Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Meaning of The Various Decorative Motifs of Traditional Acehnese Houses in the 13th Century As a Cultural Tourism Attraction Sonata, Eviana; Rahmi Novalita, Rahmi Novalita; Muharramsyah, Rambang
Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education Vol. 8 No. 2 (2024): Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education (SJDGGE)
Publisher : Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sjdgge.v8i2.619

Abstract

This research aims to identify and explore the meaning of the decorative motifs on the traditional Acehnese Rumoh Teungku Chik Awe Geutah. This type of research is qualitative research. This research uses primary data and secondary data. Primary data was obtained through direct observation of the condition of the Teungku Chik Awe Geutah rumoh site, while secondary data was obtained through journals. Data collection techniques through observation and documentation. Data analysis techniques include; data reduction, data display, data interpretation, and drawing conclusions. The research results show that; The decorative motifs of Aceh's traditional Rumoh Teungku Chik Awe Geutah include; 1) Bungong Meulu, symbolizes the beauty, fertility, fragrance and holiness of the land of Aceh, 2) Bungong Awan-Awan, has the meaning of power and greatness of Allah and gratitude, 3) Puta Taloe, as a symbol of guardian and strength, 4) Tapak Catoe, contains the meaning of intelligence in deciding something and taking the right steps by relying on faith, effort and prayer, 5) Bungong Kala, symbolizes the beauty and fertility of the land of Aceh, 6) Bungong Lampu Gantung, symbolizes beauty and is a form of creativity of the Acehnese people, 7) Bungong Apeng, and Bungong Mata Uroe symbolize the beauty and fertility of the land of Aceh, 8) Bungong Seumanga has the meaning of prosperity, prosperity, harmony, beauty and fragrance, 9) Bungong Seuleupok, has the meaning of beauty and fertility, 10) Awan Sitangke, has the meaning of power and the greatness of Allah, 11) Bungong Pucok Reubong, has the meaning that everything in social, cultural and customary matters must be based on cooperation and mutual assistance between people, 12) Ceureupa, functions as a place for betel used by the people of Aceh
PEDIDIKAN LITERASI DAN SENI KREATIF PADA KOMUNITAS RANGKANG PUSTAKA Novalita, Rahmi; Erlina, Erlina; Maulita, Cut Eliza; Yacub, Andi; Sonata, Eviana; Mahan, Fitris; Ismayani, Lilis; Bahtiar, Bahtiar; Sabiro, Dadang; Murni, Seri; Khairani, Cut; Fitrah, Hariki
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.24586

Abstract

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan menuntut setiap peserta didik untuk mempunyai kemampuan baca dan tulis yang baik, sehingga dapat tercapai tujuan agar peserta didik mempunyai pengetahuan yang cukup, kompetitif, dan mengikuti perkembangan zaman. Membaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di Gampong Meunasah Meucat Kabupaten Aceh Utara, dengan mitra kegiatan adalah komunitas baca Rangkang Pustaka dengan jumlah 50 orang peserta. Pelaksanan kegiatan PKM ini berbentuk pelatihan berupa pembelajaran literasi menggunakan metode Read Aloud dan juga kegiatan mewarnai gambar untuk melatih kreatifitas peserta. Metode Read Aloud membantu anak melatih keterampilan menyimak, menambah perbendaharaan kata, bercerita ulang, mengolah infrmasi, dan terjalin interaksi yang baik antara pendengar dengan pencerita. Pada proses kegiatan mewarnai peserta didik berlatih untuk mengembangkan daya imajinasi dalam melakukan perpaduan warna yang sesuai dengan gambar, melatih keterampilan motorik halus peserta didik, kesabaran serta keterampilan mengambil keputusan dalam hal ini terkait dengan penentuan warna. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa pendidikan literasi menggunakan metode Read Aloud untuk meningkatkan keterampilan menyimak peserta dan seni kreatif pada kegiatan mewarnai meninjau aktivitas pembelajaran literasi 90% dan mewarnai 90 % dengan kategori sangat baik