Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Konsep Perikhoresis dalam Teologi Trinitaris Leonardo Boff sebagai Paradigma Kritis Berhadapan dengan Sistem Demokrasi di Indonesia Zandro, Agrindo
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 8 No 1 (2024): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v8i1.723

Abstract

Konsep perikhoresis dalam teologi Trinitaris Leonardo Boff yang pada dasarnya merupakan suatu teologi pembebasan memiliki kaitan dengan diskursus politik dan kehidupan sosial. Dalam hal ini, konsep tersebut memiliki pengaruh yang sangat berarti bagi corak pemerintahan demokrasi. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas konsep perikhoresis dari Leonardo Boff sebagai suatu paradigma kritis berhadapan dengan persoalan-persoalan demokrasi di Indonesia. Terdapat begitu banyak persoalan demokrasi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Fenomena kesenjangan demokrasi tersebut disebabkan oleh aktor-aktor atau elit politik yang tidak peduli dengan kehidupan kelompok masyarakat tertentu. Praktik korupsi, politik identitas berbasis suku, agama, ras, dan golongan ideologis menjadi beban dan perusak dalam demokrasi di Indonesia. Jelas bahwa dalam persoalan demokrasi, para aktor politik tidak memedulikan atau bahkan tidak memahami wawasan sebagai sesama warga negara. Metode yang digunakan dalam penelitian artikel ini adalah metode kualitatif dengan menerapkan studi kepustakaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian artikel ini adalah konsep perikhoresis dalam teologi Trinitaris Leonardo Boff dapat memperbaiki corak demokrasi di Indonesia dengan membangun suatu kesadaran konseptual dalam diri setiap warga negara, terutama para wakil rakyat. Dari penelitian ini pula ditemukan sebuah sumbangsih yang sangat relevan, yakni etika perikhoretis dalam berdemokrasi.
Diskursus Homo Digitalis dalam Tinjauan Dimensi Material dan Substansial Kebudayaan Zandro, Agrindo
Perspektif Vol. 18 N.º 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Aditya Wacana Pusat Pengkajian Agama Dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69621/jpf.v18i2.190

Abstract

The focus of this study is to explain the concept of homo digitalis in light of the material and substantial dimensions of culture. Changes are always experienced by intelligent creatures, namely humans. With this change, hu[1]mans have now become humans who are no longer called homo sapiens but homo digitalis. The birth of homo digitalis coincided with digital technology which accompanied and colored his daily life. With this technology, a homo digitalis knits and interprets the surrounding reality as his own culture. Homo digitalis is present in the world existentially and has its own culture. For this reason, this study wants to describe homo digitalis in terms of the material and substantial dimensions of culture so that everything related to homo digitalis culture can be discovered from it. The method used in this study is a qualitative method through literature study. This study found that homo digitalis has a unique and complex culture. The contribution of this study is a treasure of knowledge about homo digitalis culture which is actually a universal human reality today.
Agama sebagai Religiositas Masyarakat dalam Dunia Kehidupan Modern: Studi Kolaburatif Antropologi Agama dan Pandangan Filosofis Habermas Tentang Agama Zandro, Agrindo
Perspektif Vol. 19 N.º 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Aditya Wacana Pusat Pengkajian Agama Dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69621/jpf.v19i1.215

Abstract

This study discusses the appreciation of religious religiosity in modern society and how religion as a religiosity of society plays a role in the world of modern life. Jürgen Habermas argues that religion is a social fact that has never disappeared from human civilization even though the world has experienced various changes in secular modern civilization. People still pray diligently and carry out various teachings from religion. But today, religion is questioned because it does not have a meaningful contribution to the world. For this reason, this study will explore religion as religiosity so that a contribution to the world of universal life can be found. This study uses qualitative research methods by applying literature studies. The object of study of this study is analyzed collaboratively; analyzing religion from an anthropological point of view and collaborated with Jürgen Habermas' philosophical views on religion. By applying a collaborative study, this study finds that religion as religiosity has a functional and substantial capacity to restore life in the midst of modernity that has lost its human orientation. The contribution of this study is some principles that must be considered in religion as an orientation in the pace of development of an increasingly modern world.
Peran Ilmu Antropologi bagi Karya Misi Gereja: Sebuah Studi Interdisipliner bagi Penerapan Pelayanan Pastoral dan Kateketik Gereja Randa, Mayolus D.I. Bhatara; Zandro, Agrindo
Perspektif Vol. 19 N.º 2 (2024): December 2024
Publisher : Aditya Wacana Pusat Pengkajian Agama Dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69621/jpf.v19i2.277

