Meluk, Oktoviana Derice
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Persepsi Guru Sejarah Tentang Pendidikan Multikultural dan Penerapannya dalam Pembelajran (Sebuah Upaya Pembentukan Jatidiri Siswa Yang Multikultur) : Indonesia Kollo, Moses; Meluk, Oktoviana Derice; Rohi, Diana; Sabu, Omiano; Banu, Reky
Ciencias : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol. 7 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Universitas Persatuan Guru 1945 NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70942/ciencias.v7i2.173

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru sejarah tentang pendidikan multikultural dan penerapannya di dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Mercusuar Kupang. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan strategi penelitian studi kasus tunggal. Sumber data dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah urusan kurikulum, guru sejarah, para siswa, tempat dan aktivitas pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi langsung, mengkaji dokumen. Teknik sampling (cuplikan) adalah purposive sampling. Validasi data dilakukan dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru sejarah memiliki persepsi cukup baik tentang pendidikan multikultural. Di mana, guru sejarah memandang pendidikan multikultural sebagai pendidikan kesadaran dan pembaharuan tentang pentingnya proses pendidikan dari beragam latar belakang suku, bahasa, budaya, etnis, agama, bahkan kelas sosial. Dalam menerapkan Pendidikan multikultural, guru mengintegrasikannya dengan mata pelajaran sejarah.
Makna Kenoto dalam Upacara Adat Perkawinan Etnis Sabu Di Desa Raerobo Kecamatan Sabu Liae Kabupaten Sabu Raijua: Indonesia Wadu, Indrawati; Meluk, Oktoviana Derice; Mesah, Jeff W.
Ciencias : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol. 8 No. 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Persatuan Guru 1945 NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70942/ciencias.v8i2.238

Abstract

Penelitian dengan judul Makna “Kenoto” Dalam Upacara Adat Perkawinan Etnis Sabu Di Desa Raerobo Kecamatan Sabu Liae Kabupaten Sabu Raijua memiliki tujuana). untuk mengetahui proses “kenoto” dalam adat perkawinan masyarakat sabu b). Untuk menggetahui Makna dan nilai “kenoto” dalam perkawinan adat etnis Sabu di Desa Raerobo. Alasan peneliti mengambil lokasi ini karna di Desa Raerobo masih melakukan tradisi ini, Penentuan informan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu penelitian informan berdasarkan pertimbangan penelitian. Oranng yang menjadi informen adalah tokoh adat dan tokoh masyarakat yang benar-benar mengetahui tentang “Kenoto”.  Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yakni dimana data akan di reduksi,untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penelitian, suatu kebudayaan dapat di jadikan sebagai nilai-nilai dan cara bersikap yang telah melekat dan menjadi ciri kas masyarakatnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa “kenoto” dalam adat perkawinan etnis sabu, merupakan warisan budaya yang di turunkan dari generasi ke generasi sehingga masyarakat sabu masih sangat berpegang tegu pada adat istiadat mereka. Masyarakat sabu meyakini bahwa “kenoto” bukan hanya sebagai tempat sirih pinang, namun memiliki nilai dan makna bagi kehidupan rumah tangga. Research entitled The Meaning of "Kenoto" in the Traditional Sabu Ethnic Marriage Ceremony in Raerobo Village, Sabu Liae District, Sabu Raijua Regency. a). to find out the process of "kenoto" in the marriage customs of the Sabu community b). To find out the meaning and value of "kenoto" in the traditional marriage of the Sabu ethnic group in Raerobo Village. The reason the researcher took this location was because Raerobo Village still carries out this tradition. Determining the informants used in this research was purposive sampling, namely informant research based on research considerations. The people who become informants are traditional leaders and community leaders who really know about "Kenoto".  The data sources used in this research are primary and secondary data sources. Then the data is analyzed using qualitative descriptive techniques, namely where the data will be reduced, to provide a clearer picture and make research easier. A culture can be used as values ​​and ways of behaving that are inherent and characteristic of its society. The results of the research show that "kenoto" in the Sabu ethnic marriage customs is a cultural heritage that has been passed down from generation to generation so that the Sabu people still adhere strictly to their customs. The shabu community believes that "kenoto" is not only a place for betel nut, but has value and meaning for household life.