain. Stomach, and constipation or diarrhoea. Some patients will experience changes to have a rash; severe cases can cause serious complications or even death. Typhoid fever can be seen through the blood. The design used in this research was quantitative descriptive with a cross-sectional approach. To determine Salmonella typhi bacteria in samples of typhoid fever patients at RSUP.H. Adam Malik. Of the 69 respondents who underwent the Tubex examination, 34 (49.3%) and Widal 35 (50.7%).
PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PADA MASYARAKAT DESA UJUNG LABUHAN NAMORAMBE Purba, Sanna Kamisna Royani; Gultom, Atri Gustiana; Ginting, Radina Yuni Mahesa; Manihuruk, Fani Nuryana; Napitupulu, Liber
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.39433

Abstract

Penyakit degenerative merupakan penyakit yang dapat merusak sel-sel tubuh sifatnya menahun berlangsung seumur hidup. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya, salah satu penyakit degenerative yang paling banyak diderita para lansia ada diabetes mellitus. Tujuan dari pengabdian masyakat di Desa Ujung Labuhan Namorambe adalah upaya preventif dan pencegahan terjadinya dampak terparah dari penyakit diabetes mellitus dan penyebarannya keseluruh tubuh. Pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari dua kegiatan penyuluhan tentang kesehatan penyuluhan tentang penyakit degenerative dan pemeriksaan kadar gula darah pada masyarakat Desa Ujung Labuhan Namorambe. Hasil kegiatan yang didapatkan tekanan darah sistolik < 130mmHg mayoritas berjumlah 50% (50 orang) dan tekanan darah diastolic < 90 mmHg mayoritas berjumlah 67% (22 orang), memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) berjumlah 15 orang dengan > 60 kg/m 2 (obesitas). Dalam pemeriksaan kadar gula darah sewaktu <140 mg/dl sebanyak 8 orang (26%), 141-200 mg/dl sebanyak 7 orang (24%) dan > 200 mg/dl 15 orang (50%). Pentingnya melakukan cek kesehatan secara berkala difaskes-faskes yang telah disediakan oleh pemerintah.
PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL PADA MASYARAKAT DESA UJUNG LABUHAN NAMORAMBE Gultom, Atri Gustiana; Purba, Sanna Kamisna Royani; Ginting, Radina Yuni Mahesa; Manihuruk4, Fani Nuryana; Napitupulu, Liber
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.43186

Abstract

Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak atau zat lipid. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita selain zat gizi lainnya, seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sember energy yang memberikan kalori paling tinggi. Tujuan dari pengabdian masyakat di Desa Ujung Labuhan Namorambe adalah upaya preventif dan pencegahan terjadinya penyakit kolesterol dan penyebarannya keseluruh tubuh. Pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari dua kegiatan penyuluhan tentang kesehatan penyuluhan tentang penyakit degenerative dan pemeriksaan kadar kolesterol pada masyarakat Desa Ujung Labuhan Namorambe. Hasil kegiatan yang didapatkan tekanan darah sistolik < 130mmHg mayoritas berjumlah 50% (50 orang) dan tekanan darah diastolic < 90 mmHg mayoritas berjumlah 67% (22 orang), memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) berjumlah 15 orang dengan > 60 kg/m 2 (obesitas). Dalam pemeriksaan kadar kolesterol <200 mg/dl sebanyak 8 orang (26%), 200-239 mg/dl sebanyak 7 orang (24%), >240 mg/dl sebanyak 15  (50%). Pentingnya melakukan cek kesehatan secara berkala difaskes-faskes yang telah disediakan oleh pemerintah.
GAMBARAN NILAI LAJU ENDAP DARAH TEGAK LURUS DAN MIRING DENGAN ALAT WESTERGREN PADA INFEKSI TB PARU DENGAN BTA POSITIF DI UPTD RUMAH SAKIT KHUSUS PARU TANJUNG SARI Purba, Sanna Kamisna Royani; Ginting, Radina Yuni Mahesa
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 1 (2025): Volume 8 No. 1 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i1.41138

Abstract

Tuberkulosis paru adalah infeksi yang bertahan lama pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Jumlah kasus tuberkulosis paru meningkat dari 233 (65,45%) pada tahun 2011 menjadi 245 (72,5%) pada tahun 2012, dan kemudian turun sedikit menjadi 236 (67,5%) pada tahun 2013. Westergren adalah metode yang dianjurkan oleh International Committee for Standardization in Hematology (ICSH) karena hasil LED yang diperoleh dalam kondisi normal memiliki nilai yang berbeda dibandingkan dengan metode Wintrobe. Perbedaannya dalam hasil LED tidak terlalu signifikan, tetapi metode Westergren tetap dianggap lebih akurat dan konsisten. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik bertujuan untuk menjelaskan pemeriksaan LED pada tuberkulosis paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LED pada posisi tegak lurus berkisar antara 17 mm/jam hingga 33 mm/jam, dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi dan konsisten dari LED maka disimpulkan didapatkan 100 % LED nya tinggi semua. Distribusi cahaya pada posisi tegak lurus lebih merata dan intensitasnya lebih stabil karena gaya gravitasi bekerja searah dengan arah pengendapan eritrosit, sehingga keakuratan pengukurannya lebih terjamin. Sebaliknya, nilai LED pada posisi miring menunjukkan variasi yang lebih besar, dengan kisaran antara 6 mm/jam hingga 20 mm/jam. Kemiringan 45 derajat mengubah pola distribusi cahaya, menyebabkan fluktuasi intensitas di berbagai titik pengukuran dan menghasilkan data yang kurang konsisten serta memerlukan penyesuaian lebih lanjut untuk akurasi.