Linda Widiastuti
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Makan Anak Masa Pandemi Covid 19 Di Wilayah Puskesmas Tanjungpinang Wati, Liza; Yusnaini Siagian; Linda Widiastuti; Umu Fadhilah; Soni Hendra Sitindaon; Utari Yunie Atrie
Jurnal Riset Media Keperawatan Vol. 6 No. 2 (2023): DESEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jrmk.v6i2.448

Abstract

Masa pandemi membuat anak cenderung kurang menyantap makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan memilih makanan yang disenangi saja. Menjaga imunitas anak yang sedaaktif sementara pembatasan sosial membuat orang tua mendapat kendala dalam memenuhi nutrisi anak. Kegiatan dirumah baik WFH (work from home) maupun SFH (school from home) sama-sama memicu stres dan lelah bagi orangtua dan anak-anaknya. Jika hal tersebut tidak dikelola dengan baik, stres berpotensi menurunkan nafsu makan anak. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal sekaligus membangun sistem imun tubuh yang kuat, imun tubuh menjadi penting kala pandemi. Tujuan Penelitian untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Makan Anak di Puskesmas Tanjungpinang. Desain metode penelitian ini adalah studi korelasi. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak di wilayah Puskesnas Tanjungpinang sebanyak 405 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia balita dan sekolah sebanyak 61 dengan teknik sampling yang diambil dengan accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang dilakukan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian didapatkan pada usia dan jenis kelamin (p value = 0,00), indeks massa tubuh (IMT) adalah 0,048 (p value = 0,71), pengetahuan adalah 0,762 (p value = 0,00), sikap adalah 0,337 (p value = 0,00), aktivitas fisik adalah 0,322 (p value = 0,01), psikologis adalah 0,762 (p value = 0,00), dan pola pemberian makan adalah 0,293 (p value = 0,02). Berdasarkan hasil penelitian terdapat korelasi antara usia, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, aktivitas fisik, psikologis dan pola pemberian makan dengan perilaku makan anak.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KAMPUNG BUGIS Liza Wati; Utari Yunie Atrie; Wasis Pujiati; Linda Widiastuti; Yusnaini Siagian; Indaryani
Jurnal Riset Media Keperawatan Vol. 7 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jrmk.v7i2.463

Abstract

Balita merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap gangguan kesehatan dan juga gizi. Masalah gizi yang muncul merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Proporsi status gizi buruk dan gizi kurang pada balita di Indonesia menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 adalah 17,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada balita di wilayah pesisir kelurahan kampung bugis. Desain penelitian ini adalah penelitian analitik observasional de ngan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita diwilayah pesisir kelurahan Kampung Bugis sebanyak 453 balita, dengan pengambilan sampel 68 responden, teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Analisis data menggunakan Uji Korelasi spearman rho. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas balita berumur (12-36 bulan) yaitu sebanyak (50,0%), mayoritas balita berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak (57,4%), mayoritas balita diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebanyak (64,7%), mayoritas balita tidak memiliki riwayat BBLR yaitu sebanyak (83,8%), mayoritas balita tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu sebanyak (86,8%), mayoritas balita memiliki keluarga dengan pendapatan rendah yaitu sebanyak (60,3%), mayoritas balita memiliki ibu yang berpendidikan terakhir SMA/SMK yaitu sebanyak (45,6%) dan mayoritas balita memiliki status gizi yang baik yaitu sebanyak (76,5%). Hasil uji statistik spearman rho didapatkan korelasi antara pemberian ASI eksklusif p value 0,009, riwayat BBLR (0,035), Tingkat pendidikan (0,003) , dan pendapatan keluarga (0,001) dengan status gizi balita di Wilayah Pesisir Kelurahan Kampung Bugis, dengan nilai koefisien korelasi dalam rentang 0,26 - 0,50 artinya korelasi cukup kuat.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEKOMPRESI PADA PENYELAM TRADISIONAL DI KAMPUNG BUGIS KEPULAUAN RIAU Yusnaini Siagian; Linda Widiastuti; Utari Yunie Atrie; Liza Wati
Menara Medika Vol 7, No 1 (2024): VOL 7 NO 1 SEPTEMBER 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v7i1.5861

Abstract

Pendahuluan : Penyakit dekompresi di Indonesia banyak dialami nelayan penyelam terutama penyelam tradisional dalam mencari nafkah. Penyelaman tidak dibekali pengetahuan melainkan dilakukan hanya berdasarkan pengalaman yang turun temurun dari keluarganya. Peralatan selam yang digunakan nelayan tradisional hanya seadanya yang sangat jauh dari standar penyelaman yang benar. Penyakit dekompresi pada penyelam tradisional dapat di sebabkan karena beberapa faktor antara lain kedalaman menyelam, durasi menyelam, laju pendakian, masa kerja penyelam, frekuensi penyelam dan penggunaan kompresor sebagai alat bantu napas saat menyelam. Tujuan : Untuk menganalisis faktor risiko kejadian dekompresi pada nelayan penyelam tradisional. Metode : Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan populasi seluruh nelayan penyelam tradisional di Kampung Bugis. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi dan wawancara. Hasil : (1) Ada risiko kedalaman menyelam, frekuensi menyelam, lama menyelam, cara naik ke permukaan dan waktu istirahat terhadap kejadian penyakit dekompresi pada nelayan penyelam tradisional. (2) Tidak ada risiko masa kerja terhadap kejadian penyakit dekompresi pada nelayan penyelam tradisional. Diskusi : Puskesmas memberikan edukasi penyelaman yang benar dan aman pada nelayan penyelam tradisional dengan melibatkan tenaga ahli dalam melakukan penyelaman. Nelayan penyelam tradisional rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke pelayanan kesehatan terdekat untuk memastikan kondisi fisik yang sehat sebelum melakukan penyelaman sehingga dapat meminimalkan terjadinya penyakit akibat penyelaman seperti dekompresi.