Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Comparison of Treatment Characteristics of Chronic Suppurative Otitis Media Pambagyo, Septyan Wahyu; Pratama, Ahmad Ardhani; Rismayanti, Rismayanti; Sulaiman, Andi Baso; Arifuddin, Andi Tenri Sanna
Journal La Medihealtico Vol. 5 No. 6 (2024): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v5i6.1805

Abstract

To improve safe and quality health services, the Central Government has established the 2018 National Guidelines for Medical Services (PNPK) concerning the Management of Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM), making it a reference, especially for Primary Health Care. To analyze the treatment characteristics of Chronic Suppurative Media Otitis (CSOM) in Mamajang Primary Health Care, Jongaya Primary Health Care, and Minasa Upa Primary Health Care, Makassar for January 2023-December 2023. This type of research is quantitative with a descriptive method through the cross-sectional study approach. The sampling technique used is total sampling. The data collection technique uses secondary data in the form of medical records of chronic suppurative media otitis (CSOM) patients at the Mamajang Primary Health Care, Jongaya Primary Health Care, and Minasa Upa Primary Health Care, Makassar for the 2023 visit year. Based on research conducted at the in Mamajang Primary Health Care, Jongaya Primary Health Care, and Minasa Upa Primary Health Care, Makassar City 72 people with Chronic Suppurative Media Otitis (CSOM) were found. There are differences in the treatment characteristics of the three Primary Health Care, namely the treatment at the Mamajang Primary Health Care is the most given combination of systemic antibiotics + systemic corticosteroids (46%). In contrast, in the Jongaya Primary Health Care, the most systemic antibiotic treatment (44%) was given. The Minasa Upa Primary Health Care has the most systemic antibiotic treatment (27%) and the combination of systemic antibiotics + systemic corticosteroids (27%) is given the most.
Gambaran Karakteristik Pasien Otitis Media Supuratif Kronik Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Periode Januari - Desember 2023 Arifin, Nurhaliza Madani; Abidin, Mohammad Reza Zainal; Pallamai, Silva Sari Indah Catur; Sulaiman, Andi Baso; Aris, Rismayanti
Jurnal sosial dan sains Vol. 5 No. 4 (2025): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v5i4.32146

Abstract

Masalah kesehatan terkait gangguan pada telinga, seperti Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK), menjadi salah satu isu kesehatan yang signifikan di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak dan dewasa muda. OMSK merupakan peradangan pada telinga tengah yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan menurunkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pasien OMSK di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar selama periode Januari-Desember 2023. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien yang dirawat inap dan jalan dengan diagnosis OMSK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80 pasien terdiagnosis OMSK dengan mayoritas pasien berusia 11-20 tahun dan dominasi jenis kelamin laki-laki. Tipe OMSK yang ditemukan sebagian besar adalah tipe benigna. Gejala utama yang paling banyak ditemukan adalah otore, dan tatalaksana yang paling sering diberikan adalah terapi medikamentosa dengan antibiotik topikal dan sistemik. Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan mengenai prevalensi dan karakteristik OMSK di rumah sakit, serta menjadi dasar untuk peningkatan pengelolaan penyakit ini secara efektif.
Prevalensi Otitis Media Akut di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020-2021 Dandung, Muhamad Ilhamsyah; Sulaiman, Andi Baso; Lestari, Nur Ayu; Sujuthi, Ade Rahmy; Jafar, Muhammad Alfian
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14028

Abstract

Otitis media akut (OMA) merupakan penyakit kedua tersering pada masa kanak-kanak setelah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Insidensi puncak terjadi pada anak–anak berusia 18-20 bulan. Prevalensi global tertinggi terjadi pada anak–anak berumur 1-4 tahun (60,99%) dan anak berusia < 1 tahun (45,28%). Angka kejadian OMA menurun pada orang dewasa tetapi meningkat sebesar 2,3% setelah usia 75 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prevalensi Otitis Media Akut di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020-2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian potong lintang (Cross sectional) dengan pengambilan data sekunder dalam satu waktu bersamaan. Prevalensi penderita OMA dari 115 orang berdasarkan jenis kelamin didapatkan jenis kelamin laki-laki banyak menderita OMA sebanyak 60 orang (52,2%). Berdasarkan kelompok usia, banyak terjadi pada kelompok usia 0-5 tahun sebanyak 45 orang (39,1%). Berdasarkan stadium OMA, stadium yang banyak ditemukan pada pasien yaitu stadium hiperemis sebanyak 42 orang (36,5%). Berdasarkan sisi telinga yang terlibat, OMA banyak didapatkan pada salah satu sisi telinga (unilateral) sebanyak 89 orang (77,4%). Kemudian berdasarkan respon pengobatan, banyak dari pasien yang sembuh setelah diberikan pengobatan sebanyak 87 orang (75,7%). Pada penelitian ini prevalensi penderita OMA banyak dialami oleh laki-laki, banyak terjadi pada anak-anak, dengan stadium OMA terbanyak yaitu stadium hiperemis, banyak terjadi pada salah satu sisi telinga (unilateral), dan pasien yang telah diberikan pengobatan banyak yang mengalami perbaikan.
Hubungan Obesitas dan Diabetes Melitus dengan Gangguan Pendengaran di Poli THT-KL RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan Misbah, Andi Rizaldi Kurniawan; K, Rachmat Faisal Syamsu; Mesi, Samsi; Sulaiman, Andi Baso; Bamahry, Aryanti R.
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14035

