Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Predictor of Major Adverse Cardiac Event (MACE) in Acute Coronary Syndrome (ACS) patients: A Scoping Review Dewi, Ratna; Anita Sukarno; Utari Yunie Atrie; Budi Mulyana
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 5 No. 4 (2022): International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35654/ijnhs.v5i4.634

Abstract

Introduction: Acute Coronary Syndrome (ACS) is a contributor to morbidity and mortality rates every year. The cause of death in ACS is a complication known as a MACE. However, it has not been known what can trigger the occurrence of MACE after post-ACS treatment. Objective: This study aimed to review and assess conditions that could predict the occurrence of MACE after treatment of ACS patients. Method: We conducted literature on articles between 2016-2021 with four databases: PubMed, Science Direct, CINAHL, and the search engine, namely Google Scholar. The design used is a scoping review. Five independent reviewers analyzed the inclusion and exclusion criteria. The researchers drew data from each article: author, year, region, purpose, design, related factors, and results. Furthermore, the researchers used PRISMA to compile the manuscript. There were 30 articles included in the analysis. One thousand articles were obtained through a basic data search based on the PRISMA flowchart, and after finding the manual, 30 studies were identified. Researchers selected relevant articles, namely predictors associated with MACE after treatment of ACS patients. Result: The results found that the predictors associated with MACE in ACS were comorbidities, adherence to hemodynamics medication, clinical parameters, the severity of atherosclerosis, increased cardiac disease assessment scores, and psychosocial disorder.
Pemeriksaan Kesehatan dan Pemberian Pendidikan Kesehatan tentang Penyakit Akibat Penyelaman pada Kelompok Nelayan di Wilayah Kawal Kecamatan Gunung Kijang Kepulauan Riau Yusnaini Siagian; Liza Wati; Linda Widiastuti; Utari Yunie Atrie; Soni Hendra Sitindaon; Nofia Dwi Sartika; Nur Adila
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 1 (2023): JAMSI - Januari 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.569

Abstract

Nelayan dalam melakukan kegiatan melaut seringkali menghadapi marabahaya dan resiko tinggi yang mengancam keselamatan. Risiko kesehatan selalu mengikuti setiap gerak nelayan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya terutama nelayan penyelam tradisional. Nelayan tradisional rentan mengalami masalah kesehatan seperti keluhan nyeri dada, sesak napas, nyeri kepala, nyeri telinga hingga mengalami ketulian. Hal ini disebabkan karena menyelam dalam waktu yang lama dengan peralatan yang tidak sesuai standar. Jika hal tersebut terus dilakukan maka akan berdampak pada masalah kesehatan yang lebih serius bahkan kematian. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah banyak penyelam belum mengetahui cara menyelam yang benar dan aman seperti nelayan menyelam dengan tahan napas saja dan ada yang hanya menggunakan alat bantu selam kompresor udara. Tujuan kegiatan ini adalah melaksanakan Program Kampung Nelayan Sehat di Kelurahan Kawal. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan, pemberian pendidikan kesehatan terkait resiko masalah kesehatan nelayan penyelam tradisional dan teknik pemanasan sebelum menyelam. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan nelayan penyelam tradisional terkait risiko masalah kesehatan nelayan penyelam tradisional. Selain itu nelayan juga mampu melakukan gerakan pemanasan sebelum menyelam. Nelayan antusias mengikuti program ini karena dapat membuka wawasan dan menimbulkan kesadaran bagi nelayan terkait risiko masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat pekerjaannya.
Pendidikan Kesehatan dan Pelatihan Dasar Keselamatan Penyelaman Masyarakat Pesisir sebagai Upaya Pencegahan Barotrauma Telinga Utari Yunie Atrie; Linda Widiastuti; Liza Wati; Yusnaini Siagian; Soni Hendra Sitindaon
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i1.1540

