Riyadi, Faizal Agung
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Teknis Sistem Penyaliran Tambang Terbuka di PT X Site PT Kijang, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan aritonang, bobby gersom amari; Cahyadi, Tedy Agung; Rosadi, Peter Eka; Dwinegara, Barlian; Riyadi, Faizal Agung
Jurnal Pertambangan dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpl.v5i2.28397

Abstract

The water issue occurred in the pit of PT X, the pit's catchment area could not accommodate the incoming water, thereby hindering mining activities. A study on the drainage system in this pit has not yet been conducted. Therefore, an analysis is necessary, which includes calculating the inflow of water to the mining area, dimensions of open channels and culverts, dimensions and volume of the sump, pumping system, and dredging time of the settling pond. The drainage system study utilizes daily rainfall data from the past 10 years (2014-2023). The planned rainfall analysis uses Gumbel, Normal, Log Normal, and Log Pearson III distributions, which are then analyzed using Chi-Square and Smirnov-Kolmogorov methods for a 5-year rainfall return period. The runoff discharge is determined using the rational method as a reference for assessing the dimensions of open channels, sump volume, pump capacity, and settling pond volume. The planned rainfall calculation for the 5-year return period indicates a Gumbel distribution of 130.53 mm/day, with an average rainfall duration of 2.335 hours and intensity of 25.71 mm/hour. The runoff discharge at DTH I, with an area of 0.078 km², is 0.5017 m³/s, while at DTH II, with an area of 0.019 km², it is 0.0814 m³/s. The actual sump volume is 1,869 m³, with the incoming water flow sourced from runoff at 0.5017 m³/s, a pumping capacity of 0.105 m³/s, and an actual settling pond area of 399.108 m². Based on analysis, the actual dimensions of sump can handle the incoming discharge. However, the actual sump volume is insufficient to accommodate the inflow, necessitating a recommendation to increase it to 4,800 m³. The actual settling pond area can accommodate the pumped water from the catchment. The required dredging times for each compartment are 25 days, 19 days, 20 days, and 25 days, respectively. 
ANALISIS HIDROLOGI MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN NAKAYASU UNTUK SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA PT. TRUBAINDO COAL MINING,KABUPATEN KUTAI BARAT, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Prawira, Hadi; Rosadi, Peter Eka; Cahyadi, Tedy Agung; Riyadi, Faizal Agung; Herniti, Dwi
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol. 10 No. 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v10i1.13238

Abstract

Analisis hidrologi merupakan tahap yang penting dalam merancang sistem penyaliran tambang. Pada daerah penelitian, potensi banjir di area pemuatan (loading) akibat akumulasi air hujan memerlukan evaluasi hidrologi terhadap infrastruktur drainase tambang. Sementara itu, keberadaan air tanah juga menjadi masalah dan perlu ditangani dengan baik. Metode rasional umumnya digunakan untuk analisis hidrologi, mengingat kesesuaiannya untuk area operasi tambang yang relatif kecil. Selain itu, alternatif lainnya adalah dengan menggunakan metode Nakayasu. Dengan menerapkan dan membandingkan hasil perhitungan dengan kedua metode tersebut dapat membantu merancang dimensi saluran terbuka yang lebih sesuai untuk menangani air potensi air limpasan yang dapat mengganggu operasi penambangan. Analisis curah hujan menggunakan distribusi Gumbel dilakukan terhadap data dari 10 tahun terakhir (2013 - 2022) untuk periode ulang hujan 3 tahun, memperoleh hasil curah hujan harian terencana sebesar 148,97 mm/hari dan intensitas curah hujan sebesar 20,79 mm/jam, dan risiko hidrologi sebesar 86,8%. Daerah tangkapan hujan (DTH) di lokasi dibagi menjadi dua bagian: dalam area tambang (DTH I) dan di luar area tambang, yang terbagi lagi menjadi DTH II, DTH III, dan DTH IV. Nilai debit limpasan metode rasional adalah 2,7051 m³/detik, 1,2485 m³/detik, 0,7976 m³/detik, dan 0,7630 m³/detik, sedangkan hasil metode Nakayasu adalah 3,6446 m³/detik, 5,2492 m³/detik, 3,3523 m³/detik, dan 3,2654 m³/detik.
Evaluasi Mine Dewatering System pada Penambangan Batubara Pit A2 PT Multi Harapan Utama, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timu Pasa, Titis Ilham; Rosadi, Peter Eka; Cahyadi, Tedy Agung; Riyadi, Faizal Agung; Firmansyah, Ilham
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol. 10 No. 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v10i2.14553

