Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pemahaman Siswa Pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele Khoiri, Miftahul
Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematik Vol 1, No 1 (2014): Prosiding Seminar Nasional Matematika 2014
Publisher : Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemahaman siswa pada Konsep Segiempat masih rendah dan menempati pada posisi yang memprihatinkan. Diantara berbagai solusi yang ditawarkan yang hasilnya tidak meragukan lagi dalam memperbaiki kualitas pembelajaran adalah pembelajaran berdasarkan teori van Hiele.  Pembelajaran teori van Hiele yang dapat membangun pemahaman konsep meliputi empatlevel yaitu level 0 (visulisasi), level 1 (analisis), level 2 (abstraksi) dan level 3 (deduktif) dengan melalui 5 (lima) tahap yaitu tahap 1 (informasi), tahap 2 (orientasi terarah), tahap 3 (uraian), tahap 4 (orientasi bebas) dan tahap 5 (integrasi).hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelaajran berdasarkan teori van Hiele mampu membangun pemahaman siswa pada konsep segiempat.
Pemahaman Siswa Pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele Khoiri, Miftahul
Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematik Vol 1 No 2 (2014): Prosiding Seminar Nasional Matematika 2014
Publisher : Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemahaman siswa pada Konsep Segiempat masih rendah dan menempati pada posisi yang memprihatinkan. Diantara berbagai solusi yang ditawarkan yang hasilnya tidak meragukan lagi dalam memperbaiki kualitas pembelajaran adalah pembelajaran berdasarkan teori van Hiele.  Pembelajaran teori van Hiele yang dapat membangun pemahaman konsep meliputi empatlevel yaitu level 0 (visulisasi), level 1 (analisis), level 2 (abstraksi) dan level 3 (deduktif) dengan melalui 5 (lima) tahap yaitu tahap 1 (informasi), tahap 2 (orientasi terarah), tahap 3 (uraian), tahap 4 (orientasi bebas) dan tahap 5 (integrasi).hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelaajran berdasarkan teori van Hiele mampu membangun pemahaman siswa pada konsep segiempat.
Analisa Gangguan Rele Differential Busbar di GISTET 500 kV Durikosambi Jakarta Barat Khoiri, Miftahul; Muslim, Muslim
Jurnal Teknologi Elektro Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Electrical Engineering, Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jte.2020.v11i2.002

Abstract

Tenaga listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Keandalan sistem tenaga listrik akan menjadi prioritas utama dalam sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit menuju konsumen. Gardu induk merupakan salah satu sub sistem penyaluran tenaga listrik dari tegangan ekstra tinggi menuju tegangan rendah yang kemudian disalurkan ke konsumen. Busbar merupakan bagian utama pada instalasi di Gardu Induk yang berfungsi sebagai titik pertemuan peralatan-peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik atau daya listrik. Untuk memenuhi keandalan sistem pada Gardu Induk, tentunya pada busbar memiliki pengaman atau sistem proteksi dari gangguan. Rele proteksi busbar bekerja berdasarkan prinsip rele differential dimana membandingkan arus yang masuk dan arus keluar pada CT1 terhadap CT2. Di GISTET 500 kV Durikosambi menggunakan sistem double busbar dengan konfigurasi satu setengah PMT (3 PMT). Gangguan pada GISTET 500 kV Durikosambi terjadi pada saat manuver pemberian tegangan IBT 2 yang terhubung dengan beban sistem 500/150 kV. Gangguan terbaca fasa ke tanah yang mengakibatkan rele differential busbar bekerja. Dari hasil Analisa, rele differential busbar bekerja dikarenakan adanya pembacaan arus yang tidak seimbang sehingga mengakibatkan trip Busbar A yang terhubung dengan IBT 2
Perkembangan Pembaharuan di Kerajaan Turki Usmani Abad ke XIX-XX Khoiri, Miftahul; -, Sahri; -, Mizuar
Historia Islamica: Journal of Islamic History and Civilization Vol 2 No 2 (2023): Historia Islamica
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/historia.v2i2.695

