Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Efek Kompres Hangat dan Pemberian Air Kelapa terhadap Dismenore Primer pada Remaja Putri Pondok Pesantren Modern Al Ikhlash Putri Kuningan: The Effects of Warm Compress and Coconut Water Administration on the Primary Dysmenorrhea in Teenage Girls of the Al Ikhlash Putri Modern Boarding School, Kuningan Regency Rukoyah, Oya Siti; Triwahyuningsih, Ria Yulianti; Kumalasary, Diyanah; Nurfita, Nisa Rizki
Amerta Nutrition Vol. 8 No. 1SP (2024): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v8i1SP.2024.76-82

Abstract

Background: The menstruating teenage girls show a high primary dysmenorrhea incidence which is very discomforting, in form of abdominal cramps or pain spread to the back, headache, nausea and vomiting, as well as diarrhea, so they have to take a rest in a certain period of time and stop carrying out their activities and works. Objectives: This research aims to identify the effects of warm compress and coconut water administration towards the primary dysmenorrhea in teenage girls of Al-Ikhlash Putri Modern Boarding School, Kuningan Regency. Methods: This research was the pre-experimental research with one group pretest-posttest design. Total 83 teenage girls from classes 1 to 3 in Senior High School at the age of 14-18 years were selected as population. Instrument used was the Standard Operating Procedure (SOP) and the checklist sheet (observation and interview). Data processing was carried out using the SPSS program. The purposive sampling was applied in taking the sample, so 26 teenagers, relevant to the inclusion and exclusion criteria, were obtained. Data collected were primary data. Univariate and bivariate analyses were utilized with the paired t-test in testing effects and chi-square test in testing correlation of every variable. Results: There was a difference test with p-value 0.000, while the significant effect was found in menstrual pain before and after warm compress and coconut water administration in teenage girls. Conclusions: Warm compress and regularly consuming coconut water can minimize the menstrual pain in teenage girls.
EXPLORING THE IMPACT OF BABY MASSAGE ON SLEEP QUALITY: A STUDY AT PRATAMA AULIA MEDIKA CLINIC, CIREBON REGENCY Adisti, Putri Nawal; Hidayah, Fika Nur; Nurfita, Nisa Rizki
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v14i1.6650

Abstract

Sleep is an important adaptation process for babies as they adjust to their environment. According to 2018 World Health Organisation (WHO) data published in the journal Pediatrics, around 40% of infants experience sleep problems. One potential intervention to address this is infant massage. This study aims to explore the characteristics of infants, assess the quality of infant sleep before and after receiving massage, and evaluate the effect of infant massage on infant sleep quality at Klinik Pratama Aulia Medika Girinata. This study used a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest approach. The sample consisted of 30 infants aged 0-12 months who were selected using purposive sampling. Data were analysed using univariate and bivariate analyses, with Wilcoxon test used for statistical evaluation. The results showed that before receiving infant massage, most infants (n=13.52%) were categorised as having poor sleep quality. In contrast, after the massage intervention, most infants (n= 14.56%) were classified as having good sleep quality. The Wilcoxon statistical test yielded a significant p-value of 0.000, which is smaller than the alpha level of 0.05, thus supporting the acceptance of the alternative hypothesis (Ha). The findings suggest infant massage has a positive influence on improving the sleep quality of infants aged 0-12 months at Pratama Aulia.
Inovasi Kroket Berbasis Singkong Serta Tinggi Gizi Untuk Mencegah Stunting Efriani, Like; Nurfita, Nisa Rizki; Nurhasanah, Nurhasanah; Ainsani, Bela; Sarofah, Dina; Dilla, Fatwa
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20780

