Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Effect of Black Rice Extract on Lipid Profile Changes in Hypercholesterolemic Mus musculus Awalia, Awalia; Makmun, Armanto; Bamahry, Aryanti R.; Rasfayanah, Rasfayanah; Mangarengi, Yusriani
Journal La Medihealtico Vol. 6 No. 1 (2025): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v6i1.1947

Abstract

Increased levels of lipid profiles in the blood affect the occurrence of coronary heart disease. Several large studies have shown that several natural food ingredients rich in antioxidants are associated with a lower incidence of cardiovascular disease. prevent the occurrence of several degenerative diseases. The research design used was a research design with a control group (pretest-posttest control group design). The research design used was a pretest-posttest control group design with 27 mice (mus musculus). They were divided into 3 groups: the negative control group (placebo), the positive control group (simvastatin), and the treatment control group (black rice). The intervention was carried out for 21 days. Data analysis was carried out using the paired T test and one way ANOVA test. Giving black rice extract can significantly improve lipid profile levels in mice, especially increasing HDL cholesterol levels by (10.44%) and decreasing triglyceride levels by (12.89%) as well as Simvastatin administration can also improve lipid profile levels significantly, especially decreased total cholesterol levels by (24.67%) and decreased LDL cholesterol by (32.08%). Based on the one way ANOVA test, P values were obtained successively in the administration of black rice extract, namely total cholesterol (p=<0.001), HDL cholesterol (p=<0.001), LDL cholesterol (p=<0.001), and triglycerides (p=<0.001). Likewise, in the administration of simvastatin, the lipid profile levels were obtained (p = <0.001). The conclusion of this study was that there was a significant effect of giving black rice extract on the lipid profile of hypercholesterolemia mice which was as effective as simvastatin.
Characteristic Description of Stunting Toddler in North Luwu Regency in 2023 As Salam N., Siti Nuraisyah Aulia; Arfah, Arni Isnaini; Khalid, Nur Fadhillah; Bamahry, Aryanti R.; Namirah, Hanna Aulia
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 1 (2024): Januari - Maret
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i1.6675

Abstract

Stunting is a state of persistent unhealthiness caused by a lack of food intake over a long period of time due to nutritional intake that is not in accordance with healthy needs. Genetic factors, breastfeeding (breast milk), low birth length dan low birth weight (LBW), immunization status, history of disease are factors related to the occurrence of stunting children. The aim of this research is to find out the characteristics of stunting toddlers in North Luwu Regency in 2023.The research design used is descriptive research. The population in this study were toddlers in North Luwu Regency in 2023. The sample for this study was 67 toddlers and was taken using the Purposive Sampling. The data collection method uses secondary data which is then analyzed using a frequency test. The result of the research is, characteristics of stunting toddlers in North Luwu Regency in 2023 there were 39 toddlers (58.2%) male, normal birth length for 48 toddlers (71.6%), normal birth weight for 54 toddlers ( 80.6%), history of exclusive breastfeeding for 50 toddlers (74.6%), history of complete basic immunization for 64 toddlers (95.5%), history of disease no for 66 toddlers (98.5%), and history of CED pregnancy for 64 mothers (95.5%).The conclusion is, the most characteristics of stunted toddlers obtained were male, normal birth length, normal birth weight, had a history of exclusive breastfeeding, a history of complete basic immunization, no history of disease, and his mother had no history of CED pregnancy.
Identifikasi Morfologi dan Koloni Bakteri Probiotik Pada Makanan Tradisional Dangke: Morphological and Colony Identification of Probiotic Bacteria in Dangke Traditional Food Widyadhana, Narlhiandini Mitresna; Bamahry, Aryanti R.; Kamaluddin, Irna Diyana Kartika; Safitri, Asrini; Mangarengi, Yusriani
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1587