Abstract

The longest-lived Islamic kingdom in the past was the Ottoman Empire. During its development, this kingdom experienced renewal within it which occurred in the 19-20 century AD. This article study describes the Ottoman Empire through the development of renewal within it. This article study uses historical methods, namely, heuristics, criticism, interpretation, and historiography using a multidimensional approach. As a result, it is said that reform in the Ottoman Empire took a long road. The defeat after defeat suffered by the Ottoman Empire in its wars had moved the hearts of the Sultans to carry out reforms in various fields. In its development, there were three streams of reform, namely Western, Islamic and Nationalist. The Western school says that the decline of the Ottoman Empire was caused by the Sharia which controlled all aspects of life in the Ottoman Empire. The view of the Islamic sect is that religion has never been an obstacle to progress, Turkey has actually gone backwards because it does not implement Islamic law. The Nationalist sect believes that Turkey's decline was caused by the reluctance of Muslims who did not accommodate changes.
Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Berdasarkan Teori Kastolan Di MA At Taqwa Cabean Khoiri, Miftahul; Lestari, Andika Setyo Budi; Rayungsari, Maya
Indonesian Journal of Teaching and Learning (INTEL) Vol. 3 No. 3 (2024)
Publisher : Edupedia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56855/intel.v3i3.1133

Abstract

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah kemampuan matematis. Namun dari beberapa penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan matematis peserta didik dalam koneksi matematis masih rendah. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan dan faktor-faktor rendahnya kemapuan matematis berdasarkan teori Kastolan. Diamana penelitian ini menggunakan studi kasus, dengan kasus tunggal dan analisis tunggal. Kasus dalam penelitian ini yaitu kurangnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika keterhubungan dalam menyelesaikan permasalahan mengenai materi deret aritmatika dan analisis tunggal digunakan untuk menguji faktor-faktor penyebabnya kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal deret aritmatika. Subyek penelitiannya adalah 15 peserta didik kelas XI di MA At Taqwa. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah soal tes uraian sebanyak tigas soal, dan melakukan wawancara non-struktural sebagai pelengkap dari pengumpulan data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan menganalisis kesalahan peserta didik dalam menjawab soal berdasarkan jenis kesalahan Kastolan; mengkategorikan hasil persentase berdasarkan persentase jenis kesalahan sesuai teori Kastolan; Dan, selanjutnya yaitu menarik kesimpulan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kesalahan konseptual, kesalahan prosedur, dan kesalahan teknis menjadi factor utama penyebab peserta didik tersebut salah dalam menyelesaikan jawaban, peserta didik tidak mampu merencanakan langkah-langkah penyelesaian masalah, dan peserta didik juga kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, adapun masalah lainnya adalah faktor dari proses pembelajaran yang kurang optimal.
DESA INDUSTRI: DINAMIKA PENGUSAHA BATIK DI DESA SENDANG DUWUR PACIRAN LAMONGAN 1980-2012 Khoiri, Miftahul; Wahyuni, Ida
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 2 No 1 (2023): CARITA : Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/carita.v2i1.5039

