Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENTINGNYA MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA DI MA SAINS AL – QURAN DESA PAJARAN, KECAMATAN PONCOKUSUMO Hafidi; Dhava Restu Valentino
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 3 No. 3 (2024): Sindoro: Cendikia Pendidikan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v3i3.2130

Abstract

Pendidikan karakter, Pendidikan karakter sangat penting untuk dilakukan sejak dini dimana dengan melakukan pendidikan karakter sejak dini diharapkan dimasa depan siswa dapat memiliki karakter yang baik (jujur, pekerja keras, ulet, memiliki etos kerja yang tinggi serta pantang menyerah). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan fokus mendeskripsikan tentang proses pendidikan karakter di MA SAINS AL-QUR’AN.Sejak abad ke-18, pendidikan karakter ini telah berkembang untuk membuat ruang pendidikan yang sesuai dengan prinsip keagamaan. Masyarakat percaya bahwa pendidikan formal bersama dengan prinsip-prinsip teologis akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih baik dan beradab
DAMPAK POLA ASUH ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER DI ERA GLOBALISASI Sefri Tri Nugraha; Hafidi
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 7 No. 1 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v7i1.10511

Abstract

Penelitian ini mengulas konsep sosiologi pembangunan dengan menitikberatkan pada hubungan antara perubahan sosial, dan pola asuh dalam proses pembangunan masyarakat. Kajian ini mengeksplorasi dampak pola asuh anak terhadap perkembangan karakter di era globalisasi. Selain itu, artikel ini mengidentifikasi dampak positif, seperti peningkatan kualitas hidup, yang lebih luas terhadap pendidikan dan teknologi, dalam kehidupan bermasyarakat. Namun banyak sekali tantangan yang di hadapai oleh anak maupun orang tua dalam era globalisasi, bagaimana anak mendapatkan pola asuh yang baik dan benar, anak-anak di era globalisasi sedikit mendapatkan pola asuh yang baik, dari latar belakang orang tua bisa dilihat bagaimana polah asuh yang diterapkan. Keluarga berfungsi sebagai media sosialisasi pertama bagi anak, dan melalui peran ini, orang tua memiliki tanggung jawab besar terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Di dalam keluarga, anak diperkenalkan kepada ajaran-ajaran yang sesuai dengan kaidah agama dan norma sosial. Seluruh aktivitas anak, mulai dari perilaku hingga bahasa, tidak lepas dari perhatian dan bimbingan orang tua.
TRANSFORMASI SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN KAMPUNG BUDAYA POLOWIJEN Hafidi; Habibullah Kafabihi
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 8 No. 2 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v8i2.13168

Abstract

Pembangunan berbasis budaya merupakan salah satu pendekatan alternatif dalam pengembangan masyarakat yang sberkelanjutan, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan pelestarian identitas lokal (Yunus, 2018; Castells, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak transformasi sosial dan ekonomi masyarakat melalui pembangunan Kampung Budaya Polowijen (KBP) di Kota Malang, Jawa Timur. KBP merupakan kampung tematik berbasis kesenian topeng Malangan yang dikembangkan menjadi pusat kegiatan budaya, edukasi, dan ekonomi kreatif masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada warga Kelurahan Polowijen yang aktif atau terdampak oleh pembangunan KBP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasakan dampak positif dari keberadaan kampung budaya, seperti peningkatan pendapatan, terbukanya peluang ekonomi baru, penguatan ikatan sosial, serta peningkatan partisipasi warga dalam pelestarian budaya lokal. Selain itu, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan yang berdampak pada ekonomi lokal dan mendorong keterlibatan generasi muda dalam kegiatan budaya. Namun demikian, aspek keberlanjutan jangka panjang membutuhkan penguatan kelembagaan, pendidikan budaya, serta dukungan kebijakan lintas sektor (Santosa, 2017; Sachs, 2015). Dengan demikian, kampung budaya dapat menjadi model transformasi sosial ekonomi yang efektif jika dikembangkan secara partisipatif dan kontekstual.
EPISTIMOLOGI ILMU-ILMU SOSIAL HUMANIORA Hafidi; Habibullah Kafabihi; Ananda Pratiwi; Neny Widiyanti; Arif Wahyu Hidayat
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 8 No. 3 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v8i3.13362

Abstract

Tulisan ini mengkaji epistemologi dalam ranah ilmu sosial dan humaniora (ISH), dengan penekanan pada disiplin sejarah dan sosiologi. Sebagai salah satu cabang filsafat ilmu, epistemologi memiliki peranan krusial dalam mengeksplorasi hakikat, sumber, dan keabsahan pengetahuan yang dihasilkan oleh kedua bidang tersebut. Dalam konteks sejarah, pengetahuan tidak hanya bersumber dari fakta-fakta masa lalu, tetapi juga melalui proses interpretasi yang dipengaruhi oleh sumber, konteks sosial, dan posisi ideologis penulis. Berbagai pendekatan epistemologis seperti empirisisme, hermeneutika, konstruktivisme sosial, dan postmodernisme diterapkan untuk memahami dinamika penulisan sejarah. Di sisi lain, sosiologi menawarkan beragam paradigma, mulai dari positivisme yang menekankan objektivitas dan metode kuantitatif, hingga interpretivisme dan kritisisme yang lebih mengedepankan pemaknaan subjektif serta analisis kritis terhadap struktur sosial dan kekuasaan. Konsep sosiologi pengetahuan menegaskan bahwa realitas sosial adalah konstruksi kolektif yang bersifat dinamis dan kontekstual. Perbandingan antara epistemologi sejarah dan sosiologi menunjukkan adanya kesamaan dalam menolak positivisme yang ekstrem dan menekankan pentingnya pendekatan interpretatif serta kritis, meskipun keduanya berbeda dalam objek kajian, metode, dan orientasi teoritis. Pemahaman yang mendalam mengenai epistemologi sangat penting bagi peneliti ISH untuk dapat menghasilkan pengetahuan yang valid, reflektif, dan bertanggung jawab, serta mampu mengembangkan penelitian yang relevan dengan kebutuhan masyarakat