Abstract

Kasus stunting masih menjadi masalah global yang penting untuk diatasi di seluruh dunia. Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2021). Kejadian stunting dapat terjadi pada masa kehamilan akibat kurangnya asupan gizi saat hamil, pola makan yang tidak tepat, serta kualitas pangan yang rendah sehingga mengakibatkan pertumbuhan terhambat. Berdasarkan data WHO pada tahun 2023, kejadian stunting di dunia mencapai 22,3% atau sebanyak 148,1 juta jiwa pada tahun 2022. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6%. Di Jawa Barat, pada tahun 2024 telah ditetapkan penurunan stunting hingga 24%. Sementara itu, menurut Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Desa Argasunya memiliki angka kejadian stunting sebanyak 260 orang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang pemanfaatan bahan pangan lokal untuk menggerakkan masyarakat agar mampu melaksanakan pemenuhan gizi seimbang pada anak. Pengabdian ini melibatkan 15 orang peserta. Hasil dari pengabdian inovasi yang telah dilakukan adalah peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemenuhan gizi yang tepat selama masa kehamilan untuk meminimalisir kejadian stunting.Kata Kunci: Ubi kayu, Stunting, Ibu hamil, Pengabdian kepada masyarakat
Sosialisasi Teh Celup Dari Limpang Jahe, Kunyit Dan Sereh Untuk Mejaga Imunitas Tubuh Pada Masyarakat Nurhasanah, Nurhasanah; Nurfita, Nisa Rizki; Efriani, Like; Nabilah, Amatullah; Mutika, Indah; Rifki, Ahmad
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20778

Abstract

Teh herbal merupakan minuman yang berasal dari bahan-bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. Teh herbal biasanya terbuat dari rempah-rempah atau bagian tanaman, seperti akar, batang, daun, bunga, atau umbi. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat dapat memperoleh keterampilan dalam pembuatan teh herbal secara sederhana untuk dikembangkan menjadi produk atau untuk konsumsi pribadi, sosialisasi ini melibatkan 22 orang peserta. Hasil dari program sosialisasi ini adalah masyarakat dapat memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar lingkungan setempat karena memiliki potensi manfaat yang tinggi bagi kesehatan. Dan sosialisasi ini membantu mengenalkan cara yang benar dalam memanfaatkan tanaman. Kegiatan sosialisasi mengenai teh herbal untuk menjaga kekebalan tubuh guna mencegah penyakit disambut baik oleh warga Desa Sumurwuni dengan partisipasi yang tinggi dan minat yang besar dari warga sekitar selama kegiatan berlangsung.Kata kunci: teh herbal, jahe, kunyit, serai
DIFFERENCES IN THE EFFECTIVENESS OF HEALTH PROMOTION MEDIA BETWEEN LEAFLET AND POWERPOINT ON THE LEVEL OF ADOLESCENTS' KNOWLEDGE ABOUT HIV/AIDS Na'im, Zaitun; Nurjanah, Nunung; Nurfita, Nisa Rizki; ,, Tonasih
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 14, No 02 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v14i02.8417

Abstract

The high number of HIV/AIDS infections that continue to increase, especially among young people or teenagers, makes this a serious problem. Therefore, efforts are needed to increase adolescent knowledge about HIV/AIDS, one of which is through health promotion. The purpose of this study was to determine the difference in the effectiveness of health promotion media between leaflets and powerpoint on the level of adolescent knowledge about HIV/AIDS at SMA YABAKII 2 Gandrungmangu Cilacap. The research method used was pre-experimental with a two-group pre-test post-test design. Sampling with a total sampling of 116 respondents. Based on the results of the study, the average knowledge after being given health promotion about HIV/AIDS with leaflet media was 18.05 while with powerpoint media it was 18.60. The Mann Whitney test results obtained a p-value of 0.028 smaller than 0.05 (0.028 0.05) which means there is a difference in the effectiveness of health promotion media between leaflets and powerpoint. The use of powerpoint media is more effective than leaflet to increase adolescent knowledge about HIV/AIDS at SMA YABAKII 2 Gandrungmangu Cilacap. It is hoped that health workers will contribute more to health promotion in schools so that they can reduce HIV/AIDS cases in Indonesia.
The Effect Of Peer Group Education On The Knowledge And Attitudes Of Adolescents Regarding HIV/AIDS Prevention Nurfita, Nisa Rizki; Suminar, Erni Ratna; Aliah, Nur; Fathiyyatussabillah, Fathiyyatussabillah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 10 (2025): Volume 11 No 10 Oktober 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i10.23141

