Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Diagnosis Kanker Pada Klien Kanker Payudara Di Wilayah Kerja Puskesmas Waru Sidoarjo Rengganis, Anisa Suryaning; Padoli; Christiany, Irine
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 3 (2023)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i3.95

Abstract

ABSTRAK        Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Penderita kanker payudara biasa ditemukan pada stadium lanjut disebabkan adanya keterlambatan diagnosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan diagnosis kanker pada klien kanker payudara. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita penderita kanker payudara yang berkunjung untuk memeriksakan diri ke Puskesmas Waru Sidoarjo dan ukuran sampel 30 orang yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Dalam mengumpulkan data penelitian menggunakan kuesioner yang nantinya akan disebarkan kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan wanita kanker payudara sebagian besar (51,4%) mengalami keterlambatan diagnosis rendah. Pasien dengan keterlambatan rendah adalah mereka terdeteksi stadium 1 (72,2%), sebagian besar memiliki pengetahuan penyakit kanker payudara yang cukup (69,2%) dan mengalami ketakutan tinggi terhadap penyakit (75,0%). Diharapkan klien rutin melakukan deteksi dini menggunakan cara SADARI dan  sesegera mungkin memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika merasakan adanya benjolan atau gejala kanker payudara.   Kata Kunci: Kanker Payudara, Keterlambatan Diagnosis   ABSTRACT Breast cancer is one of the most common cancers in women. Breast cancer patients are usually found at an advanced stage due to a delay in diagnosis. The purpose of this study was to determine the factors that influence the delay in cancer diagnosis in breast cancer clients. This type of research is descriptive with a cross sectional approach. The population in this study were women with breast cancer who visited to check themselves to the Puskesmas Waru Sidoarjo and a sample size of 30 people selected by accidental sampling technique. In collecting research data using a questionnaire that will be distributed to respondents. The results showed that most breast cancer women (51.4%) experienced a low delay in diagnosis. Patients with low delay are those detected at stage 1 (72.2%), most have sufficient knowledge of breast cancer (69.2%) and experience high fear of the disease (75.0%). It is expected that clients routinely conduct early detection using SADARI and as soon as possible check themselves to a health care facility if they feel a lump or symptoms of breast cancer. Keywords: Breast Cancer, Delayed Diagnosis
Hubungan Efikasi Diri Dengan Manajemen Perawatan Diri Klien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya Nadilla Azzaaulia; Padoli; L.T Alberta
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.213

Abstract

ABSTRAK  Manajemen perawatan diri direkomendasikan pada klien hipertensi sebagai upaya efektif dalam mengontrol tekanan darah. Faktor dominan dalam perubahan perilaku seseorang dipengaruhi oleh efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan manajemen perawatan diri klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah klien hipertensi dengan besar sampel 67 orang yang dipilih dengan purposive sampling. Variabel Independent adalah efikasi diri dan variable dependent manajemen perawatan diri. Pengukuran efikasi diri menggunakan kuesioner self-efficacy to manage hypertension dan pengukuran manajemen perawatan diri menggunakan HSMBQ. Analisis data yang digunakan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dengan timgkan signifikan 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar klien hipertensi memiliki efikasi diri yang tinggi, dan sebagian memiliki manajemen diri baik. Hasil uji Chi-square menunjukkan nilai p value = 0.000 < α = 0.05 sehingga hasilnya ada hubungan efikasi diri dengan manajemen perawatan diri klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya. Klien hipertensi diharapkan mempunyai kesadaran dalam melakukan perilaku yang dapat menurunkan angka kejadian komplikasi hipertensi.   Kata kunci: Efikasi Diri, Manajemen Perawatan Diri, Hipertensi   ABSTRACT   Self-care management is recommended for hypertensive clients as an effective effort to control blood pressure. The dominant factor in changing a person's behavior is influenced by self-efficacy. The purpose of this research to know self-efficacy relationship with self-care management hypertension clients in Wilayah Kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya. The type of research is quantitative research with descriptive correlation design with cross sectional approach method. The population in this study were hypertensive clients with a sample size of 67 people selected by purposive sampling. Independent variables are self-efficacy and dependent variables are self-care management. Self-efficacy measurement uses self-efficacy to manage hypertension questionnaire and self-care management measurement uses HSMBQ. Analysis of the data used chi square test with a significant level of 0.05. The result of this study show that the majority of respondents have a level of self-efficacy high as many as 43 people (64.2%) and has a self-care management as many as 37 people (55.2%). Chi square test result shows the value of p value = 0.000 < α = 0.05 so that the result there is a relationship between self-efficacy with self-care management in clients with hypertension in wilayah kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya. Hypertensive clients are expected to have awareness in carrying out behaviors that can reduce the incidence of hypertension complications.  Keywords: Self-Efficacy, Self-Care Management, Hypertension
Kepatuhan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Rutin Di Posyandu Lansia Sumur Welut RW 1 Kecamatan Lakarsantri Surabaya Syahrina Nur Mufida; Hepta Nur Anugrahini; Padoli; Anita Joeliantina
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.211