Abstract

Mayoritas para nelayan yang ada di wilayah pesisir Indonesia merupakan jenis penyelam tradisional, yaitu nelayan yang melakukan penyelaman secara turun-temurun tanpa berbekal ilmu pengetahuan kesehatan dan keselamatan penyelaman yang memadai (safety diving). Berbagai resiko penyakit penyelaman dapat dialami oleh nelayan penyelam tradisional, salah satunya barotrauma telinga. Barotrauma merupakan salah satu kegawatdaruratan penyelaman yang sering diabaikan oleh nelayan tradisional. Tujuan dari PKM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat pesisir khususnya nelayan tradisional di Desa Malang Rapat mengenai keselamatan penyelaman. Metode pendidikan kesehatan dilakukan secara ceramah, diskusi dan pelatihan prosedur penyelaman yang tepat. Kegiatan PKM dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2022 dengan target responden adalah nelayan penyelam tradisional yang berjumlah 74 orang di Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Hasil PKM menunjukkan bahwa rata-rata nilai pre-test responden adalah 42,78 (SD 12.083), sedangkan rata-rata nilai post-test responden setelah mendapatkan pendidikan kesehatan dan pelatihan dasar keselamatan penyelaman adalah 83,22 (SD 13.407). Berdasarkan uji paired t test menunjukan bahwa p-value adalah 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan partisipan setelah mengikuti pendidikan kesehatan dan pelatihan dasar keselamatan penyelaman masyarakat pesisir di Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan. Pendidikan kesehatan dan pelatihan terkait keselamatan terbukti efektif dalam meningkatkan aspek kognitif dan keterampilan nelayan penyelam tradisional. Melalui upaya ini diharapkan dapat memberikan upaya preventif terhadap masalah-masalah kesehatan yang dapat dialami oleh penyelam, merubah perilaku dan meningkatkan keterampilan para penyelam dalam melakukan penyelaman yang aman dan sehat sehingga terhindar dari berbagai masalah kesehatan akibat penyelaman.
Edukasi Keamanan Penyelaman dan Deteksi Dini Kesehatan Nelayan Pesisir Kawal Pantai Linda Widiastuti; Wiwiek Liestyaningrum; Utari Yunie Atrie; Liza Wati; Yusnaini Siagian
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i1.1543

Abstract

Provinsi Kepri yang memiliki laut seluas 24.121.530,0 ha (95,79%). Sebagian besar mata pencaharian masyarakat kepulauan riau yang ada di pesisir adalah nelayan tradisional. Aktifitas yang dilakukan yaitu menyelam. Kegiatan menyelam yang dilakukan penyelam tradisional untuk mencari ikan maupun biota laut dengan memanah maupun menyelam dengan mengunakan alat kompresor seringkali tidak memperhatikan aspek keselamatan, sehingga risiko cedera penyelaman meningkat. Nelayan penyelam tradisional kebanyakan belum mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang teknik penyelaman secara formal. Cedera penyelaman dapat ringan sampai dengan kematian, sehingga edukasi tentang pencegahan dan pengenalan gangguan penyakit yang dapat terjadi akibat penyelaman perlu dilakukan. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam dua kegiatan yang bersamaan: edukasi mengenai keamanan penyelaman dan deteksi dini kesehatan dengan cara pengobatan gratis. Hasil didapatkan 40 orang nelayan 77,5% dengan latar belakang pendidikan SD, 87,5% masa kerja nelayan tradisional 5-10 tahun, 70% lama menyelam didalam laut ≥ 5 jam, sebanyak 5 penyelam tradisional dengan keluhan dekompresi gejala yang dirasakan kebas pada kaki bagian bawah dan penurunan pendengaran serta nyeri kepala. Hasil pemeriksaan kesehatan didapatkan nelayan tradisional mengalami hipertensi 27 orang (67,5%), diabetes melitus 6 orang (15%) memiliki kadar glukosa darah hiperglikemia, rematik 7 orang (17,5%) asam urat tinggi. Mayoritas peserta memiliki faktor risiko penyakit dekompresi akibat penyelaman tradisional dan penyakit tidak menular (PTM).
Pencegahan Katarak dengan Penyuluhan Kesehatan dan Deteksi Dini Kejadian Katarak pada Nelayan Pesisir Daerah Kawal Pantai Bintan Kepulauan Riau Liza Wati; Utari Yunie Atrie; Linda Widiastuti; Yusnaini Siagian; Soni Hendra Sitindaon; Meily Nirnasari; Ummu Fadilah
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 4 (2023): JAMSI - Juli 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.761

