Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH METODE PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SHORT EDUCATION MOVIE TERHADAP PERILAKU PERAWATAN LUKA RINGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH Fatmawati; Sari, Dian vita
Jurnal Kesehatan Akimal Vol 2 No 1 (2023): EDISI APRIL 2023
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam Iskandar Muda Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58435/jka.v2i1.70

Abstract

Anak usia sekolah sangat beresiko mengalami cedera dan mengakibatkan infeksi jika tidak cepat ditangani. Salah satu cara melakukan perawatan luka dapat dilakukan dengan cepat dan tepat yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan menggunakan media Short Education Movie. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif dengan 6 responden, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasikan adakah pengaruh Metode pendidikan kesehatan menggunakan media Short Education Movie terhadap perilaku perawatan Luka ringan pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk menilai pengaruh metode demonstrasi yang dipadukan dengan media Short Education Movie dan kuesioner untuk menilai tingkat pengetahuan sikap dan praktik pada responden sebagai instrumen. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni 2022 di desa Alue Dua dan desa Alue Papen Kecamatan Nisam Antara Kabupaten Aceh Utara. Berdasarkan observasi pada kelompok intervensi yang terdiri dari 3 responden, perawatan luka pada dua responden dapat dilakukan dengan mudah dan cepat sedangkan satu respondennya merasa takut dan cemas saat diobati. Kemudian pada kelompok kontrol terdiri dari 3 responden. Pada kelompok kontrol tidak diberikan Movie hanya dilakukan perawatan luka dan diberikan kuesioner dan pada saat dilakukan perawatan luka responden sangat takut dan cemas. Setelah diberikan kuesioner kelompok kontrol hanya bisa menjawab 4-5 soal. Sehingga terdapat perbedaan perilaku anak pada saat meneriman perawatan luka pada kedua kelompok yang diberikan Movie dan tidak diberikan Movie. Diharapkan metode Short Education Movie dapat digunakan oleh masyarakat, khususnya perawat dan orang tua agar dapat merawat luka pada anak dengan mudah dan cepat.
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KESULITAN BELAJAR MAHASISWA AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA LHOKSEUMAWE Fatmawati; Ahmady, Dedy; Sari, Dian vita
Jurnal Kesehatan Akimal Vol 3 No 1 (2024): EDISI APRIL 2024
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam Iskandar Muda Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58435/jka.v3i1.110

Abstract

Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Aktifitas belajar  bersifat kompleks karena merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan meliputi berbagai aspek baik dari dalam diri maupun luar diri manusia. Menurut para ahli pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi mahasiswa itu sendiri yang disebut faktor internal seperti motivasi yang kurang, kebiasaan belajar kurang efektif dan kecakapan mengikuti kuliah kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi dan kebiasaan belajar dengan kesulitan belajar mahasiswa tingkat 3 semester 5 Akper Kesdam Iskandar Muda Lhokseumawe. Desain penelitian bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil uji statistika didapat bahwa nilai p-value 0.850 > 0,05 dan OR= 3.813 sehingga hipotesa null diterima yang berarti tidak ada hubungan motivasi dengan kesulitan belajar mahasiswa Tingkat 3 semester 5Akper Kesdam Isakandar Muda Lhokseumawe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kebiasaan belajar dan kecakapan mengikuti kuliah berpengaruh signifikan terhadap kesulitan belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil nilai belajar seluruh mahasiswa Tingkat 3 semester 5 Akper Kesdam Isakandar Muda Lhokseumawe pada tahun 2023-2024 terdapat 32 mahasiswa dari total 46 mahasiswa dengan nilai semester di bawah rata-rata kelompok (73,68). Nilai tertinggi semester pada tahun 2023-2024 yaitu 80,5. Sedangkan nilai terendahnya yaitu 60. Pengambilan nilai semester diperoleh dari kehadiran (20%), kuis/tugas (20%), midtem (30%), dan final (30%).  Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yang baik akan selalu membiasakan diri dalam belajar agar tidak mengalami kesulitan belajar.
Developing Mothers' Knowledge about Weaning Food in Infants Aged 6-24 Months through Video Sari, Dian Vita; Khalsiah, Khalsiah; Fatmawati, Fatmawati; Ahmady, Dedy; Sari, Maulida; Ardilla, Arista; Zulkarnaini
Babali Nursing Research Vol. 5 No. 3 (2024): July
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2024.53383

Abstract

Background: During this period, infants and children receive food and drink with an appropriate nutritional intake for optimal growth and development. Media such as audiovisual videos make it easier to increase maternal knowledge. This study was conducted to determine the effect of video on rising mothers' knowledge about weaning food in infants 6-24 months at Posyandu (Integrated Service Center). Methods: The type of research was quantitative, which is experimental with a one-group pre-post-test design approach. This study's population was mothers with children aged 6-24 months, using the total sampling method. Data collection used a questionnaire as an instrument that contained information on complementary foods. Data analysis used univariate and bivariate analysis with the Wilcoxon test. Results: the results showed a significant influence between weaning food education through video about maternal knowledge obtained with p-value=0.001 <a=0.05. Conclusion: There was a significant difference in maternal knowledge before and after being given an educational video intervention on complementary foods, which means that educational video affects increasing maternal knowledge about complementary foods in infants aged 6-26 months in the village.
A Comparative Analysis of Social Development in Preschool Children of Working and Non-Working Mothers Fatmawati, Fatmawati; Sari, Dian vita; Junaedy , Junaedy; Damayanti, Siti; Ardilla, Arista
Babali Nursing Research Vol. 5 No. 3 (2024): July
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2024.53385