Abstract

Latar  Belakang  : Remaja  merupakan  kelompok  usia  yang  rentan  terhadap  penyebaran  HIV/AIDS akibat kurangnya pengetahuan dan masih rendahnya sikap preventif terhadap perilaku berisiko. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa proporsi kasus HIV pada kelompok usia 15–24 tahun masih cukup tinggi. Prevalensi di usia 15–24 tahun pernah mencapai 25% di beberapa wilayah, sehingga dibutuhkan strategi edukasi yang efektif dan relevan dengan karakteristik remaja. Edukasi peer group menjadi salah satu pendekatan yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan membentuk sikap positif terhadap pencegahan HIV/AIDS.Tujuan : Mengetahui apakah edukasi peer group meningkatkan pengetahuan dan sikap preventif remaja  SMA  N 7   Kota  Cirebon  tentang  HIV/AIDS,   mengetahui   faktor  pendukung   dan  penghambat pelaksanaan  edukasi peer group dan mengetahui model pendidikan  yang paling efektif diterapkan untuk remaja di wilayah Cirebon.Metode : Penelitian   dilakukan   dengan quasi-eksperimental dengan kelompok intervensi dan kontrol, serta pendekatan pre-test dan post-test. Sampel diambil secara purposive dari siswa kelas X hingga XII, dengan jumlah masing-masing  kelompok 30 siswa. Intervensi dilakukan dalam bentuk edukasi oleh peer educator, yang memberikan materi pencegahan HIV/AIDS selama satu minggu menggunakan modul edukatif yang tervalidasi. Kuesioner penelitian ini telah teruji validitas dan reliabilitasnya.Hasil : Uji Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan signifikan yang bermakna antara pre test dan post test pada kelompok intervensi dengan nilai Z = -4,630 dan p = 0,000 (p < 0,05). Edukasi peer group terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS. Adanya peningkatan sikap positif siswa pada kelompok intervensi setelah diberikan edukasi peer group antara pre test dan post test. Uji Wilcoxon memperlihatkan perbedaan yang signifikan (Z = -4,626; p = 0,000). Faktor pendukung edukasi peer group di sekolah meliputi rasa solidaritas, kebersamaan, motivasi tinggi terkait rasa ingin tahu, keinginan untuk mendengar dan  pengembangan diri, berbagi pengalaman dan dukungan dari sekolah. Faktor penghambat yang muncul dari peer group, seperti kesulitan menerima individu yang berbeda, sikap tertutup, munculnya rasa iri antar anggota, adanya persaingan, hingga timbulnya pertentangan atau jarak antar kelompok sebaya. Pendekatan peer group dinilai lebih efektif diterapkan pada remaja karena siswa cenderung percaya diri, lebih terbuka, nyaman, saling memotivasi dan mampu mengembangkan solidaritas ketika berdiskusi dengan teman sebaya.Kesimpulan  : Edukasi peer group memiliki pengaruh terhadap peningkatan  pengetahuan  dan sikap remaja tentang pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 7 Kota Cirebon. Kata Kunci : HIV AIDS, Pengetahuan, Remaja, Sikap, Teman Sebaya  ABSTRACT Background : Adolescents represent an age group that is vulnerable to the spread of HIV/AIDS due to limited knowledge and a low level of preventive attitudes toward risky behaviors. Data from the Ministry of Health indicate