Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ners

Wanita 33 Tahun dengan Morbus Hansen Grace, Jennifer; Triana, Gina; Saragih, Melinda; Stevany, Nabila
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.23639

Abstract

Kusta atau leprae atau Morbus Hansen’s Disease merupakan penyakit infeksi granulomatosa kronik yang terutama menginfeksi kulit dan saraf perifer disebabkan oleh organisme intraseluler obligat Mycobacterium Leprae. Menurut WHO, pada tahun 2021, di 135 Negara terhitung prevalensi terdaftar 133.781 kasus dan 140.546 kasus baru, dimana 55.346 (39%) di antaranya adalah perempuan. Kejadian ini sebagian besar terjadi di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Brasil, India, dan Indonesia, melaporkan sebagian besar kasus kusta baru global (74%) pada tahun 2021. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia pada tanggal 24 Januari 2022, terdapat sebesar 13.487 kasus per tahun dengan penemuan kasus baru sebanyak 7.146 kasus pertahun, dengan proporsi anak sebesar 11%. Transimisi infeksi M. Leprae tidak pasti, namun secara langsung terkait dengan kepadatan penduduk dan kebersihan yang buruk dan terjadi melalui kontak langsung dan inhalasi aerosol. Kusta diklasifikasikan dalam 2 bentuk stabil, kusta tuberculoid dan kusta lepromatosa dan kelompok garis natas antara 2 bentuk ini. Terapinya pada tipe tuberculoid dapat diberikan dapson (100 mg setiap hari) dengan rifampisin (600 mg setiap hari) selama 12 bulan. Pada tipe lepromatosa dapat diberikan dapson, rifampisin, dan klofazimin (50 mg setiap hari) selama 24 bulan.
Seorang Laki – Laki Berusia 59 Tahun dengan Intracerebral Hemorrhage dan Intraventricular Hemorrhage dan Hubungan dengan Hipertensi Stage 2 Saragih, Melinda; Tri, Hening; Grace, Jennifer; Stevany, Nabila
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.20605

Abstract

Perdarahan intraserebral (ICH), salah satu subtipe stroke, adalah suatu kondisi parah dimana hematoma terbentuk di dalam parenkim otak dengan atau tanpa perluasan darah ke dalam ventrikel. ICH non-traumatik mencakup 10-15% dari seluruh stroke dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Angka kejadian stroke, baik iskemik maupun hemoragik, pada tahun 2010 berjumlah sekitar 33 juta di seluruh dunia, dengan stroke hemoragik menyumbang hampir sepertiga kasus dan lebih dari separuh kematian. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 oleh Kementrian Kesehatan RI, prevalensi stroke adalah sebesar 10,9%. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk memaparkan suatu kejadian ICH disertai IVH beserta cara mendiagnosis dan terapi yang diberikan. Pasien merupakan seorang laki – laki yang berusia 59 tahun dengan penurunan kesadaran 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 6 (E1M3V2), stupor. Pada CT-scan, didapatkan perdarahan pada capsula interna, ganglia basalis, corona radiata dextra. Terdapat perdarahan intraventrikuler, dan tanda – tanda peningkatan tekanan intracranial. Pasien diberikan terapi berupa infus RL 20 tpm, manitol 3x125 cc, injeksi asam tranexamat 4x, injeksi mecobalamin 1x500 mcg, injeksi citicolin 1x250 mg, injeksi nicardipin 0.5 mcg/kgBB/menit, injeksi furosemid 2 amp extra, candesartan 16 mg 1x1, amlodipin 10 mg 1x1. Setelah dilakukan follow-up selama kurang lebih 2 minggu, tampak perbaikan pada kondisi pasien.