Abstract

Katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Secara global, dari 1,1 miliar orang dengan gangguan penglihatan, sekitar 100 juta orang menyandang katarak (17 juta di antaranya sampai alami kebutaan). Sementara di Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyebut bahwa pada 2017 terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan (termasuk 1,6 juta kasus kebutaan). Dari angka kebutaan tersebut, sekitar 1,3 juta atau 81,2 persen diakibatkan oleh katarak. Katarak merupakan penyebab terbanyak kebutaan. Masalah katarak merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat pesisir pantai. Katarak dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, genetik, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok, trauma, obat-obatan, paparan sinar UV, dan mengkonsumsi alcohol. Pengabdian masyarakat dilakukan di daerah kawal pantai, jumlah 40 nelayan dengan penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan faktor resiko katarak. Hasil pengabdian masyarakat ini telah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang resiko terjadinya katarak pada nelayan masyarakat pesisir Bintan. Saat pendidikan kesehatan dilakukan, peserta yang mengikuti kegiatan ikut aktif dalam kegiatan Pendidikan kesehatan dan pengobatan, kegiatan ini juga sangat didukung oleh pihak puskesmas, lurah ataupun RW RT setempat. Pendidikan kesehatan diharapkan dapat, mempengaruhi perilaku masyarakat yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara individu, kelompok maupun masyarakat, dan inline dengan program puskesmas yang berhubungan dengan penyakit tropis dan degenerative.
Studi Komparasi Efektifitas Oralit dan Air Kelapa Hijau Terhadap Frekuensi Diare pada Anak Usia Sekolah Lizawati; Utari Yunie Atrie
Jurnal Keperawatan Vol 5 No 1 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Banyak kematian diare disebabkan oleh dehidrasi, dehidrasi dapat diobati dengan metode sederhana oral yaitu dengan garam rehidrasi oral (oral rehydration salt) atau oralit dan air kelapa hijau sebagai obat herbal yang keduanya sama-sama memiliki fungsi sebagai pengganti cairan dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan efektifitas pemberian oralit dengan air kelapa hijau terhadap frekuensi diare pada anak usia sekolah di wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah QuasiEksperimen dengan rancangan Pretest and Posttest Nonequivalent Control Group.Sampel pada penelitian ini sebanyak 20 responden dengan menggunakan consecutive Sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan self report. Hasil Penelitian yang diperoleh diketahui hasil uji statistik wilcoxon oralitdenganp value 0,004 dan uji statistik wilcoxon air kelapa hijau dengan p value 0,004 diperoleh bahwa ada pengaruh pemberian oralit dan air kelapa hijau. Dilakukan juga uji man whitney denganp value 0,002 yang berarti bahwa oralit lebih efektif jika dibandingkan dengan air kelapa hijau. Kesimpulan dari penelitian ini adalah oralit lebih efektif dari air kelapa hijau terhadap frekuensi diare pada anak usia sekolah di wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang tahun 2015.
Pengaruh Puding Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Anemia Denti Kurniasih; Utari Yunie Atrie; Devy Kurniawati
Jurnal Keperawatan Vol 7 No 1 (2017): Jurnal Keperawatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian puding kacang hijau terhadap peningkatan kadar Hb ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang. Metode yang digunakan adalah quasi eksperiment design dengan rancangan pretest and posttest with control group. Populasi adalah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Batu X dalam tiga bulan terakhir yang berjumlah 207 dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 34 ibu hamil yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 17 kelompok eksperimen dan 17 kelompok kontrol. Penelitian dimulai bulan Februari sampai Maret 2017. Analisis data dengan Paired Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian puding kacang hijau terhadap kadar Hemoglobin ibu hamil dengan p value 0,000. Dari hasil penelitian yang diharapkan perawat dapat memperbaiki pelayanan kesehatan terutama untuk anemia pada ibu hamil dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang manfaat ekstrak kacang hijau sebagai bahan makanan yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin ibu dan mencegah anemia.
Perbedaan Tingkat Kepatuhan Protokol Kesehatan Covid-19 Pada Masyarakat Yang Memiliki Status Vaksinasi Covid-19 Lengkap Dan Tidak Lengkap Utari Yunie Atrie; Soni Hendra Sitindaon; Serly Media Putri
Jurnal Keperawatan Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59870/jurkep.v12i1.132

