Abstrak: Penelitian ini ditujukan untuk menjabarkan mengapa bahasa vulgarisme dianggap lucudan mampu menarik penonton milenial dalam konten Youtube Milyhya yang berisikan kata-kata vulgar. Vulgarisme ialah variasi sosial yang cirinya adalah pemakaian bahasa oleh orang-orang yang kurang terpelajar atau dari kalangan yang tidak berpendidikan; biasanya orang-orang dan kalangan tersebut memperformansikan bahasa secara langsung dalam mengungkapkan maksudnya dan tidak mempertimbangkan bentuk bahasanya, sehingga cenderung berkata-kata dengan kasar. Objek penelitian ini adalah ujaran yang dituturkan oleh Manca dan teman-temannya dalam kanal Youtube bernama Milyhya pada episode “PUBG Indonesia – Voice to All, Lagu Random, Jadi Caster”. Pengambilan data dilakukan dengan cara dokumentasi dan simak-catat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan human instrument di mana peneliti mencari, mendapatkan, mengklasifikasikan, serta menganalisis data sendiri. Data yang ditemukan dalam video yang telah disebutkan antara lain: bodoh, bajingan, cao ni ma, bangsat, pantek, dan goblok. Hasil analisis menyebutkan bahwa alasan kelucuan, keterbalikan makna dengan ujaran, status kedekatan antar teman, ujaran ofensif dan memaki namun ada pengertian antar penutur dengan pendengar bahwa makna yang secara implisit berbeda adalah daya tarik kelucuan dan “slank vulgar” yang sedang digemari remaja milenial. Pada akhirnya, bahasa vulgarisme digunakan sebagai keseruan semata tanpa mendalami makna sesungguhnya dari kata tersebut.