that the proportion of HIV cases among individuals aged 15–24 years remains relatively high. The prevalence within this age group has reached up to 25% in several regions, highlighting the need for effective educational strategies that are relevant to adolescent characteristics. Peer group education is considered one of the approaches that may enhance understanding and foster positive attitudes toward HIV/AIDS prevention.Purpose: This study aims to determine whether peer group education improves the knowledge and preventive attitudes of students at SMA Negeri 7 Cirebon regarding HIV/AIDS, to identify supporting and inhibiting factors in the implementation of peer group education, and to determine the most effective educational model to be applied among adolescents in the Cirebon area.Method: This research employed a quasi-experimental design with intervention and control groups, using a pre-test and post-test approach. Samples were purposively selected from students in grades X to XII, with 30 students in each group. The intervention consisted of educational sessions delivered by peer educators, whoprovided HIV/AIDS prevention materials over the course of one week using a validated educational module. The research questionnaire had been tested for validity and reliability.Results: The Wilcoxon test indicated a statistically significant difference between the pre-test and post- test results in the intervention group, with Z = -4.630 and p = 0.000 (p < 0.05). Peer group education was proven to be effective in increasing students’ knowledge about HIV/AIDS. There was also an improvement inpositive attitudes among students in the intervention group after the peer group education, as shown by a significant difference in the Wilcoxon test results (Z = -4.626; p = 0.000). Supporting factors for peer group education in schools included solidarity, togetherness, high motivation driven by curiosity, willingness  to listen and develop oneself, sharing experiences,  and school support. Inhibitingfactors identified within peer groups included difficulties in accepting individual differences, closed attitudes, feelings of jealousy among members, competition, and the emergence of conflicts or distance between peer groups. The peer group approach was considered more effective for adolescents because students tended to be more confident, open, comfortable, motivated, and capable of developing solidarity when discussing with peers.Conclusion: Peer group education has a significant effect on improving adolescents’ knowledge and attitudes regarding HIV/AIDS prevention at SMA Negeri 7 Cirebon. Keywords : Peer Group, Knowledge, Adolescent Attitude, HIV/AIDS. 
Effectiveness Of Ginger Aromatherapy On Nausea And Vomiting In Pregnant Women As A Preventive Effort Against Stunting : An Experimental Study Suminar, Erni Ratna; Nurfita, Nisa Rizki; Nurhasanah, Nurhasanah; Aliah, Nur; Fathiyyatussabillah, Fathiyyatussabillah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 10 (2025): Volume 11 No 10 Oktober 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i10.23139