Abstract

Penyebaran virus Covid-19 terjadi melalui percikan air liur, penularan ini terjadi ketika seseorang melakukan kontak erat (dalam jarak kurang dari 1 meter) dengan orang yang terinfeksi: seperti batuk dan bersin. Upaya pencegahan melalui pemberian program vaksinasi Covid-19 untuk mengurangi penyebaran, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19. Kepatuhan yaitu yang tunduk pada aturan-aturan dalam kelompok sosial masyarakat dalam bentuk lisan maupun tulisan agar setiap individu menjalankan perannya secara terstruktur dan seluruh kegiatannya berjalan dengan baik. Adapun tujuan penelitian ini yaitu, perbedaan tingkat kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 pada masyarakat yang memiliki status vaksinasi Covid-19 lengkap dan tidak lengkap di Kelurahan Batu IX. Desain penelitian pendekatan studi comparative, jumlah populasi 314 pasien dan sampel 63 responden dengan teknik cluster sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil analisis data menggunakan mann whitney test p value 0,012 (< 0,05). Maka dari hasil penelitian ada perbedaan yang signifikan tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan Covid-19 antara masyarakat yang sudah memiliki status vaksinasi lengkap dan tidak lengkap. Maka dapat disimpulkan tingkat kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 pada masyarakat yang memiliki status vaksinasi Covid-19 lengkap masih kurang patuh.    
Comparative study of decompression events in traditional divers and modern divers Yusnaini Siagian; Linda Widiastuti; Soni Hendra Sitindaon; Utari Yunie Atrie; Liza Wati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 12 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v12i2.1094

Abstract

Decompression can occur due to decreased pressure when the diver rises to the surface, releasing gases from solutions, especially nitrogen, in the tissues and blood, forming bubbles in the blood. The formation of air bubbles can block blood flow and nerves. It will cause symptoms of joint pain, headaches, itching, numbness, paralysis, and even death. Decompression is one of the diseases caused by diving. This study compared decompression events in traditional divers with modern divers in the Kawal area, Gunung Kijang District, Riau Islands. The research design was conducted comparatively with a sample size of 25 traditional and 25 modern divers. The sampling technique used a random sampling technique. The results showed no difference in the incidence of decompression in both traditional divers and modern divers in the Kawal area, Gunung Kijang District, Riau Islands. Most respondents have experienced decompression events, both traditional and contemporary divers. However, there is a tendency for traditional divers to experience decompression events 1.136 times compared to modern divers. Decompression events can occur in all traditional and professional or contemporary divers. In addition to knowing the safety and security of diving, divers must also pay attention to their health conditions.
Effectiveness of progressive mobilization level I on hemodynamic status of stroke patients in the ICU Yunie Atrie, Utari; Widiastuti , Linda; Siagian, Yusnaini; Wati, Liza; Rahman, Zakiah
Jurnal Keperawatan Vol. 15 No. 02 (2024): July
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jk.v15i02.34882

Abstract

Introduction: Most stroke patients in the ICU to experience very long immobilization and are only able to rest in bed due to decreased consciousness and physical weakness. However, prolonged bed rest in the ICU can have negative impacts on patients, one of which is changes in the patient's hemodynamics. Progressive mobilization has the potential to affect hemodynamic status and has received significant attention in the critical care setting. Objectives: This study aims to determine the effect of progressive mobilization level I on the hemodynamic status of stroke patients in ICU at Bintan Regional Hospital. Methods: The research design was a non-equivalent control group design. The sample size was 32 stroke patient respondents consisting of 16 intervention groups and 16 control groups, with a purposive sampling technique. Measurements were made using observation sheets to assess hemodynamic status before and after progressive mobilization. Results:  The results of the bivariate analysis using the Paired T-Test showed that there was a difference in the average heart rate (p=0.000), systolic blood pressure (p=0.003), diastolic blood pressure (p=0.000), respiratory rate (p=0.000), and oxygen saturation (SaO2) (p= 0.001) between before and after progressive mobilization level I. The results of the Independent-T-Test showed that there was an effect of progressive mobilization level I on the hemodynamic status of ICU patients (p= 0.000 for each hemodynamic). There was an increase in hemodynamic status within the normal range after progressive mobilization. Conclusions: The results of this study can be a recommendation for nurses to carry out progressive mobilization level I by paying attention to the hemodynamic status of critical patients, especially for stroke patients to improve quality of life.