Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Influence Of Gkp Hpp On Paddy Rice Production And Rice Prices In North Sumatra Yanti, Mariana Eva; Surbakti, Supriadi; Muli, Sukri; Yurizky, Yusra
Biram Samtani Sains Vol 7 No 1 (2023): Maret : Biram Samtani Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UGP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/jbss.v7i1.567

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh HPP GKP terhadap produksi padi sawah dan harga beras di Sumatera Utara pada tahun 1990-2020. Data yang diperoleh dari Data sekunder dari Badan Pusat Statistik dan Instansi yang terkait. Analisis yang di gunakan oleh Vector Auto Regresion
SOSIALISASI PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SEBAGAI ECO ENZYME PADA KELOMPOK TANI KELURAHAN BHAKTI KARYA Sitompul, Hamela Sari; As’ad, Octasella Ainani; Nasution, Nurhadida; Yanti , Mariana Eva; Mulia, Sukri; Surbakti, Supriadi; Yurizky, Yusra
Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2024): JIPMAS : Journal Inovasi Pengabdian Masyarakat
Publisher : PT. Karya Inovatif Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65255/jipmas.v1i2.47

Abstract

Organic waste is a type of waste that can weather or decompose into smaller materials, while non-organic waste is a type of waste that is very difficult to decompose. Binjai is one of the villages in Deli Serdang which is not free from waste management problems. In this case, Deli Serdang district produces household waste (SRT) and similar household waste (SSRT) in quite large quantities. The objectives of this activity are: (1) To provide information and education about processing organic waste into eco enzymes; (2) Provide information about the processing and use of Eco Enzyme in agriculture as organic fertilizer. The target of the activity was farmer groups in Bhakti Karya Village, Binjai City on January 17 2024. The activity was carried out twice using two methods, namely lecture, demonstration and question and answer. The service activity began with the team making eco-enzyme samples. The purpose of making samples is for harvesting while making eco-enzyme takes three months. Based on the results of the community service activities that have been carried out, it can be concluded that the socialization of making eco-enzymes can meet the needs and provide benefits to the Bhakti Karya sub-district farmer group, so that this service can really be continued
Analisis Saluran Pemasaran Rambutan Di Kabupaten Langkat (Studi Kasus : Desa Padang Brahrang, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara) Yurizky, Yusra; Mulia, Sukri; Surbakti, Supriadi; Sitompul, Hamela Sari
Jurnal Agri Smart Deli Sumatera Vol. 2 No. 1 (2024): Artikel Riset Maret 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Deli Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pola saluran pemasaran dan fungsi-fungsi pemasaran rambutan di Desa Padang Brahrang, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Metode penentuan sampel penelitian dilakukan dengan cara snowball sampling. Metode pengumpulan data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis data penelitian digunakan secara deskriptif kualitatif. Pola saluran pemasaran rambutan di daerah penelitian adalah saluran pemasaran I : Petani à Pedagang Pengecer à Konsumen dan saluran pemasaran II : PetaniàPedagang PengumpulàPedagang PengeceràKonsumen. Fungsi-fungsi pemasaran rambutan di daerah penelitian adalah pada saluran pemasaran I dan II petani rambutan melakukan fungsi-fungsi pemasaran meliputi fungsi pertukaran yang berupa penjualan. Sedangkan, pada saluran pemasaran I dan II pedagang pengecer dan pedagang pengumpul rambutan melakukan fungsi-fungsi pemasaran meliputi fungsi pertukaran yang berupa pembelian dan penjualan, juga fungsi fisik yang berupa pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan, dan juga fungsi fasilitas yang berupa sortasi, penanggungan resiko, dan informasi pasar. Dan juga pada saluran pemasaran I dan II konsumen rambutan melakukan fungsi-fungsi pemasaran meliputi fungsi pertukaran yang berupa pembelian.
ANALISIS TINGKAT KONSUMSI DAN PREFERENSI KONSUMEN KENTANG(Solanum tuberosum) SEGAR DI KOTA MEDAN Surbakti, Supriadi; Mulia, Sukri; Yurizky, Yusra
Jurnal Agri Smart Deli Sumatera Vol. 2 No. 2 (2024): Artikel Riset September 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Deli Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah produksi kentang di Sumatera Utara pada tahun 2012 mencapai 16,49 ton/ha dengan luas lahan 3.272 ha di Kabupaten Karo Sumatera Utara berdasarkan data dari badan pusat statistik produksi kentang di Sumatera Utara cukup signifikan karena provinsi ini merupakan salah satu sentra penghasil kentang di Indonesia. Sekitar 20% dari jumlah kentang di Indonesia dihasilkan oleh Provinsi Sumatera Utara, dimana pusat kotanya berada di medan maka konsumsi terbesar kentang ada di masyarakat Kota Medan. Hal ini menjadi masalah dan ancaman bagi pemenuhan konsums kentang khususnya di Kota Medan. Tingkat konsumsi kentang segar merupakan volume kentang yang di konsumsi oleh konsumen dalam satuan per waktu. Sehingga perlu dilihat tingkat konsumsi dan preferensi konsumen terhadap kentang segar baik dari sisi harga, ukuran, kelembaban, aroma yang menjadi pilihan akhir konsumen untuk memutuskan mengkonsumsi kentang segar sesuai kebutuhannya. Konsumsi kentang segar di Kota Medan sebesar 61,72 gram/kap/hari. Preferensi Konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi kentang segar, yaitu memiliki komposisi kombinasi yang bernilai baik menunjukkan pada level atribut yang paling penting, yaitu atribut harga (0.423), ukuran (0.243), warna (0.214), kelembaban (0.164), serta aroma (0.104). Artinya konsumen lebih mengutamakan atribut harga kentang dibandingkan atribut lainnya. Model Kombinasi yang disukai konsumen kentang segar secara umum adalah kombinasi nomor 9, yaitu terong ungu segar dengan komposisi kombinasi level atribut ukuran sedang, beraroma tidak tajam, harga berkisar Rp 12000/kg dan tingkat kelembaban/kekeringannya kategori lembab serta memiliki warna kuning gelap.