Abstract

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih. DM ditandai dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa. Prevalensi menunjukkan peningkatan kejadian gangguan pendengaran pada pasien obesitas maupun diabetes melitus. Obesitas memengaruhi pendengaran melalui stres oksidatif terkait obesitas, peradangan, hipoksia, dan kematian ganglion spiral dan sel ligamen spiral. Sementara DM dapat menyebabkan gangguan pendengaran, terutama tuli sensorineural yang disebabkan karena adanya kelainan mikroangiopati terutama pada telinga bagian dalam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan obesitas dan diabetes melitus dengan gangguan pendengaran di Poli THT-KL RUSD Haji Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional, dengan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik, meliputi IMT, KGD, dan hasil audiometri dari 56 subjek, yang terdiri dari 28 penderita gangguan pendengaran disertai DM dan/atau obesitas sebagai kelompok kasus dan 28 penderita gangguan pendengaran dengan status gizi normal dan non-DM sebagai kelompok kontrol. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Korelasi Pearson. Hasil penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara obesitas dengan gangguan pendengaran, dimana hasil uji analisis didapatkan hasil yang tidak bermakna dengan nilai (p=0,145). Didapatkan hubungan antara DM dengan gangguan pendengaran, dimana dari hasil analisis didapatkan hasil yang bermakna dengan nilai p=0,015 (p
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PASIEN KARSINOMA NASOFARING YANG MEROKOK DAN TIDAK MEROKOK DI RUMAH SAKIT PELAMONIA MAKASSAR TAHUN 2020 - 2022 alimin, alfiyana; ardhani, ahmad; kuhuwael, renato; Sulaiman, Andi Baso; rismayanti, rismayanti
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.26846

Abstract

Karsinoma nasofaring (KNF) ialah penyakit keganasan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal di area diatas tenggorok di nasofaring. Laki-laki lebih sering mengalami karsinoma nasofaring daripada perempuan. Beberapa faktor risiko yang terkait dengan karsinomanasofaring termasuk gaya hidup, status sosial ekonomi, kebiasaan alkohol dan merokok. Dengan menggunakan sampling totalquota yang memenuhi kriteria inklusi, penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif. Tujuan penelitian ini mengetahui perbandingan karakteristik pasien Karsinoma Nasofaring pasien yang merokok maupun yang tidak merokok. Hasil penelitian ini didapatkan Jumlah sampel yang didapatkan yaitu 45 sampel, didapatkan pasien karsinoma nasofaring terbanyak pada pasien merokok yaitu 25 pasien (55,56%), pasien dengan histopatologi pada pasien karsinoma nasofaring yang merokok terbanyak yaitu non-kreatinizing carcinoma (WHO2) dan Undifferentiated carcinoma (WHO3) dengan 10 pasien (22,22%), dan stadium pada pasien merokok terbanyak yaitu stadium IV (T4 atau N3) dengan 15 pasien (33,33%). Kesimpulan dari penelitan ini Terdapat hubungan signifikan antara pasien yang merokok terhadap hasil biopsi histopatologi (p=0,000) dan stadium pada pasien karsinoma nasofaring (p=0,041).
The Relationship between the Habit of Listening to Music using Earphones with the Incidence of Hearing Loss in Students of SMA Negeri 8 Luwu Timur 2023 Rahman, Nilam Cahya; Sanna A, Andi Tenri; Lantara, A. Millaty Halifah Dirgahayu; Sulaiman, Andi Baso; Pratama, Ahmad Ardhani
Formosa Journal of Science and Technology Vol. 3 No. 5 (2024): May 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjst.v3i5.9492

Abstract

The influence of music on modern life is evident through the widespread use of earphones, which is particularly popular among teenagers. While offering convenience for listening to music in various situations, the use of earphones is also linked to the risk of Noise-Induced Hearing Loss (NIHL). Earphones generate high noise intensity, reaching levels that can damage hearing, especially when used for extended periods. Global data from the World Health Organization (WHO) indicates a high prevalence of hearing loss, and Indonesia is among the countries with a significant prevalence. The type of research used is observational analytic using a cross-sectional study approach. Determination of the number of samples in this study was by total sampling technique. Univariate data analysis is presented in the form of frequency distribution and percentage and bivariate analysis using the Chi Square test and data processing using the computerized SPSS version 16.0 program. There is a significant relationship between the use of earphones and hearing loss in students of SMA Negeri 8 Luwu Timur.