Abstract

Sistem penambangan batubara yang digunakan oleh PT Multi Harapan Utama (PT MHU) merupakan sistem tambang terbuka (surface mining) yang berhubungan langsung dengan alam sehingga kondisi cuaca sangat berpengaruh dalam keberlangsungan kegiatan penambangan. Masalah yang timbul adalah tingginya curah hujan dan bertambahnya lowest point pada area pit a2 sehingga ceruk tidak mampu menampung besarnya debit air limpasan yang masuk. Hal tersebut juga menyebabkan naiknya volume air pada ceruk hingga menggenangi front penambangan serta adanya pendangkalan pada kolam pengendapan akibat banyaknya material padatan yang masuk. Berdasarkan analisis curah hujan, diperoleh curah hujan harian rencana sebesar 90 mm/hari, intensitas curah hujan sebesar 14 mm/jam dengan periode ulang hujan 2 tahun dan risiko hidrologi sebesar 75%. Daerah tangkapan hujan di pit a2 dibedakan menjadi 4 daerah tangkapan hujan yang terdapat 2 DTH melimpas ke arah pit dengan total luasan sebesar 0,38 km², sehingga didapatkan debit air limpasan ke arah pit sebesar 1,29 m³/s. Di sisi lain, didapatkan volume air tanah yang masuk ke ceruk sebesar 0,03 m³/jam. Debit aktual pemompaan yakni sebesar 313,34 m³/jam, sehingga berdasarkan volume air yang masuk ke dalam ceruk dan volume pemompaan didapatkan volume ceruk perhitungan sebesar 14.700 m³. Ditinjau dari spesifikasi pompa, pemompaan dapat dilakukan peningkatan efisiensi dengan perbaikan pada rpm pengoperasian pada pompa menjadi 1300 rpm, sehingga mempercepat waktu pengeluaran air dari ceruk selama 5 hari. Kolam pengendapan dengan nilai Total Suspended Solid (TSS) sebesar 308 mg/l, didapatkan persen pengendapan pada setiap kompartemen sebesar 98% dan perhitungan estimasi waktu pengerukan pada setiap kompartemen selama 68 - 93 hari.
Kajian Neraca Air dan Estimasi Potensi Air Tambang Pit Nusa, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Riyadi, Faizal Agung
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol. 11 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v11i1.14661

Abstract

Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Penelitian dilakukan melalui pendekatan hidrologi dan hidrogeologi dengan mempertimbangkan komponen utama neraca air, yaitu presipitasi (P), evapotranspirasi (ET), infiltrasi (Inf.), dan limpasan permukaan (Runoff). Presipitasi dihitung berdasarkan nilai intensitas hujan rencana dengan metode Gumbel. Evapotranspirasi dihitung menggunakan metode Thornthwaite dengan koreksi lintang 5° LU. Perhitungan infiltrasi dilakukan berdasarkan konduktivitas hidrolik batuan rata-rata (K= 2,608×10⁻⁷ m/s) yang diperoleh dari pengujian konduktivitas hidrolik di lapangan. Debit limpasan dianalisis dan dihitung menggunakan rumus rasional berdasarkan rasio sebesar 70,325% terhadap nilai presipitasi,. Hasil kajian menunjukkan rasio neraca air P : ET : Inf. : Runoff = 100% : 17,82% : 11,86% : 70,32% untuk daerah tangkapan 1 km². Estimasi debit air tambang harian mencapai 22.271,82 m³/hari dari limpasan dan 1.181,64 m³/hari (Pit bagian Utara ) serta 886,22 m³/hari (Pit bagian Selatan ) dari air tanah. Secara kumulatif, potensi air tambang dari air limpasan tahunan mencapai 267.261,84 m³/tahun untuk tiap 1 km2 daerah tangkapan hujan. Potensi rembesan air tanah yang berasal dari batuan yang terekspos selama kegiatan penambangan adalah sebesar 212.694,625 m³/tahun untuk tiap 1 km lebar bukaan tambang. Potensi air tanah untuk Pit bagian Utara sebesar 425.389,25 m³/tahun dan Pit Bagian Selatan 319.041,94 m³/tahun.
IDENTIFIKASI AIR DIBAWAH BATUGAMPING MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY 2D DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING DI KABUPATEN ACEH SELATAN Amdad, Ali; winda, Winda; Nusanto, Gunawan; Saputro, Kristanto Jiwo; Lusantono, Oktarian Wisnu; Riyadi, Faizal Agung
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol. 9 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v9i2.11870

Abstract

Wilayah batugamping di daerah Aceh Selatan memiliki morfologi dengan banyaknya bukit-bukit berbentuk melingkar serta diameter lembah-lembah ratusan meter hingga puluhan kilometer. Pada wilayah ini CV. Berkah Alam Sejahtera melakukan eksplorasi dengan pemboran pada daerah yang telah dianggap prospek dan menemukan hasil adanya gua-gua yang diduga air pada lapisan bawah permukaannya di kedalaman 200 m. Namun jika semua eksplorasi dilakukan dengan pemboran maka akan memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama sehingga solusi yang dilakukan adalah mencari metoda yang relatif cepat dan lebih efesien untuk mengatasi permasalahan gua-gua yang ditemukan. Selain itu munculnya sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat sekitar harus terjamin kelancarannyaDari permasalahan tersebut ditemukan metode yang cocok untuk mendeteksi lapisan bawah permukaan seperti gua-gua dan aliran air bawah permukaan . Metode tersebut yaitu metode pengukuran geolistrik resistivity dengan mengunakan konfigurasi pole-pole. Alasan mengunakan konfigurasi pole-pole karena konfugurasi ini yang dapat mendeteksi lapisan bawah permukaan yang paling dalam dibandingkan dengan metode konfigurasi lainnya dan konfigurasi pole-pole ini juga cocok digunakan untuk lapisan batuan sedimen layer yang sejenis.Hasil analisis data dan pengolahan data geolistrik yang telah dilakukan ditemukan bahwa pada penelitian ini terdapat aliran air bawah tanah dalam rongga yang besar di sebelah utara daerah penelitian yang mengalir dari dolina, kemudian dari dolina utara tersebut mengalir berputar ke timur, selanjutnya mengalir ke arah selatan. Zona kering usulan daerah penambangan pada penelitian ini terbagi menjadi 3 daerah zona yaitu zona pertama memiliki luas area 84,17 Ha, zona kedua memiliki luas area 95,51 Ha dan zona ketiga memiliki luas daerah 31,01 Ha dengan total luas 210.69 Ha. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menyelesaian permasalahan yang ada dan dapat mempertahankan jalur air bawah permukaan pada daerah penelitian sehingga kebutuhan air pada masyarakat tetap terpenuhi.