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Dangke merupakan produk olahan susu sapi atau susu kerbau dengan getah papaya yang dibungkus menggunakan daun pisang. Susu merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroba karena kandungan nutrisinya yang tinggi dengan aktivitas air yang tinggi pada pH yang mendekati netral. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain eksperimental. Dilakukan perhitungan koloni pada media isolasi dan persentase konsentrasi mikroorganisme serta mengidentifikasi morfologi bakteri Hasil: Dangke susu kerbau segar. Jumlah koloni bakteri pengenceran 10-1 paling banyak terdapat pada dangke 1, dangke 2, dan dangke 5, pengenceran 10-2 paling banyak pada dangke 1, pengenceran 10-3 paling banyak dangke 2, pengenceran 10-4 paling banyak pada dangke 3, pengenceran 10-5 paling banyak pada dangke 3.  Persentase konsentrasi dangke 1 (33,3%), dangke 2 (25%), dangke 3 (20%), dangke 4 (20%), dangke 5 (25%). Morfologi bakteri basil dengan jenis bakteri gram positif. Dangke susu kerbau mengandung bakteri probiotik Genus Lactobacillus bermanfaat bagi kesehatan yang bisa membantu proses pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan dapat menghasilkan bakteriosin untuk melawan bakteri patogen.  Kesimpulan: Terdapat morfologi bakteri basil dengan koloni streptobasil termasuk jenis bakteri gram positif pada makanan tradisional dangke susu kerbau, yang tergolong bakteri probiotik Genus Lactobacillus. Abstract Background: Dangke is a processed product of cow's milk or buffalo milk with papaya sap wrapped using banana leaves. Milk is a good medium for microbial development due to its high nutritional content with high water activity at a pH close to neutral. Methods: This research is a descriptive study with an experimental design. Calculation of colonies on isolation media and percentage concentration of microorganisms and identifying bacterial morphology were carried out. Results: Fresh buffalo milk dangke. The number of bacterial colonies in dilution 10-1 is the most in dangke 1, dangke 2, and dangke 5, dilution 10-2 is the most in dangke 1, dilution 10-3 is the most in dangke 2, dilution 10-4 is the most in dangke 3, dilution 10-5 is the most in dangke 3.  Percentage concentration of dangke 1 (33.3%), dangke 2 (25%), dangke 3 (20%), dangke 4 (20%), dangke 5 (25%). Morphology of bacilli bacteria with gram-positive bacteria type. Buffalo milk dangke contains probiotic bacteria Genus Lactobacillus beneficial for health that can help the digestive process, increase immunity, and can produce bacteriocins to fight pathogenic bacteria. Conclusion: There is a morphology of bacillus bacteria with streptobacillus colonies including gram-positive bacteria in traditional buffalo milk dangke food, which is classified as probiotic bacteria of the Lactobacillus genus.
Hubungan Obesitas dan Diabetes Melitus dengan Gangguan Pendengaran di Poli THT-KL RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan Misbah, Andi Rizaldi Kurniawan; K, Rachmat Faisal Syamsu; Mesi, Samsi; Sulaiman, Andi Baso; Bamahry, Aryanti R.
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14035

Abstract

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih. DM ditandai dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa. Prevalensi menunjukkan peningkatan kejadian gangguan pendengaran pada pasien obesitas maupun diabetes melitus. Obesitas memengaruhi pendengaran melalui stres oksidatif terkait obesitas, peradangan, hipoksia, dan kematian ganglion spiral dan sel ligamen spiral. Sementara DM dapat menyebabkan gangguan pendengaran, terutama tuli sensorineural yang disebabkan karena adanya kelainan mikroangiopati terutama pada telinga bagian dalam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan obesitas dan diabetes melitus dengan gangguan pendengaran di Poli THT-KL RUSD Haji Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional, dengan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik, meliputi IMT, KGD, dan hasil audiometri dari 56 subjek, yang terdiri dari 28 penderita gangguan pendengaran disertai DM dan/atau obesitas sebagai kelompok kasus dan 28 penderita gangguan pendengaran dengan status gizi normal dan non-DM sebagai kelompok kontrol. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Korelasi Pearson. Hasil penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara obesitas dengan gangguan pendengaran, dimana hasil uji analisis didapatkan hasil yang tidak bermakna dengan nilai (p=0,145). Didapatkan hubungan antara DM dengan gangguan pendengaran, dimana dari hasil analisis didapatkan hasil yang bermakna dengan nilai p=0,015 (p
Analisis Perbandingan Virgin Coconut Oil (VCO) dan Extra Virgin Olive Oil (Evoo) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Obesitas Hiperglikemik Umar, Uni Numero Risky; Bamahry, Aryanti R.; Namirah, Hanna Aulia; Safitri, Asrini; Pramono, Sigit Dwi
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 11 (2025): Volume 5 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i11.19698