Abstract

The missionary work of the Church today often experiences deadlock and even failure due to the work of the wrong mission strategy, not on target, or not following the context of the lives of the faithful. To realize an appropriate and effective mission, the Church needs to conduct an interdisciplinary study between the theology of mission and other sciences, including anthropology. This science can provide accurate and efficient information related to the condition of the people so that the mission of the Church can truly enter the context of the lives of the faithful in a particular area and thus the gospel of truth and joy can be felt by the people. The purpose of this study is to describe the meaning and important role of anthropology, especially applied anthropology for the mission of the Church today, namely in pastoral and catechetical services. The methodology used is a qualitative method by applying a literature study, namely research on books and scientific articles as well as related Church documents. This study found that the science of anthropology is very useful for the mission of the church, especially anthropology has contributed to developing the treasures of Christian theology. The unique contribution of this study is contextual and up-to-date knowledge about mission strategies that can embrace the people of God in all places and times.
Negara Leviathan dan Kontrak Sosial Hobbes: Membentuk Hidup Bersama dalam Pluralitas Masyarakat Zandro, Agrindo
AGRAPANA: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 1 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Darul 'Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fokus dari artikel ini adalah untuk menjelaskan gagasan Thomas Hobbes mengenai kontrak sosial sebagai upaya untuk membentuk masyarakat yang tertib, damai, tanpa kekerasan antar manusia, dan bebas dari kebrutalan. Permasalahan sosial yang terjadi saat ini berkisar pada konflik antar suku dan antar agama. Dengan mengandalkan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan absolut, kontrak sosial dapat menjamin terwujudnya kehidupan sosial yang harmonis. Kontrak sosial berarti penyerahan sebagian hak-hak setiap individu kepada pemerintah yang diikat oleh kontrak umum. Dengan cara ini, kebebasan masyarakat dibatasi dan pemerintah dapat mengatur masyarakat dan membawanya kepada kehidupan yang harmonis, aman dan damai. Metodologi yang digunakan dalam artikel ini adalah metodologi kualitatif dengan melakukan studi literatur. Hasil kajian artikel ini menemukan bahwa pemerintahan Leviathan dapat membentuk kehidupan yang tertib dan aman serta menyatukan masyarakat dalam satu kesatuan hidup bersama. Artikel ini memberikan kontribusi berupa rekomendasi untuk menerapkan prinsip Leviathan secara proporsional dalam merespon permasalahan sosial di Indonesia.
Diskursus Agama dan Politik dalam Negara Demokrasi: Pemikiran Habermas, Tantangan, dan Etika bagi Indonesia Zandro, Agrindo; Prasetyo, Matias Rico Adi
Perspektif Vol. 20 N.º 1 (2025): June 2025
Publisher : Aditya Wacana Pusat Pengkajian Agama Dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69621/jpf.v20i1.290

Abstract

The relationship between religion and politics in Indonesian democracy often generates tension, particularly due to the dominance of majority groups that influence public policy and restrict the freedoms of religious minorities. This article aims to analyze how the thought of Jürgen Habermas can be used to examine and critique the religion–politics relationship within the context of Indonesian democracy. Four core principles of postsecularism—mutual learning, the translation of religious language into secular language, bonum commune, and state neutrality—are employed as the theoretical framework to evaluate non-inclusive democratic practices. This study uses a qualitative approach based on literature review and case analysis, including restrictions on the construction of houses of worship and the politicization of religion during elections. The study shows that Habermas’s ideas can be used to build a political ethics in Indonesia, but they require adaptation to the complex local socio-political realities, including the strong presence of religious identity in the public sphere. Thus, the article concludes that Habermas’s thought is relevant for constructing a more deliberative and inclusive political ethic in Indonesia, and offers a new philosophical approach for criticizing religious exclusivism within majority-rule democracies.
Etika Kebahagiaan Augustinian Sebagai Dasar Iman Kristiani Berhadapan Dengan Dunia Modernitas Sekular Zandro, Agrindo
REI MAI: Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 1 (2025): REI MAI: Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Kristen
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAKPN Sentani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69748/jrm.v3i1.170

Abstract

Fokus penelitian ini adalah menguraikan etika kebahagiaan Augustinian sebagai dasar iman bagi semua umat kristiani berhadapan dengan dunia modernitas yang cenderung sekular. Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah kenyataan dunia kehidupan di mana umat kristiani dewasa ini sudah terperangkap dalam hedonisme dan materialisme dari modernitas sekular. Perangkap tersebut menjatuhkan umat kristiani untuk menikmati segala sesuatu tanpa memedulikan imannya, sehingga berbagai tindakan moral pun sirna dari budi dan hatinya. Etika teologis-filosofis dari Augustinus, memberikan suatu pencerahan sekaligus implementasi yang relevan dan efektif bagi permasalahan ini dengan pandangannya dari abad pertengahan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menerapkan studi kepustakaan. Penelitian ini menemukan beberapa norma-norma praktis yang mampu membantu umat kristiani untuk menghayati imannya di zaman ini sekaligus menggunakan segala sesuatu yang ada tanpa takut jatuh ke dalam dosa. Hasil penelitian semacam ini tentu sangat dibutuhkan oleh segenap umat kristiani di dunia modern ini.
Peran Gereja Partikular Dalam Konteks Misi Evangelisasi Di Era Digital Zandro, Agrindo
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v8i1.363

