Arifa, Nur
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ORANG TUA SEBAGAI ROLE MODEL BAGI PENINGKATAN LITERASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI ERA DIGITAL Hernawati, Sari; Arifa, Nur; Mazaya, Nur Widad; Himawati, Ulya; Azizah, Fadhilatul Amalya; Suyati, Suyati
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 15, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v15i1.11018

Abstract

Dewasa ini, arus digitalisasi semakin deras, interaksi anak dengan media digital semakin intens sehingga orangtua memiliki peran penting dalam menjaga dan mengawasi literasi anak terkhusus anak usia sekolah dasar. Media digital seperti tablet maupun gadget dapat membawa hal positif dan negatif bagi perkembangan kognitif anak pada usia sekolah dasar.  Jika merujuk pada permendikbud, pasal 7 ayat 5 peraturan Menteri nomor 137 tahun 2014 yang berbunyi “pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal membutuhkan keterlibatan orangtua dan orang dewasa serta akses layanan yang bermutu” (permendikbud, 2014). Oleh karena itu orang tua harus bisa menjadi role model atau panutan bagi anak dalam upaya peningkatan literasi pada anak. Artikel ini akan membahas tentang bagaimana peran orang tua sebagai contoh bagi anak dalam menyeimbangkan penggunaan media digital bagi anak sehigga minat baca anak usia sekolah dasar menjadi meningkat. Dengan menggunakan metode kualitatif library research penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa peran orang tua sebagai role model dalam kegiatan sehari-hari di rumah dapat berdampak pada peningkatan  literasi anak usia sekolah dasar.   
ORANG TUA SEBAGAI ROLE MODEL BAGI PENINGKATAN LITERASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI ERA DIGITAL Hernawati, Sari; Arifa, Nur; Mazaya, Nur Widad; Himawati, Ulya; Azizah, Fadhilatul Amalya; Suyati, Suyati
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 15, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v15i1.11018

Abstract

Dewasa ini, arus digitalisasi semakin deras, interaksi anak dengan media digital semakin intens sehingga orangtua memiliki peran penting dalam menjaga dan mengawasi literasi anak terkhusus anak usia sekolah dasar. Media digital seperti tablet maupun gadget dapat membawa hal positif dan negatif bagi perkembangan kognitif anak pada usia sekolah dasar.  Jika merujuk pada permendikbud, pasal 7 ayat 5 peraturan Menteri nomor 137 tahun 2014 yang berbunyi “pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal membutuhkan keterlibatan orangtua dan orang dewasa serta akses layanan yang bermutu” (permendikbud, 2014). Oleh karena itu orang tua harus bisa menjadi role model atau panutan bagi anak dalam upaya peningkatan literasi pada anak. Artikel ini akan membahas tentang bagaimana peran orang tua sebagai contoh bagi anak dalam menyeimbangkan penggunaan media digital bagi anak sehigga minat baca anak usia sekolah dasar menjadi meningkat. Dengan menggunakan metode kualitatif library research penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa peran orang tua sebagai role model dalam kegiatan sehari-hari di rumah dapat berdampak pada peningkatan  literasi anak usia sekolah dasar.   
Pengaruh Penerapan Model Open-Ended PBL Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Peserta Didik Safaria, Sri Anandari; Patih, Tandri; Arifa, Nur
Griya Journal of Mathematics Education and Application Vol. 5 No. 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/griya.v5i2.619

