Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

BENARKAH NABI MUHAMMAD SIX PACK? (STUDI TAKHRIJ HADIS) Hartono, Sidiq; Sulidar; Zulkarnaen
Qolamuna : Jurnal Studi Islam Vol. 9 No. 02 (2024): Februari 2024
Publisher : STIS MIFTAHUL ULUM LUMAJANG PRESS (STISMU PRESS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55120/qolamuna.v9i02.1715

Abstract

This research was conducted due to the spread of a misconception claiming that Prophet Muhammad (peace be upon him) had a Sixpack abdomen, and that having a Sixpack is a Sunnah of the Prophet, both on websites and social media platforms. This is concerning as it is highly dangerous to attribute something unverifiable to the Prophet by relying on it. The #abschallenge trend has contributed to spreading this hadith, especially among Muslims who are enthusiastic about sports. A health perspective is also incorporated in this research to provide a comparison with science. This qualitative study utilizes a literature review with the application of the takhrij al-hadith method, and the interpretation in the discussion employs content analysis. The results indicate that there is no strong and convincing hadith confirming that Prophet Muhammad (peace be upon him) had a Sixpack abdomen, thus the understanding that having a Sixpack is a Sunnah is erroneous. When correlating the lifestyle of Prophet Muhammad (peace be upon him) with the Sixpack theory, it is found that it is possible that Prophet Muhammad (peace be upon him) had a Sixpack abdomen. Keywords : Sixpack; Hadith; Sunnah; Prophet Muhammad.
PANDANGAN HADIS DALAM MEMPERINDAH BENTUK CIPTAAN ALLAH MELALUI MEDIS UNTUK KECANTIKAN DI KLINIK ARIANA AUDI KOTA MEDAN Jamil, Muhammad; Sulidar
Kodifikasia Vol 18 No 1 (2024): Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v18i1.9499

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas hadis terhadap prosedur medis yang dilakukan di Klinik Ariana Audi di Kota Medan, khususnya terkait dengan operasi plastik dan perawatan kecantikan. Studi ini juga mengevaluasi pandangan ulama dan masyarakat mengenai prosedur medis ini dalam konteks ajaran Islam dan etika medis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan staf klinik, termasuk dokter dan perawat, serta pelanggan klinik. Selain itu, dilakukan analisis terhadap hadis-hadis dan tafsir ulama yang relevan, serta penelaahan terhadap literatur sekunder terkait pandangan Islam terhadap prosedur medis kecantikan. Analisis data dilakukan dengan metode tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar prosedur medis kecantikan di Klinik Ariana Audi, seperti Botox Full Face dan Mono Collagen, diterima oleh masyarakat dengan pandangan yang beragam. Meskipun beberapa ulama menganggap bahwa tindakan yang mengubah ciptaan Allah dapat menjadi haram, terdapat pandangan bahwa prosedur yang bertujuan untuk menghilangkan kemudharatan atau memperbaiki fungsi tubuh diperbolehkan. Penelitian ini juga menemukan bahwa masyarakat umumnya menyambut baik prosedur medis yang dianggap meningkatkan kualitas hidup dan kepercayaan diri, meskipun ada kekhawatiran terkait etika dan kehalalan prosedur tersebut. Secara keseluruhan, Klinik Ariana Audi dianggap memberikan layanan yang berkualitas dengan prioritas pada keamanan dan kenyamanan pasien, meskipun terdapat kritik terhadap waktu tunggu dan biaya. Penelitian ini memberikan wawasan tentang kompleksitas pandangan terhadap prosedur medis kecantikan dalam konteks budaya dan agama di Kota Medan, serta implikasinya bagi praktik klinis dan kebijakan kesehatan.
STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGIS: PENERAPAN HADIS ETIKA MAKAN DAN MINUM PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU HADIS UINSU Marbun, Wildani Ramadhan; Sulidar
Universum Vol. 18 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v18i1.2220