Abstract

Gereja partikular adalah pengaturan fungsional untuk evangelisasi kepada umat beriman. Gereja partikular hadir dalam persatuan dengan Gereja universal untuk penggembalaan, pewartaan dan pengudusan. Fokus artikel ini adalah untuk menggambarkan bagaimana Gereja partikular menjalankan misi evangelisasi ke tengah-tengah situasi saat ini yang ditandai dengan penggunaan komunikasi digital berbasis internet. Misi evangelisasi yang meliputi pewartaan Sabda, penggembalaan, dan pengudusan adalah titik sentral dari misi Gereja partikular. Situasi saat ini, yang ditandai dengan maraknya penggunaan media digital berbasis internet, menuntut Gereja partikular untuk menjalankan misi evangelisasi dengan cara baru, yaitu evangelisasi berbasis digital. Evangelisasi berbasis digital dapat dilakukan dengan memanfaatkan platform media. Metodologi artikel ini adalah deskripsi kualitatif dengan pendekatan tinjauan literatur dari penelitian sebelumnya dan beberapa buku yang berkaitan dengan Gereja tertentu dan evangelisasi. Selain itu, artikel ini menemukan bahwa misi digital evangelisasi lebih menguntungkan dan dianggap sebagai akses yang mudah bagi masyarakat luas. Kontribusi artikel ini adalah pemahaman baru tentang evangelisasi berbasis digital yang diyakini dapat memfasilitasi pastoralisasi, pengudusan, dan proklamasi digital.
Semangat Misioner Serikat Yesus dalam Konteks Kontra Reformasi dan Relevansinya Bagi Karya Misi Gereja Zandro, Agrindo
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v8i2.420

Abstract

Fokus artikel ini ialah menguraikan semangat misioner Serikat Yesus dalam hubungannya dengan kontra Reformasi sekaligus memberikan relevansi bagi karya misi Gereja dewasa ini. Karya misi Gereja dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dunia modern, seperti; LGBTQ+, poligami, liberalisme, sekularisme, dan lainnya. Adanya tantangan-tantangan tersebut secara langsung mempertanyakan eksistensi Gereja dengan ajaran-ajaran dan tradisi imannya. Serikat Yesus (SJ) pada masa Reformasi, memiliki suatu semangat utama, yakni mendukung, memperbaiki, memulihkan, dan memperkuat Gereja Katolik dengan berbagai upaya. Semangat misioner dari Jesuit dapat menjadi teladan bagi karya misi Gereja dewasa ini. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan melakukan studi kepustakaan. Artikel ini menemukan suatu khazanah spiritualitas bermisi dari sejarah Gereja abad 16, yaitu semangat misioner yang revolusioner dan kontekstual dari Serikat Yesus yang pada masa kini dapat diteladani oleh Gereja, khususnya tenaga pastoral. Sumbangsih dari artikel ini pada dasar adalah suatu kekuatan spiritual bagi pastoral praktis dan katekese konkret yang dilakukan oleh tenaga pastoral awam hingga misionaris religius.
Konsep Perikhoresis dalam Teologi Trinitaris Leonardo Boff sebagai Paradigma Kritis Berhadapan dengan Sistem Demokrasi di Indonesia Zandro, Agrindo
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol. 8 No. 1 (2024): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v8i1.723

Abstract

Konsep perikhoresis dalam teologi Trinitaris Leonardo Boff yang pada dasarnya merupakan suatu teologi pembebasan memiliki kaitan dengan diskursus politik dan kehidupan sosial. Dalam hal ini, konsep tersebut memiliki pengaruh yang sangat berarti bagi corak pemerintahan demokrasi. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas konsep perikhoresis dari Leonardo Boff sebagai suatu paradigma kritis berhadapan dengan persoalan-persoalan demokrasi di Indonesia. Terdapat begitu banyak persoalan demokrasi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Fenomena kesenjangan demokrasi tersebut disebabkan oleh aktor-aktor atau elit politik yang tidak peduli dengan kehidupan kelompok masyarakat tertentu. Praktik korupsi, politik identitas berbasis suku, agama, ras, dan golongan ideologis menjadi beban dan perusak dalam demokrasi di Indonesia. Jelas bahwa dalam persoalan demokrasi, para aktor politik tidak memedulikan atau bahkan tidak memahami wawasan sebagai sesama warga negara. Metode yang digunakan dalam penelitian artikel ini adalah metode kualitatif dengan menerapkan studi kepustakaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian artikel ini adalah konsep perikhoresis dalam teologi Trinitaris Leonardo Boff dapat memperbaiki corak demokrasi di Indonesia dengan membangun suatu kesadaran konseptual dalam diri setiap warga negara, terutama para wakil rakyat. Dari penelitian ini pula ditemukan sebuah sumbangsih yang sangat relevan, yakni etika perikhoretis dalam berdemokrasi.