Abstract

The ability to think creatively is one of the important skills that needs to be developed in learning mathematics. This research aims to see that the Open-Ended Problem Based Learning (Open-Ended PBL) model can help improve students' creative mathematical thinking abilities. Using a quasi-experimental approach, research was conducted on class VII students at one of the state junior high schools in Central Buton Regency. Two classes were chosen randomly, namely one as an experimental group, namely class VII-B, which received learning using the Open-Ended PBL model, and the other as a control group, namely class VII-A, with conventional learning. After the learning process, students' creative thinking abilities are analyzed using statistical tests, starting with normality and homogeneity tests as well as the independent sample t-test. The results show that students taught with the Open-Ended PBL model experienced significant improvement, with an average N-gain of 0.42 and a significance value of 0.00. A p-value of less than 0.05 is evidence that the application of the Open-Ended PBL model has a significant influence on increasing students' creative mathematical thinking abilities. These findings show that the Open-Ended PBL approach not only helps students understand mathematics more deeply, but also encourages them to think more openly and creatively. This model can be a strategic choice for teachers in creating more meaningful mathematics learning.
The Curriculum of Islamic Education in the Classical and Modern Eras and Its Relevance to the Independent Curriculum: A Comparison of the Thoughts of Syed Naquib Al-Attas and Ibn Sahnun Arifa, Nur; Amrona, Yassir Lana; Aripai, Andi Fatihul Faiz
An-Nida' Vol 48, No 1 (2024): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/an-nida.v48i1.26298

Abstract

The curriculum of Islamic education has evolved over time, from the classical era to the modern era. In the classical era, there was a scholar who pioneered the Islamic education system, namely Ibn Sahnun. In the modern era, there is Syed Naquib al-Attas, who upholds the Islamization of knowledge. This study aims to discuss whether the content of the curriculum in classical Islamic education designed by Ibn Sahnun and the modern curriculum designed by Al-Attas synergize with each other in terms of the levels of knowledge studied. Furthermore, if we relate it to the Independent Curriculum program currently promoted by the government, is it relevant and compatible with the curriculum designs of these two figures, Ibn Sahnun and Al-Attas? This study employs a descriptive comparative research method and an in-depth analysis of the literature related to these two figures to examine the relevance of their ideas with the Independent Curriculum initiated by the government. The results of this study found that there is compatibility between the classical and modern Islamic education curriculum and the Independent Curriculum in four aspects: first, the aspect of freedom in learning; second, the aspect of attention; third, the aspect of flexibility; and fourth, the aspect of cooperation. This also concludes that there is relevance between the Independent Curriculum and the Islamic education curriculum designed by Al-Attas and Ibn Sahnun regarding compulsory learning related to the Qur'an as the main foundation before understanding other subjects, especially social sciences.Abstrak: Kurikulum pendidikan Islam mengalami perkembangan dari masa ke masa yaitu dari era klasik sampai pada era modern. Pada era klasik, terdapat ulama yang menjadi pelopor sistem pendidikan Islam yaitu Ibnu Sahnun. Kemudian pada era modern terdapat Syed Naquib al-Attas yang menjunjung tinggi islamisasi ilmu pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang apakah muatan materi yang terdapat dalam kurikulum pendidikan Islam era klasik rancangan Ibnu Sahnun dan kurikulum era modern rancangan Al-Attas memiliki sinergisitas satu sama lain dalam aspek tingkatan keilmuan yang dipelajari? Kemudian jika ditarik dengan program kurikulum merdeka yang sedang digencarkan oleh pemerintah pada saat ini apakah relevan dan memiliki kesesuaian dengan rancangan kurikulum dua tokoh tersebut yaitu Ibnu Sahnun dan Al-Attas? Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif komparatif serta analisis yang mendalam terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan kedua tokoh tersebut untuk melihat relevansi gagasan ide kedua tokoh tersebut dengan kurikulum merdeka yang diinisiasi oleh pemerintah. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat kesesuaian antara kurikulum pendidikan Islalm era klalsik dan era modern dengan kurikulum merdeka pada empat aspek yaitu: pertama, aspek kebebasan dalam belajar; kedua, aspek memperhatikan; ketiga, aspek fleksibilitas; dan keempat, aspek gotong royong. Hal ini juga memberikan kesimpulan bahwa terdapat relevansi antara kurikululm merdeka dengan kurikulum pendidikan Islam yang dirancang oleh Al-Attas daln Ibnu Sahnun mengenai pembelajaran wajib yang berkenaan dengan Al-Qur’an menjadi dasar utama sebelum memahami materi-materi lain terutama ilmul-ilmul sosial.