Pembelajaran matematika di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) sering kali menghadapi tantangan dalam penyampaian konsep abstrak secara konkret dan menarik bagi siswa. Rendahnya pemanfaatan alat peraga serta belum terintegrasinya penerapan pendekatan STEM dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya berhasil mendorong keaktifan dan ketertarikan siswa, sehingga pemahaman mereka terhadap materi cenderung kurang mendalam. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru MI dalam merancang, memproduksi, dan memanfaatkan alat peraga matematika sederhana berbasis STEM yang kontekstual dan aplikatif. Metodologi pelaksanaan program pengabdian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR), yang menekankan pada kolaborasi aktif antara tim pengabdi dan guru MI. Kegiatan dilaksanakan di MI Cokroaminoto Kuningan dengan melibatkan 14 guru sebagai peserta pendampingan dan 54 siswa kelas III dan kelas IV sebagai subjek uji coba penerapan alat peraga. Metode pelaksanaan meliputi tiga tahap, yaitu: (1) analisis kebutuhan dan perencanaan, (2) pelatihan dan pendampingan pembuatan serta penggunaan alat peraga, dan (3) evaluasi hasil pendampingan melalui observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan terhadap pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis STEM. Guru mampu menciptakan delapan jenis alat peraga sederhana, seperti robot hidrolik, miniatur alat hidrolik pengangkat beban, jembatan hidorlik, sapu elektrik, roket spirtus, escalator, alarm banjir dan kereta gantung mini. Selain itu, penerapan alat peraga tersebut berdampak positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa, ditunjukkan oleh peningkatan keaktifan siswa dari 63% menjadi 88% serta peningkatan rata-rata nilai hasil belajar. Kegiatan PKM ini membuktikan bahwa pendampingan guru dalam penerapan pendekatan STEM melalui alat peraga sederhana mampu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di madrasah. Program ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan guru madrasah menuju pembelajaran yang inovatif, kontekstual, dan selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka.