Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI LOKAL KONSERVASI LINGKUNGAN GLOBAL : STUDI KASUS TENTANG PERILAKU BERCOCOK TANAM PADA MASYARAKAT ADAT BOTI DI TIMOR BARAT MANAO, ASWAT HARNEVER IMANUEL
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 3 No. 4 (2023)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v3i4.2702

Abstract

The results of research explain that the behavior of farming done by Boti adat community of adherents of Uis Neno ma Uis pah beliefs conducted since the preparation of shifting cultivation, clearing, planting and abstinence (kaE) locations, weeding, harvesting and storage are environmental conservation behaviors. This is because when the planting takes place then abstinence is applied. In the time duration the plants and plants are given the opportunity to flower and fruit until maturity to harvest. All carried out on the basis of the teachings of the Uis Neno ma Uis pah belief that has inherited the  Boti adat community. In addition, Uis neno ma Uis's beliefs shed neatly to place certain places where prayers or ceremonies such as forests, hills and mountains. All creatures that live in place live naturally. If not obeyed, than calamities, disasters and others will befall them and  natural surroundings. It is fundamental that guides Boti adat peoples in farming to follow the message and practice of the ancestors. In the behavior of cultivation, Boti adat peoples still practice slash-burning, shifting cultivation, intercropping cultivation system, planting alley, terracing with harvest is still limited to meet the needs and storage for a certain time. The behavior of farming is the local strategy of environmental conservation implemented by Boti adat community. ABSTRAKHasil penelitian menjelaskan bahwa  perilaku bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat adat Boti penganut aliran kepercayaan Uis Neno ma Uis pah  yang dilakukan sejak persiapan lokasi perladangan, pembersihan, penanaman dan pantangan (kaE), penyiangan, panen dan penyimpanan  adalah perilaku konservasi lingkungan. Hal ini disebabkan karena ketika penanaman berlangsung maka pantangan diberlakukan. Dalam durasi waktu tersebut tumbuhan dan tanaman diberi kesempatan untuk berbunga dan berbuah sampai kematangan untuk dituai. Semua dilaksanakan atas dasar ajaran aliran kepercayaan Uis Neno ma Uis pah yang telah mewarisi masyarakat adat Boti.Selain itu, aliran kepercayaan Uis neno ma Uis pah mensakralkan tempat tempat tertentu yang menjadi tempat doa atau upacara  seperti hutan, bukit dan gunung.  Segala makhluk yang hidup ditempat tersebut hidup secara alamiah.jika tidak dipatuhi, makamusibah,bencan,danlainlain akan melanda merka dan alam sekitar. Hal mendasar tersebut yang menuntun masyarakat adat Boti dalam bercocok tanam mengikuti pesan dan praktek yang sampaikan leluhur. Dalam perilaku bercocok tanam, masyarakat adat Boti masih mempraktekan tebas-bakar, ladang berpindah, menerapkan sistem tanam tumpangsari, tanam lorong, terasering dengan hasil panen masih sebatas memenuhi kebutuhan dan penyimpanan untuk saat tertentu.Perilaku bercocok tanam tersebut adalah strategi lokal konservasi lingkungan yang dilaksanakan masyarakat adat Boti.
UJI TEKNIS BERWAWASAN LINGKUNGAN ALAT PERAJANG SAMPAH ORGANIK BERBAHAN LOGAM DAN KOMPOSIT BERLAPISKAN FIBER GLASS SUWITO, ABDUL SYUKUR HADI; MANAO, ASWAT HARNEVER IMANUEL
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i3.3115

Abstract

Waste issues are crucial , even waste can be said to be a cultural problem because its impact is exposed on many sides of life, particularly in the city of Kupang,East NusaTenggara .According to estimate from BPS Kota Kupang in 2020 up to present time, waste in Kupang is estimate to be 1,0 313 liters/person/day. This is equivalent to 0,277/person/day. The methods use the experimental research design is to investigate the possibility of causal interconnection intervening or using the treatment of one or more experimental groups in the form of iron, aluminium and composite choppers, the result of the research is as follows. Because F arithmetic is greater than F table ( 23,333 > 3,885 and significance < 0,05( 0,000< 0,05),then H0 is rejected. It is also known that there is an average difference between an iron chopper knife (1),an aluminium chopper knife(2) and composite chopstick knife . it can be seen in the descriptive statistic table that the average observation or the highest respondent experiment is the iron chopper knife. The lowest one is the chopper of the composite type. It can be concluded therefore that the better use of a chopper knife will give an added value of garbage chopping speed . this makes easier to cut waste in to small pieces and makes it easy for the next process, particularly the use of iron chopper knife. ABSTRAKPermasalahan sampah merupakan hal yang krusial, bahkan dapat dikatakan masalah kultural karena dampaknya pada berbagai sisi kehidupan. Menurut perkiraan yang diperoleh timbulan sampah domestik berdasarkan data BPS Kota Kupang tahun 2020 hingga sekarang ini di kota kupang rata rata sebesar 1,0313 liter/orang/hari setara dengan 0,277/kg/orang/hari. Metode yang digunakan dengan rancangan penelitian eksperimen yaitu untuk menyelediki kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan cara menggunakan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen berupa alat perajang menggunakan besi, aluminium, dan bahan komposit berlapiskan fiber glass. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa karena F hitung lebih besar dari F tabel ( 23,333 > 3,885 ) dan signifikansi < 0,05 ( 0,000 < 0,05 ), maka H0 ditolak dan dapat diketahui bahwa ada perbedaan rata rata antara pisau perajang besi, pisau perajang aluminium dan pisau perajang komposit berlapiskan fiber glass. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pisau perajang besi lebih tinggi hasil potongan dan terendah adalah komposit berlapiskan fiber glass. Kesimpulannya, bahwa semakin baik penggunaan pisau perajang maka akan memberikan nilai tambah kecepatan perajangan sampah terutama penggunaan pisau perajang besi. Hal ini memudahkan sampah terpotong potong kecil dan memudah kan untuk proses selanjutnya.
Sosialisasi BIOSMO (Biolarvasida Sirih Mosquito) dalam Pengolahan Air sebagai Tindakan Preventif untuk Meminimalisir Perkembangan Jentik Nyamuk Aedes aegypti L. di SMAS NCIPS Anna Apriani Maniuk Solo, Anna Apriani Maniuk Solo; Fahik, Mery; Da Costa, Madalena; Manulangga, Oktavina G LP; Leko, Leonardus Lewa; Manao, Aswat Harnever Imanuel; Eryah, Henri Pietherson
ABDI UNISAP: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): ABDI UNISAP: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : UPT Publikasi dan Penerbitan Universitas San Pedro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59632/abdiunisap.v2i2.300

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi terkait pengolahan air menggunakan BIOSMO untuk mencegah perkembangan jentik nyamuk dengan harapan dapat menurunkan kasus DBD di Kota Kupang di masa depan. Pelaksanaan PKM ini dilakukan dalam 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Dalam tahap persiapan diperoleh biolarvasida berbentuk abate yang terbuat dari daun sirih. Sedangkan dalam tahap pelaksanaan, dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi. Materi yang diberikan kegiatan ini meliputi materi sanitasi lingkungan, DBD, dan BIOSMO, serta pelatihan pembuatan dan aplikasi BIOSMO.  Sedangkan evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode pre-test dan post-test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa-siswi terkait materi sebelum dan setelah sosialisasi. Evaluasi ini dilakukan dengan melihat jumlah umpan balik yang diberikan siswa-siswi selama kegiatan tanya jawab berlangsung. Sebelum kegiatan sosialisasi, terdapat 6% siswa yang sudah memahami materi dengan baik, 52% siswa memahami dengan tingkat pemahaman sedang, dan 42%  siswa kurang memahami materi yang diberikan. Setelah sosialisai, terjadi peningkatan pemahaman siswa-siswi dimana terdapat 94% siswa-siswi yang memahami materi dengan tingkat pemahaman baik dan 6% siswa-siswa yang memahami dengan tingkat pemahaman sedang. Berdasarkan hasil evaluasi, kegiatan sosialisasi dan pelatihan BIOSMO berhasil meningkatkan pemahaman siswa dalam pengolahan air untuk mencegah perkembangan jentik nyamuk. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini siswa-siswi dapat menerapkan penggunaan BIOSMO dalam kehidupan sehari-hari sehingga menurunkan jumlah kasis DBD di Kota Kupang.