Abstract

ABSTRAK Jumlah lansia yang terus meningkat mempengaruhi status kesehatan yang semakin menurun akibat penurunan fungsi tubuh menyebabkan angka kesakitan lansia meningkat. Posyandu lansia menjadi salah satu upaya pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia. Ketidakpatuhan lansia dalam mngikuti posyandu rutin tersebut menjadi masalah yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kepatuhan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu yaitu pemeriksaan kesehatan rutin dan senam lansia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi sebanyak 133 peserta posyandu lansia, Surabaya. Penentuan besar sampel menggunakan teknik purposive sampling didapatkan 57. Variable dalam penelitian ini adalah kepatuhan. Waktu dan tempat penelitian pada Juni 2024 di Sumur Welut RW 1 Lakarsantri, Surabaya. Pengumpulan data menggunakan instrumen daftar kunjungan lansia dan kuisioner untuk kepatuhan serta kuisioner faktor primer dan sekunder yang mempengaruhinya. Kemudian dianalisis data dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang serta narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, sebagian besar (52,6%) tidak patuh dalam mengikuti kegiatan posyandu baik pemeriksaan kesehatan rutin maupun senam lansia. Diharapkan  lansia dapat aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu rutin dengan dukungan keluarga, pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan agar mendapatan manfaat dari kegiatan tersebut sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia. Kata Kunci : Kepatuhan, Lansia, Posyandu ABSTRACK The increasing number of elderly people affects the declining health status due to the decline in body functions, causing the elderly to suffer an increase in illness. Posyandu for the elderly is one of the efforts of the government and the community in improving the health status of the elderly. The non-compliance of the elderly in participating in the routine posyandu is a problem that can affect the quality of life of the elderly. The purpose of this study is to identify the compliance of the elderly in participating in posyandu activities, namely routine health checks and gymnastics for the elderly. This study uses a descriptive research design. The population is 133 participants of the elderly posyandu, Surabaya. The determination of sample size using the purposive sampling technique obtained 57 variables in this study is compliance. The time and place of the research will be in June 2024 at Sumur Welut RW 1 Lakarsantri, Surabaya. Data collection used the instrument of the elderly visit list and questionnaire for compliance as well as a questionnaire of primary and secondary factors that affect it. Then the data was analyzed in the form of frequency distribution and cross-tabulation and narrative. The results of this study show that most (52.6%) do not comply in participating in posyandu activities, both routine health checks and elderly gymnastics. It is hoped that the elderly can be active in participating in routine posyandu activities with the support of their families, government, community, and health workers in order to benefit from these activities so that they can improve the health and quality of life of the elderly.  Keyword : Compliance, Elderly, Posyandu
Tingkat Stres Dengan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di MTs Negeri 3 Tuban Anggita Intan Cahyani; Padoli; Anita Joeliantina; Wahyu Tri Ningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1893

Abstract

Dismenore atau nyeri saat menstruasi merupakan salah satu gangguan reproduksi yang umum dialami oleh remaja putri dan dapat memengaruhi aktivitas harian. Dismenore disebabkan oleh rasa nyeri akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah. Salah satu faktor yang diduga berperan dalam memperparah nyeri dismenore adalah tingkat stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di MTS Negeri 3 Tuban. Desain penelitian menggunakan korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi MTSN 3 Tuban TA. 2024/2025 dengan besar sampel sejumlah 107 mahasiswa dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner stres yaitu Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dan kuisioner nyeri yaitu Numeric Rating Scale (NRS). Analisis data menggunakan uji Spearman Rank Correlation. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja mengalami stres dengan kategori sedang dan hampir setengahnya remaja mengalami intensitas nyeri dengan kategori sedang. Hasil uji Spearman Rank Correlation didapatkan p-value = 0,002 yang berarti < 0,05 sehingga ada hubungan antara tingkat stres dengan intensitas nyeri dismenore. Stres berkaitan erat dengan intensitas nyeri dismenore. Artinya, saat seseorang mengalami stres, maka kemungkinan besar intensitas nyeri dismenore yang dirasakan akan lebih berat. Oleh karena itu, bagi remaja putri sebisa mungkin mengelola stres dengan baik agar nyeri menstruasi yang dialami tidak semakin parah. Stres sebaiknya dijadikan sebagai dorongan untuk beradaptasi dan belajar mengatasi tantangan, bukan menjadi tekanan yang memperburuk kondisi fisik, termasuk nyeri saat menstruasi.
Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII SMPN 6 Tuban Donna Tarwiyyati Qoiriyyah; Wahyu Tri Ningsih; Wahyuningsih Triana N; Padoli
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1902