Abstract

Perguruan tinggi adalah tempat dimana Mahasiswa mengenyam pendidikan padaa leel yang lebih tinggi disertai dengan nalar dan pemahaman serta keilmuan yang mendalam. Disela-sela kehidupan kampus yang padat dan tekanan kuliah, mahasiswa dihadapkan pada tuntutaan kenyataan harus bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Akan tetapi, terkadang permasalahan muncul dari mahasiswa yang dipandang tidak dapat menjadi contoh dalam hal ber-etika, dalam hal ini adalah yang peling melekat dengan kehidupan, etika makan dan minum. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk melihat fenomena pada mahasiswa dalam kehidupan kampus dalam menjalankan etika makan dan minum sesuai Hadis dalam Islam. Dengan menggunakan pendekekatan Fenomenologis Kualitatif dengan 7 orang partisipan, penelitian ini akan memberikan gambaran konkrit terhadap fenomena mahasiswa dalam menjadalankan etika makan dan minum berbasis Hadis. Temuan dalam penelitian ini memperlihatkan hasil yang bervariasi dalam menjalankan etika makan dam minum pada mahasiswa, terdapat partisipan yang benar-benar menjalankan etika makan dan minum sesuai hadis dan adapula yang sekedarnya. Dengan penelitian ini diaharapkan dapat memberikan gambaran mengenai realitas mahasiswa dalam menjalankan etika makan dan minum sesuai Hadis.
STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGIS: PENERAPAN HADIS ETIKA MAKAN DAN MINUM PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU HADIS UINSU Marbun, Wildani Ramadhan; Sulidar
Universum Vol. 18 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v18i1.2220

Abstract

Perguruan tinggi adalah tempat dimana Mahasiswa mengenyam pendidikan padaa leel yang lebih tinggi disertai dengan nalar dan pemahaman serta keilmuan yang mendalam. Disela-sela kehidupan kampus yang padat dan tekanan kuliah, mahasiswa dihadapkan pada tuntutaan kenyataan harus bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Akan tetapi, terkadang permasalahan muncul dari mahasiswa yang dipandang tidak dapat menjadi contoh dalam hal ber-etika, dalam hal ini adalah yang peling melekat dengan kehidupan, etika makan dan minum. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk melihat fenomena pada mahasiswa dalam kehidupan kampus dalam menjalankan etika makan dan minum sesuai Hadis dalam Islam. Dengan menggunakan pendekekatan Fenomenologis Kualitatif dengan 7 orang partisipan, penelitian ini akan memberikan gambaran konkrit terhadap fenomena mahasiswa dalam menjadalankan etika makan dan minum berbasis Hadis. Temuan dalam penelitian ini memperlihatkan hasil yang bervariasi dalam menjalankan etika makan dam minum pada mahasiswa, terdapat partisipan yang benar-benar menjalankan etika makan dan minum sesuai hadis dan adapula yang sekedarnya. Dengan penelitian ini diaharapkan dapat memberikan gambaran mengenai realitas mahasiswa dalam menjalankan etika makan dan minum sesuai Hadis.
PANDANGAN HADIS DALAM MEMPERINDAH BENTUK CIPTAAN ALLAH MELALUI MEDIS UNTUK KECANTIKAN DI KLINIK ARIANA AUDI KOTA MEDAN Jamil, Muhammad; Sulidar
Kodifikasia Vol 18 No 1 (2024): Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v18i1.9499