Abstract

Latar Belakang : Mual muntah merupakan salah satu ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada     trimester pertama. Di Indonesia jumlah ibu hamil trimester 1 yang melakukan kunjungan     K1 sebanyak 4.873.441 ibu hamil dan sekitar 2.436.721 ibu hamil atau sekitar 50% ibu mengalami mual muntah pada kehamilan. Dampak dari mual muntah sangat    berpengaruh terhadap penambahan berat badan saat hamil, hal tersebut berhubungan dengan jumlah asupan makanan yang akan diterima janin. Penambahan berat badan dan status gizi ibu hamil berhubungan dengan kejadian stunting.  Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Aromaterapi Jahe Terhadap Mual Muntah Pada Ibu Hamil dalam Upaya Pencegahan Stunting di Wilayah Harjamukti Kota Cirebon.Metode penelitian : Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Pre eksperimen one group  pretest posttest design dengan pengambilan sampel purposiv sampling dan analisis uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Populasi pada penelitian ini yaitu ibu  hamil di wilayah Harjamukti Kota Cirebon sebanyak 162. Dengan  jumlah sample 44 orang.Hasil penelitian Skor mual muntah sebelum diberikan aromaterapi jahe sebanyak 24 orang ibu hamil (55%) mengalami mual muntah sedang dengan rentang skor  8-11, sehingga setelah diberikan aromaterapi jahe menjadi menurun sebanyak 23 orang ibu hamil (52%) mengalami mual muntah ringan dengan rentang skor 4-7. Didapat nilai Sig. (2-tailed) = 0.000 dengan nilai α = 0,05.Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh pemberian aromaterapi jahe terhadap skor mual muntah pada      ibu hamil di wilayah Harjamukti Kota Cirebon ada pengaruh efektifitas aromaterapi.Saran : Diharapkan bidan dan tenaga kesehatan lain dapat menerapkan aromaterapi jahe dalam menangani mual muntah pada ibu hamil sebagai terapi non farmakologi dalam pencegahan stunting. Kata Kunci : Mual, Muntah, Ibu Hamil, Aromaterapi Jahe ABSTRACT Background : Nausea and vomiting are among the most common discomforts experienced by pregnant women during the first trimester. In Indonesia, the number of first-trimester pregnant women attending their first antenatal visit (K1) is 4,873,441, and approximately 2,436,721 (around 50%) of them experience nausea and vomiting during pregnancy. Nausea and vomiting can significantly affect maternal weight gain during pregnancy, which is closely related to the amount of nutritional intake received by the fetus. Maternal weight gain and nutritional status are strongly associated with the incidence of stunting. This study aimed to determine the effectiveness of ginger aromatherapy in reducing nausea and vomiting among pregnant women as a strategy to prevent stunting in the Harjamukti area, Cirebon City.In this research, This study employed a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest approach. The sampling technique used was purposive sampling, and data were analyzed using the Wilcoxon Signed Ranks Test. The study population consisted of 162 pregnant women in the Harjamukti area of Cirebon City, with a total sample of 44 respondents..  The results of research, Before the administration of ginger aromatherapy, 24 pregnant women (55%) experienced moderate nausea and vomiting with a score range of 8–11. After the intervention, the number decreased, with 23 pregnant women (52%) experiencing mild nausea and vomiting with a score range of 4–7. Statistical analysis showed a significance value of Sig. (2-tailed) = 0.000 with α = 0.05.The findings indicate that ginger aromatherapy has a significant effect on reducing nausea and vomiting scores among pregnant women in the Harjamukti area, Cirebon City. This demonstrates the effectiveness of ginger aromatherapy as a complementary intervention. Midwives and other healthcare providers are encouraged to implement ginger aromatherapy as a non-pharmacological approach to manage nausea and vomiting in pregnant women, thereby contributing to stunting prevention efforts. Keyword : Nausea, Vomiting, Pregnant Women, Ginger Aromatherapy
Factors Influencing The Implementation Of “Isi Piringku” Complementary Feeding For Infants Aged 6–23 Months In The Prevention Of Stunting Aliah, Nur; Suminar, Erni Ratna; Nurfita, Nisa Rizki; Nurani, Siti; Fadila, Zahra
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 10 (2025): Volume 11 No 10 Oktober 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i10.23097