Abstract

Menarche merupakan masa datangnya menstruasi pertama yang ditandai oleh beranjaknya perubahan secara fisiologis mencakup perubahan fisik dan psikologis. Banyaknya remaja yang merasa tidak siap secara mental dan emosional disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang memadai terkait proses ini, serta minimnya edukasi kesehatan reproduksi baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang menarche dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche pada siswi kelas VII SMPN 6 Tuban. Desain penelitian menggunakan korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VII SMPN 6 Tuban TA. 2024/2025 dengan besar sampel sejumlah 117 siswi dan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Variabel pada penelitian ini meliputi, variabel independen yaitu pengetahuan tentang menarche dan variabel dependen yaitu tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan dan kuesioner tingkat kecemasan. Analisis data menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian mengindikasi sebagian besar siswi mempunyai pengetahuan tentang menarche kategori cukup dan sebagian besar siswi memiliki tingkat kecemasan kategori sedang. Hasil uji spearman rank didapatkan p-value = 0,001 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan tentang menarche dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche pada siswi kelas VII SMPN 6 Tuban. Pengetahuan memiliki keterkaitan yang signifikan dengan tingkat kecemasan. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami. Hal ini disebabkan karena pengetahuan yang baik memungkinkan individu untuk mengetahui, memahami, serta mengaplikasikan informasi dengan tepat, sehingga terbentuk perilaku yang positif.
Faktor Body Image Pada Remaja Kelas X Di SMAN 3 Tuban Happy April Yanita; Padoli; Anita Joeliantina; Teresia Retna Puspitadewi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1903

Abstract

Body image merupakan gambaran atau penilaian yang dimiliki oleh seseorang terhadap kondisi fisik yang dimilikinya. Body image sendiri terbagi menjadi dua, yaitu body image positif dan body image negatif. Body image remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, media sosial, hubungan interpersonal dan self esteem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor body image pada remaja kelas X di SMAN 3 Tuban. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 3 Tuban yaitu sebanyak 331 remaja. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 154 remaja. Variabel penelitian adalah faktor body image pada remaja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner faktor body image pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) faktor-faktor yang mempengaruhi body image remaja adalah media massa dan berjenis kelamin perempuan. Media massa sangatlah berpengaruh pada body image remaja. Perempuan sangat mudah terpengaruh body image-nya baik melalui media massa, hubungan interpersonal maupun self-esteem. Namun media massa paling besar perannya bagi body image remaja. Remaja harus lebih selektif dalam penggunaan media massa, pembekalan tentang rasa syukur dan body image perlu diajarkan di sekolah maupun keluarga untuk meningkatkan body image yang positif
Gaya Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Poli Jantung RSUD dr. R. Koesma Tuban Rossy Sinta Nurbaya; Anita Joeliantina; Padoli; Minarti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1960

Abstract

Secara global, Penyakit Jantung Koroner termasuk faktor kematian tertinggi di antara penyakit lainnya, bersama Tingkat prevalensi tinggi di Indonesia. Diabetes Mellitus (DM) sebagai faktor risiko memperburuk kondisi pasien PJK. Aspek kebiasaan sehari-hari yang menambahkan potensi bahaya kesehatan, termasuk pola makan yang tidak sehat, rendahnya tingkat aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok, dan kurang istirahat menjadi penyebab utama. Menganalisa dan memaparkan ciri khas gaya hidup pasien Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSUD Dr. R. Koesma Tuban merupakan tujuan penelitian. Studi ini menggunakan desain deskriptif melalui pendekatan cross-sectional. Dengan populasi berjumlah 112 pasien PJK, dengan sampel sebanyak 74 pasien dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data diperoleh melalui kuesioner terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif. Data dan temuan yang diperoleh melalui penelitian ini, kebanyakan responden berada antara umur 60 hingga 74 tahun (47,3%), berjenis kelamin laki-laki (54,1%), berpendidikan rendah (hampir setengahnya tidak sekolah), dan tidak bekerja (57,3%). Sebanyak 89,2% pasien memiliki gaya hidup yang tidak sehat, ditandai oleh aktivitas fisik yang kurang, pola makan tinggi lemak, serta kebiasaan istirahat yang kurang. Seluruh pasien mengonsumsi makanan yang disediakan keluarga, dan sebagian besar belum pernah menjalani tindakan operasi atau kateterisasi jantung. Data yang dihasilkan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya hidup pasien PJK sangat dipengaruhi oleh faktor sosiodemografis seperti usia lanjut, rendahnya pendidikan, dan status pekerjaan. Rendahnya tingkat aktivitas fisik dan konsumsi makanan yang tidak seimbang termasuk masalah utama yang dapat memperburuk kondisi pasien. Hal ini menegaskan pentingnya peran tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi yang konsisten dan berkelanjutan kepada pasien dan keluarga, serta perlunya pengembangan program promotif dan preventif oleh fasilitas kesehatan untuk mendukung perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.