Abstract

ABSTRAK Batik adalah hasil karya seni kerajinan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Batik juga merupakan salah satu peninggalan sejarah yang memberikan corak khas kepada kebudayaan bangsa Indonesia. Batik di Indonesia berpusat di pulau Jawa terutama di Yogyakarta, Solo, Pekalongan, serta daerah-daerah yang lainnya diseluruh Jawa yang kemudian menyebar luas ke seluruh daerah di Indonesia dengan memiliki ciri khas masing-masing khususnya batik lokal yang ada di Sendang Duwur. Kajian artikel ini bertujuan untuk melihat dinamika industri pengusaha batik yang ada di Desa Sendang Duwur, guna memperkenalkan batik lokal ke kanca nasioal maupun internasional. Dalam riset artikel ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskritif karena merupakan kajian lapangan. Adapun dalam metode riset, penulis menggunakan metode sejarah yang terdapat empat tahapan dalam pengkajian yakni, heuristic, kritik, interpretasi, serta historiografi. Dalam riset ini dapat ditemukan hasilnya bahwa, tradisi membatik bermula dari istri Sunan Sendang Duwur yakni, Dewi Tilarsih yang dibuat kegiatan untuk mengisi waktu luang. Saat ia wafat, kegiatan tersebut dijalankan oleh warga tetangganya yang ketika itu melihat dalam membatik sampai sekarang dengan dinamika yang menghasilkan berbagai macam motif. Industri Batik bermula dari rumah masyarakat masing-masing sampai pada terbentuknya komunitas-komunitas industri batik. Dengan begitu, terdapat modal, tenaga kerja, pemasaran, sampai perekonomian dari industri batik. Adanya industri batik yang dijalankan oleh warga masyarakat di Desa Sendang Duwur, menguntungkan para pengusaha batik dalam perekonomian. Karena sebelum adanya industri batik, masyarakatnya hanya bekerja sebagai petani yang perekonomiannya hanya dapat dibuat untuk kebutuhan sehari-hari. Tetapi dengan muncul dan besarnya industri batik di Desa Sendang Duwur ini, masyarakatnya dapat hidup kecukupan hingga dapat menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang perguruan tinggi. Terdapat berbagai varian serta motif dalam Batik Sendang Duwur yakni dedaunan, bunga-bunga, putihan, namkathil, singo mengkok, bandeng lele. Selain motif atau varian, batik Sendang Duwur juga terdapat berbagai jenis produk yakni, Selendang, Jarik, Udeng, Sarung, Baju Batik, dan Krudung. Banyaknya jenis varian serta motif yang dimiliki oleh batik Sendang Duwur tersebut di dorongan dari masyarakat Sendiri, serta dari pemerintah setempat. Kata kunci: Dinamika, Industri, Pengusaha Batik, Motif Batik ABSTRACT Batik is a work of art and craft inherited from the ancestors of the Indonesian nation. Batik is also one of the historical heritages that gives a distinctive style to the culture of the Indonesian nation. Batik in Indonesia is centered on the island of Java, especially in Yogyakarta, Solo, Pekalongan, and other areas throughout Java which then spread to all regions in Indonesia with their own characteristics, especially local batik in Sendang Duwur. This article study aims to look at the dynamics of the batik entrepreneur industry in Sendang Duwur Village, in order to introduce local batik to national and international offices. In researching this article, the author uses a descriptive qualitative approach because it is a field study. As for the research method, the author uses the historical method in which there are four stages in the study namely, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. In this research, it can be found that the batik tradition originated from Sunan Sendang Duwur's wife, namely, Dewi Tilarsih, who made activities to fill her spare time. When he died, the activity was carried out by residents of his neighbors who at that time saw the dynamics of batik making up to now producing various kinds of motives. The Batik industry starts from the homes of each community until the formation of batik industry communities. That way, there is capital, labor, marketing, to the economy of the batik industry. The existence of a batik industry run by residents in Sendang Duwur Village benefits batik entrepreneurs in the economy. Because before the existence of the batik industry, the people only worked as farmers whose economy could only be made for their daily needs. However, with the emergence and size of the batik industry in Sendang Duwur Village, the community can live sufficiently so that they can send their children to tertiary education. There are various variants and motifs in Sendang Duwur Batik, namely leaves, flowers, putihan, namkathil, singo mengkok, milkfish catfish. In addition to motifs or variants, Sendang Duwur batik also has various types of products, namely Shawl, Jarik, Udeng, Sarong, Batik Shirt, and Krudung. The many types of variants and motifs owned by Sendang Duwur batik are encouraged by the people themselves, as well as from the local government. Keywords: Dynamics, Industry, Batik Entrepreneurs, Batik Motifs
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DI SMAN 2 KOTA PASURUAN Anggraeni, Siska Ayu; Khoiri, Miftahul; Susanto, Keto
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 6 No. 12 (2024): Sindoro Cendikia Pendidikan
Publisher : CV SWA Anugrah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v6i12.6060