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas hadis terhadap prosedur medis yang dilakukan di Klinik Ariana Audi di Kota Medan, khususnya terkait dengan operasi plastik dan perawatan kecantikan. Studi ini juga mengevaluasi pandangan ulama dan masyarakat mengenai prosedur medis ini dalam konteks ajaran Islam dan etika medis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan staf klinik, termasuk dokter dan perawat, serta pelanggan klinik. Selain itu, dilakukan analisis terhadap hadis-hadis dan tafsir ulama yang relevan, serta penelaahan terhadap literatur sekunder terkait pandangan Islam terhadap prosedur medis kecantikan. Analisis data dilakukan dengan metode tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar prosedur medis kecantikan di Klinik Ariana Audi, seperti Botox Full Face dan Mono Collagen, diterima oleh masyarakat dengan pandangan yang beragam. Meskipun beberapa ulama menganggap bahwa tindakan yang mengubah ciptaan Allah dapat menjadi haram, terdapat pandangan bahwa prosedur yang bertujuan untuk menghilangkan kemudharatan atau memperbaiki fungsi tubuh diperbolehkan. Penelitian ini juga menemukan bahwa masyarakat umumnya menyambut baik prosedur medis yang dianggap meningkatkan kualitas hidup dan kepercayaan diri, meskipun ada kekhawatiran terkait etika dan kehalalan prosedur tersebut. Secara keseluruhan, Klinik Ariana Audi dianggap memberikan layanan yang berkualitas dengan prioritas pada keamanan dan kenyamanan pasien, meskipun terdapat kritik terhadap waktu tunggu dan biaya. Penelitian ini memberikan wawasan tentang kompleksitas pandangan terhadap prosedur medis kecantikan dalam konteks budaya dan agama di Kota Medan, serta implikasinya bagi praktik klinis dan kebijakan kesehatan.
Ahmad Subhi Mansur's Thoughts on Hadith Alienation Siregar, Idris; Sulidar; Faza, Asrar Mabrur
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 17 No. 1 (2025): January - June
Publisher : Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/annur.v17i1.1769

Abstract

Hadith plays an important role in Islamic teachings as an explanation of the Qur'an and a source of Islamic law. However, Ahmad Subhi Mansur's thinking rejects the authority of hadith and asserts that the Qur'an is the only source of Islamic law. Mansur, an academic from Al-Azhar University, developed the idea of ??Quranism which rejects hadith as a valid source of Islamic teachings. He argued that the Qur'an has covered all aspects of human life and does not require additional explanation from hadith. By referring to various verses of the Qur'an, Mansur reinterprets the concept of "rasul" as referring to revelation, not the figure of the Prophet Muhammad personally. This study uses a qualitative method with a literature study approach to analyze Mansur's thinking. Some of the arguments used to reject the authority of hadith include the claim that the Qur'an is perfect, does not require additional laws, and the prohibition of following anything other than the Qur'an. Mansur's thinking has caused controversy and is contrary to the views of the majority of scholars who accept hadith as an integral part of Islamic teachings. This study aims to understand the basis of Ahmad Subhi Mansur's thinking, his method of interpretation, and the implications of his ideas for the study of hadith and Islamic law.
PERAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SEORANG ANAK MENURUT PERSFEKTIF HADIS Alkurnie, Muhammad Iqbal; Sulidar
Ulumuna: Jurnal Studi Keilsman Vol 10 No 2 (2024)
Publisher : LP2M IAI Miftahul Ulum Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36420/ju.v10i2.7714

Abstract

Moral education in children is a crucial aspect in shaping their character, which begins within the family as the first environment where children learn. This study discusses the role of parents in the formation of a child's morality from the perspective of hadith, emphasizing the importance of balanced parenting between freedom and boundaries. Using a qualitative approach, this research employs library research and field study methods to analyze relevant hadiths from the Kutub al-Sittah, supplemented by observations and interviews. The findings indicate that parents play a central role in educating their children, as children tend to imitate their parents' behavior. An overly strict parenting style can hinder communication and encourage dishonest behavior, while a more flexible and attentive approach tends to produce children who are open, sociable, and emotionally intelligent. However, unregulated freedom can negatively impact a child's moral development. Therefore, a balance between granting freedom and establishing clear boundaries is essential to ensure the positive moral development of children. This study underscores the importance of the parental role in guiding children to maintain a balance between internal influences (family) and external influences (social environment).