Abstract

Background: Children's social development affects how they socialize with their surrounding environment, where some children have difficulty socializing and adjusting to the environment. The purpose of this study was to compare the social development of preschool-age children in working mothers and non-working mothers.Methods: This study used analytical observations with a cross-sectional design conducted by 113 mothers with preschool children aged 4-6. Data was collected using the DDST II questionnaire sheet specifically for aspects of personal social development. Results: The respondents were 20-35 years old (79.6%), almost half of the children were four years old (40.7%), and also half of the children were female (64.6%). Next, half of the mothers were working (75.3%), the nuclear family type (61.9%), and the social development of preschool children were mostly in the caution category, as much as 47.8%. There was a difference in the social development of children in working mothers and non-working mothers (p-value<0.05). Conclusion: It is expected that working mothers can manage their time, guide and supervise the development of their children, and provide independent trust and freedom to children so that they are not dependent on their parents to carry out age-appropriate developmental tasks.
Strategi MP-ASI lokal menggunakan metroxylon sp (sagu) dan moringa oleifera (daun kelor) dengan edukasi gizi ibu untuk penanganan stunting Fatmawati, Fatmawati; Sari, Dian Vita; Alya, Nurul; Wulandari, Nisbandiyah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 8 (2025): Volume 19 Nomor 8
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i8.1622

Abstract

Background: Stunting is a public health problem that remains a serious challenge in Indonesia, including in North Aceh, with a prevalence of 30.2% in 2024, far above the WHO standard (<20%). One of the main causes is inappropriate complementary feeding practices, both in terms of quality and quantity, and low maternal nutritional knowledge. Purpose: To analyze the local complementary feeding strategy using metroxylon sp (sago) and moringa oleifera (moringa leaves) with maternal nutrition education for stunting management. Method: A quasi-experimental approach was used, with a sample size of 128 stunted toddlers and their mothers as participants. The intervention was carried out through nutritional counseling and the provision of locally sourced complementary foods for four weeks. Data were collected through child anthropometric measurements, a maternal knowledge questionnaire, and statistical analysis using the Wilcoxon Signed Ranks Test. Results: Fifty-five participants (43.0%) had good nutritional status at pretest, but after the intervention, this increased to 108 participants (84.4%), with a p-value of 0.000. This indicates a significant improvement in nutritional status after the intervention. Furthermore, 92 participants (71.9%) had poor maternal knowledge before the intervention, but this improved after the intervention, with the majority falling into the fair (39.8%) and good (35.2%) categories. The p-value of 0.000 indicates an effect of the intervention on improving maternal knowledge. Conclusion: The combination of nutrition education and the use of local foods such as sago and moringa leaves effectively improves children's nutritional status while empowering the community through a local wisdom approach. Suggestion: This study can expand and strengthen nutrition education programs that involve mothers on an ongoing basis using various methods, such as videos, modules, and direct counseling to increase knowledge about providing nutritious complementary foods.   Keywords: Nutrition Education; Mothers; Metroxylon Sp (Sago); Moringa Oleifera (Moringa Leaves); Local MP-ASI; Stunting.   Pendahuluan: Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia, termasuk di Aceh Utara yang menepati prevalensi hingga 30.2% pada tahun 2024, jauh di atas standar WHO (<20%). Salah satu penyebab utamanya adalah praktik pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kurang sesuai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, serta rendahnya pengetahuan ibu mengenai gizi. Tujuan: Untuk menganalisis strategi MP-ASI lokal menggunakan metroxylon sp (sagu) dan moringa oleifera (daun kelor)  dengan edukasi gizi ibu untuk penanganan stunting. Metode: Pendekatan kuasi-eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 128 balita stunting dan ibu sebagai partisipan. Intervensi dilakukan melalui penyuluhan gizi dan pemberian MP-ASI berbahan lokal selama empat minggu. Data dikumpulkan melalui pengukuran antropometri anak, kuesioner pengetahuan ibu, serta analisis statistik dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil: Status gizi anak ketika pretest dalam kategori baik sebanyak 55 partisipan (43.0%), namun setelah intervensi meningkat menjadi 108 partisipan (84.4%) dengan perolehan p-value sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan status gizi yang signifikan setelah intervensi. Selain itu, pengetahuan ibu sebelum intervensi sebagian besar berada pada kategori buruk sebanyak 92 partisipan (71.9%), namun setelah intervensi mengalami peningkatan, dengan mayoritas berada pada kategori cukup (39.8%) dan baik (35.2%). Nilai p yang diperoleh sebesar 0.000, menunjukkan adanya pengaruh intervensi terhadap peningkatan pengetahuan ibu. Simpulan: Kombinasi edukasi gizi dan pemanfaatan pangan lokal sagu dan daun kelor efektif meningkatkan status gizi anak sekaligus memberdayakan komunitas melalui pendekatan kearifan lokal. Saran: Penelitian ini dapat memperluas dan memperkuat program edukasi gizi yang melibatkan ibu secara berkelanjutan menggunakan berbagai metode, seperti video, modul, dan penyuluhan langsung untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemberian MP-ASI yang bergizi.   Kata Kunci: Edukasi Gizi; Ibu; Metroxylon Sp (Sagu); Moringa Oleifera (Daun Kelor); MP-ASI Lokal;  Stunting.