Abstract

Matematika sering dipersepsikan oleh siswa sebagai mata pelajaran yang tidak menarik dan membosankan, yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dan mengakibatkan berbagai kesulitan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal cerita terkait materi ukuran pemusatan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan karena tidak mampu memahami soal yang diberikan. Faktor utama yang mempengaruhi kesulitan ini meliputi kurangnya keterampilan dalam pemecahan masalah, terbatasnya pemahaman terhadap konsep matematika, minimnya latihan soal cerita, kurangnya pemahaman bahasa, dan rendahnya keterampilan membaca. Untuk mengatasi hal ini, beberapa solusi yang dapat diterapkan adalah menggunakan strategi pemecahan masalah, meningkatkan pemahaman konsep matematika, memperbanyak latihan soal cerita, serta melakukan diskusi kelompok. Students frequently perceive mathematics as a dull and uninspiring subject, leading to poor performance in solving word problems and resulting in various difficulties. This study employs a qualitative approach with a descriptive method to identify the challenges students encounter when tackling word problems in central tendency material. The findings reveal that many students face difficulties because they are unable to fully grasp the problems presented. The main factors contributing to these challenges include a lack of problem-solving skills, limited understanding of mathematical concepts, insufficient practice with word problems, poor language comprehension, and weak reading skills. To address these issues, proposed solutions include applying problem-solving strategies, enhancing mathematical concept comprehension, increasing word problem practice, and conducting group discussions.
ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DITINJAU DARI SELF DIRECTED LEARNING PADA MATERI SPtLDV Nahdia, Erina Naurullaili; Lestari, Andika Setyo Budi; Khoiri, Miftahul
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2024): Sindoro Cendikia Pendidikan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v7i1.6088

Abstract

Salah satu kompetensi matematis yang penting untuk dikuasai oleh siswa adalah koneksi matematis yang digunakan siswa untuk menghubungkan berbagai konsep matematika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan koneksi matematis yang dimiliki oleh peserta didik ditinjau dari Self Directed Learning (SDL) dengan fokus materi pada Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV). Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling yaitu siswa kelas X-11 SMA Negeri Kejayan sebanyak 33 siswa. Pengumpulan data menggunakan angket SDL, tes kemampuan koneksi matematis, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan SDL tinggi dan sedang memiliki variasi dalam kemampuan koneksi matematis. Siswa dengan SDL tinggi terbagi dalam dua kategori yaitu 3 siswa memiliki koneksi matematis tinggi, mampu memenuhi tiga indikator (koneksi antar topik matematika, mata pelajaran lain, dan kehidupan sehari-hari), sementara 6 siswa hanya memenuhi dua indikator (koneksi antar topik matematika dan dengan mata pelajaran lain) yang menunjukkan kemampuan koneksi matematis siswa sedang. Sedangkan siswa dengan SDL sedang juga terbagi dalam dua kategori yaitu 2 siswa memiliki koneksi matematis sedang, memenuhi dua indikator (koneksi antar topik matematika dan dengan mata pelajaran lain), sementara 22 siswa hanya memenuhi satu indikator (koneksi antar topik matematika), menunjukkan kemampuan koneksi matematis yang rendah. One of the mathematical competencies that is important for students to master is mathematical connections, and the supporting factor is self-directed learning. This research aims to analyse students' mathematical connection abilities in terms of Self Directed Learning (SDL), with a material focus on the System of Linear Inequalities in Two Variables (SPtLDV). This research is qualitative and uses a descriptive approach. The subjects in this research were selected using purposive sampling, namely 33 students from class X-11 at SMA Negeri Kejayan. Data collection used SDL questionnaires, mathematical connection ability tests, and interviews. The results showed that students with high and moderate SDL had variations in mathematical connection abilities. Students with high SDL are divided into two categories, 3 students have high mathematical connections and are able to fulfil three indicators (connections between mathematical topics, other subjects, and with daily life), while 6 students only fulfil two indicators (connections between mathematical topics and with other subjects), which shows students' moderate mathematical connection abilities. Meanwhile, students with moderate SDL were also divided into two categories, namely, 2 students had moderate mathematical connections, fulfilling two indicators (connections between mathematical topics and with other subjects), while 22 students only met one indicator (connections between mathematical topics), showing connection abilities. low mathematics.
Lesson study: Penerapan pembelajaran kooperatif berdiferensiasi untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi siswa Lestari, Andika Setyo Budi; Supriyo, Supriyo; Khoiri, Miftahul; Fuat, Fuat; Nurmalitasari, Dewi
Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika Vol 8, No 1 (2024): JURNAL KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um076v8i12024p10-16