Abstract

 Latar Belakang: Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar. Stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis. Pemberian MPASI isi piringku pada bayi 6-23 bulan dapat menjadi jalan keluar untuk mengatasi stunting jika diaplikasikan sesuai dengan pedoman yang benar. Tujuan penelitian: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dalam pemberian MPASI isi piringku pada bayi 6-23 bulan. Metode penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional dan pengambilan sampel dengan accidental sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 6-23 bulan di Wilayah Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon sebanyak 346 orang, dengan jumlah sampel 114 orang.Hasil analisis data dengan uji chi square didapatkan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, jumlah anak, pendapatan keluarga dan media informasi dengan pemberian MPASI isi piringku. p-value pengetahuan (0,000), jumlah anak (0,008), pendapatan keluarga (0,000) dan media informasi (0,000).Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian MPASI sesuai pedoman isi piringku pada ibu dengan bayi usia 6–23 bulan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah anak (paritas), pendapatan keluarga, paparan media informasi, serta pengetahuan ibu. Saran: Diharapkan agar tenaga kesehatan dan kader posyandu meningkatkan edukasi gizi kepada ibu melalui penyuluhan maupun media informasi yang mudah dipahami.  Kata Kunci : Faktor-Faktor; MPASI; Isi Piringku; Bayi; Stunting.  ABSTRACT Background: Stunting is a growth and developmental disorder in children caused by chronic malnutrition and recurrent infections, characterized by a child’s length or height being below the standard. Stunting occurs due to prolonged inadequate nutritional intake resulting from the provision of food that does not meet nutritional requirements. It has the potential to hinder brain development, with long-term consequences such as cognitive delays, low learning capacity, and an increased risk of chronic diseases. The implementation of complementary feeding based on the “Isi Piringku” guidelines for infants aged 6–23 months can serve as an effective strategy to prevent stunting when applied appropriately.The objective of this study is to identify the factors that influence the implementation of complementary feeding based on the “Isi Piringku” guidelines among mothers with infants aged 6–23 months.The research employed a correlational analytic method with a cross-sectional approach, and the sampling technique used was accidental sampling. The study population consisted of all mothers with infants aged 6–23 months in the Harjamukti District, Cirebon City, totaling 346 individuals, with a sample size of 114 respondents.The results of data analysis using the Chi-square test showed a significant relationship between knowledge, number of children, family income, and information media with the practice of complementary feeding based on the “Isi Piringku” guidelines. The p-values were as follows: knowledge (0.000), number of children (0.008), family income (0.000), and information media (0.000).Conclusion: The results of the study indicate that the implementation of complementary feeding in accordance with the “Isi Piringku” (My Plate) guidelines among mothers with infants aged 6–23 months is influenced by several factors, including the number of children (parity), family income, exposure to information media, and maternal knowledge.Suggestion: It is recommended that healthcare workers and posyandu (community health post) cadres enhance nutrition education for mothers through counseling sessions and easily understandable information media. Keyword : Factors; MPASI; Isi Piringku; Baby; Stunting.
PROGRAM GERAKAN IBU BALITA CEGAH STUNTING MELALUI SADAR GIZI (SADARZI) DAN PEMANFAATAN RACIKAN KULIT PISANG (RAPI) MENJADI BANANA COOKIES DI KLINIK ARSY MEDIKA DESA CIKALAHANG Nurjanah, Nunung; Nurfita, Nisa Rizki; Magasida, Diani
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i2.26438

Abstract

Permasalahan yang terjadi di Desa Cikalahang diantaranya yaitu sebanyak 31,50% balita mengalami Stunting. Kurangnya pemahaman Masyarakat tentang gizi seimbang. Kurangnya informasi para ibu balita betapa pentingnya pisang dan kulit pisang dalam pencegahan stunting, serta makanan yang bergizi bagi balita untuk pemenuhan nutrisi anak sejak dini. Stunting merupakan salah satu masalah dalam pertumbuhan balita yang secara tidak langsung disebabkan pengetahuan gizi yang rendah dan sikap kurang mendukung terhadap pemberian gizi balita. Fenomena yang ada, prevalensi stunting hingga saat ini masih sangat tinggi, disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi ibu balita. Tujuan kegiatan: (1) Pemeriksaan Balita Deteksi Stunting (2) Memberikan penyuluhan kepada Ibu Balita tentang Stunting dan Pencegahannya (3) Demonstrasi pemanfaatan kulit pisang menjadi Cookies banana. Metode pelaksanaan Kegiatan: (1) persiapan kegiatan (2) pelaksanaan kegiatan; dan (3) evaluasi kegiatan. Jumlah peserta pada pengabdian Masyarakat meliputi Ibu balita 21 orang, jumlah balita sebanyak 21 balita. Hasil Pengabdian Masyarakat: Mayoritas Batita sebesar 52,38%, Mayoritas jenis Kelamin Perempuan 57,14%, Mayoritas berat badan balita normal 90,47%, Sebagian besar Tinggi badan balita normal 61,90%, dan balita stunting sebesar 33,33%. Pengetahuan ibu balita meningkat dari pretes sebesar 47,62% menjadi 76,19% pada saat post test.