Abstract

ABSTRACT Hyperglycemia is a condition where blood sugar levels exceed normal, often the first sign of insulin resistance and type 2 diabetes mellitus. Obesity, as one of the main causes of diabetes, is increasing globally and is becoming a significant risk factor. VCO is known to contain medium-chain fatty acids and antioxidant compounds such as tocopherols and tocotrienols, while EVOO is rich in phenolic compounds that have anti-inflammatory and antioxidant properties. Both oils are thought to have the potential to improve hyperglycemia conditions through antioxidant effects and improved pancreatic beta cell function. To determine the effects of VCO and EVOO on blood glucose levels in hyperglycemic obese white rats (Rattus norvegicus) based on a research study. This study is a type of true experimental pre and post control research using 24 wistar strain white rats (Rattus norvegicus) which were divided into 4 groups, namely negative control group 1, negative control group 2, VCO group and EVOO group. In the negative control group 1, negative 2 and VCO, there were no significant changes in blood glucose levels before and after the intervention. Whereas, the group given EVOO had a significant decrease in blood glucose levels after the intervention. In One-Way ANOVA test, the difference was significant after intervention for 7 and 14 days. A higher reduction in blood glucose levels was found in the EVOO group compared to the VCO group and the control group, indicating that EVOO is more effective in reducing blood glucose levels in hyperglycemic obese white rats. Giving Extra Virgin Olive Oil (EVOO) is more effective than Virgin Coconut Oil (VCO) in reducing blood glucose levels in hyperglycemic obese white rats. Keywords: Virgin Coconut Oil, Extra Virgin Olive Oil, Hyperglycemia, Obesity, White Rats.  ABSTRAK Hiperglikemia merupakan kondisi kadar gula darah yang melebihi normal, sering kali menjadi tanda awal resistensi insulin dan diabetes melitus tipe 2. Obesitas, sebagai salah satu penyebab utama diabetes, semakin meningkat secara global dan menjadi faktor risiko signifikan. VCO dikenal memiliki kandungan asam lemak rantai sedang serta senyawa antioksidan seperti tokoferol dan tokotrienol, sementara EVOO kaya akan senyawa fenolik yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Kedua minyak ini diduga berpotensi memperbaiki kondisi hiperglikemia melalui efek antioksidan dan peningkatan fungsi sel beta pankreas. Untuk mengetahui efek pemberian dari VCO dan EVOO terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) Obesitas hiperglikemi berdasarkan studi penelitian.Penelitian ini merupakan jenis penelitian true experimental pre and post control dengan menggunakan hewan coba tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) sebanyak 24 ekor yang dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif 1, kelompok kontrol negatif 2, kelompok VCO dan kelompok EVOO. Pada kelompok kontrol negatif 1, negatif 2 dan VCO, tidak terdapat perubahan signifikan pada kadar glukosa darah sebelum dan sesudah intervensi. Sedangkan, kelompok yang diberikan EVOO terdapat penurunan kadar glukosa darah yang signifikan setelah intervensi. Pada uji One-Way ANOVA perbedaan signifikan setelah intervensi selama 7 dan 14 hari. Penurunan kadar glukosa darah lebih tinggi ditemukan pada kelompok EVOO dibandingkan kelompok VCO maupun kelompok kontrol, menunjukkan bahwa EVOO lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih obesitas hiperglikemik. Pemberian Extra Virgin Olive Oil (EVOO) lebih efektif dibandingkan Virgin Coconut Oil (VCO) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih obesitas hiperglikemik. Kata Kunci:  Virgin Coconut Oil, Extra Virgin Olive Oil, Hiperglikemia, Obesitas, Tikus Putih.
Pengaruh Pemberian Antipsikotik Atipikal terhadap Perubahan Berat Badan pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan Oktaviani, Mentari Dwi; Syamsu, Rachmat Faisal; Amaliyah B, Ilma Khaerina; Bamahry, Aryanti R.; Jaya, Muhammad Alim
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 12 (2025): Volume 5 Nomor 12 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i12.19863

Abstract

ABSTRACT Schizophrenia is a chronic mental disorder that affects the quality of life of sufferers. One of the common side effects of atypical antipsychotic therapy is weight gain, which can affect patient compliance with treatment and increase the risk of metabolic syndrome. This study aims to analyze the effect of atypical antipsychotic administration on weight changes in schizophrenia patients at the Dadi Regional Special Hospital, South Sulawesi Province. This study used a quantitative descriptive design with a cross-sectional approach. The sample consisted of schizophrenia patients who underwent outpatient and inpatient care at the hospital during the study period. Weight measurements were taken before treatment, one month, and two months after atypical antipsychotic therapy began. Data analysis was performed using normality tests, homogeneity tests, and inferential statistical tests. The results showed that there was a significant increase in weight after one and two months of treatment. The average weight of patients increased from 66.33 kg before treatment to 67.93 kg after one month, and 74.63 kg after two months. Statistical tests showed significant differences in weight changes at various measurement periods. Administration of atypical antipsychotics has a significant effect on weight gain in schizophrenia patients. Therefore, regular weight monitoring and implementation of weight management strategies are important to reduce the risk of metabolic side effects and improve the quality of life of patients. Keywords: Schizophrenia, Atypical Antipsychotics, Weight, Metabolic Side Effects, Therapy Management.  ABSTRAK Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Salah satu efek samping yang umum dari terapi antipsikotik atipikal adalah peningkatan berat badan, yang dapat berdampak pada kepatuhan pasien terhadap pengobatan serta meningkatkan risiko sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian antipsikotik atipikal terhadap perubahan berat badan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari pasien skizofrenia yang menjalani rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit tersebut selama periode penelitian. Pengukuran berat badan dilakukan sebelum pengobatan, satu bulan, dan dua bulan setelah terapi antipsikotik atipikal dimulai. Analisis data dilakukan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan berat badan yang signifikan setelah satu dan dua bulan pengobatan. Rata-rata berat badan pasien meningkat dari 66,33 kg sebelum pengobatan menjadi 67,93 kg setelah satu bulan, dan 74,63 kg setelah dua bulan. Uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam perubahan berat badan pada berbagai periode pengukuran. Pemberian antipsikotik atipikal berpengaruh signifikan terhadap peningkatan berat badan pasien skizofrenia. Oleh karena itu, pemantauan berat badan secara berkala serta penerapan strategi manajemen berat badan menjadi penting untuk mengurangi risiko efek samping metabolik dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Kata Kunci: Skizofrenia, Antipsikotik Atipikal, Berat Badan, Efek Samping Metabolik, Manajemen Terapi.