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu yang mempengaruhi kehidupan manusia, karena sebagai alat untuk menentukan kualitas manusia. Untuk mewujudkan kualitas manusia yang baik, pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya dengan adanya kurikulum merdeka dan mewujudkan profil pelajar pancasila. Kehidupan yang dihadapi oleh peserta didik di masa mendatang semakin menantang dan kompleks, sehingga diperlukan keampuanberpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kerja sama. Selama Pandemi Covid-19 pembelajaran dilakukan secara daring kurang lebih selama dua tahun. Ketika pembelajaran daring kegiatan kolaborasi dan komunikasi yang dilakukan oleh siswa sangat minim hal ini berdampak pada kemampuan kolaborasi dan komunikasi siswa yang rendah. Melalui lesson study dirancang pembelajaran secara kooperatif berdiferensiasi untuk meningkatkan kemapuan kolaborasi dan komunikasi siswa. Instrumen pada penelitian ini berupa lembar observasi dan hasil pekerjaan siswa. Hasil penerapan pembelajaran yang telah dirancang dan diimplementasikan adalah ada peningkatan kolaborasi sebesar 65% dan peningkatan komunikasi sebesar 70 %.
Sejarah Pakaian Muslim Arab Pada Masa Islam Awal Khoiri, Miftahul; Sodikin, Ahmad
Thaqafiyyat : Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam Vol 22, No. 1 (2023): Thaqāfiyyāt
Publisher : Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/thaq.2022.22102

Abstract

Abstract: This article aims to examine the history of Arab Muslim clothing in the early days of Islam which was associated with social strata in society. This article is a literature review, using historical methods, namely, heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results of this study show that the history and development of Arab Muslim clothing during the Early Islamic period is closely related to the pre-Islamic period, although in certain respects Islam has improved, for example regarding the requirements for covering the private parts. In its development, clothing in each region has differences in how it is used. Arab people who move to a place can mix with the local people's way of dressing. The types of clothing at that time were, Al-Marth, Ad-Dir, Qamish, Al-Khimar, as well as Al-Izar and ar-Rida'. The Arab nation consists of various people such as kings, soldiers and commoners, thus creating social classes in society in clothing and clothing showing their social class. The contribution of this research provides sociological insights in understanding returned Islamic clothing in an Arabic context.Abstrak: Artikel ini bertujuan mengkaji sejarah pakaian muslim Arab pada masa Islam awal yang dikaitkan dengan strata sosial bagi masyarakat. Artikel ini merupakan kajian pustaka, dengan menggunakan metode sejarah yakni, heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa sejarah dan perkembangan pakaian muslim Arab masa Islam Awal terkait erat dengan masa pra Islam meskipun dalam hal tertentu Islam memperbaikinya, misalnya terkait syarat menutup aurat. Dalam perkembangannya, pakaian yang berada di setiap wilayah mempunyai perbedaan dari cara menggunakannya. Masyarakat Arab yang pindah ke suatu tempat dapat bercampur dengan cara berpakaian masyarakat setempat. Jenis pakaian saat itu yakni, Al-Marth, Ad-Dir, Qamish, Al-Khimar, serta Al-Izar dan ar-Rida’. Bangsa arab terdiri dari berbagai masyarakat seperti raja, prajurit, dan masyarakat jelata, sehingga membuat kelas-kelas sosial di masyarakat dalam berpakaian dan pakaian menunjukkan kelas sosialnya. Kontribusi penelitian ini memberikan wawasan sosiologis dalam memahami pakaian Islam yang dikembalikan dalam konteks kearaban.