Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi skema argumentasi yang terbentuk melalui dialog inquiry pada siswa kelas XII SMA Negeri 2 Pasuruan dalam menyelesaikan materi eksponen. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek empat kelompok diskusi. Data dikumpulkan melalui rekaman percakapan, lembar jawaban, dan wawancara, kemudian dianalisis menggunakan kerangka Toulmin argumentation pattern (TAP) yang mencakup komponen claim, data, warrant, backing, dan rebuttal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dialog inquiry memunculkan enam jenis skema argumentasi dengan tingkat kelengkapan yang berbeda, yaitu: (1) garbage argument, berupa pernyataan yang tidak relevan atau salah konsep; (2) simple argument, yang hanya berisi data dan klaim tanpa penjelasan logis; (3) warranted argument, yang menambahkan warrant sebagai penghubung logis antara data dan klaim; (4) supported argument, yang mencakup data, klaim, warrant, dan backing; (5) countered argument, yang memuat sanggahan meskipun belum disertai warrant maupun backing; serta (6) complete argument, yang mencakup seluruh elemen TAP. Variasi ini tampak berbeda pada setiap kelompok: kelompok 1 memperlihatkan perkembangan bertahap dari argumen tidak relevan hingga lengkap (progressive builders), kelompok 2 cenderung menyatukan ide parsial menjadi kerangka utuh (consolidated completers), kelompok 3 mengeksplorasi strategi permisalan dan induksi hingga membentuk argumen terdukung tanpa rebuttal (supported explorers), sedangkan kelompok 4 menghasilkan variasi paling beragam hingga mencapai struktur argumentasi menyeluruh (comprehensive integrators). Temuan ini menegaskan bahwa dialog inquiry berperan penting dalam melatih keterampilan berpikir kritis, logis, dan kolaboratif siswa, serta efektif mendorong perkembangan kualitas argumentasi matematis meskipun tingkat kelengkapannya masih bervariasi antar kelompok.