Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

JURIDICAL STUDY OF REPRESIVE LEGAL PROTECTION AGAINST THE CIRCULATION OF FAKE "PATENT" MEDICINE Hanifah, Salma Nur; Kurniawati, Husni; Mungawanah, Novia
UNTAG Law Review Vol 8, No 2 (2024): UNTAG LAW REVIEW
Publisher : Faculty of Law Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/ulrev.v8i2.4991

Abstract

Consuming medication is an effort to maintain and maintain health. The high demand for medicines and low consumer knowledge create opportunities for business actors to produce fake medicines. The aim of this research is to determine the causes of the spread of fake patent medicines as well as the legal protection for consumers regulated in law along with BPOM's efforts to prevent the spread of fake patent medicines. The research method used in this research is empirical juridical, the research specifications used are analytical descriptive with data collection techniques through direct research in the field, namely open interviews and literature studies. Based on the research results obtained, the causes of the circulation of counterfeit patent medicines in influenced by business actors and consumer factors. Repressive legal protection for consumers is regulated in the Consumer Protection Law Article 8 Paragraph 1 Letter (a), Law Number 17 of 2023 concerning Health Article 138, Article 140 and Article 142. Apart from that, it is also regulated in the Regulation of the Medicine Supervisory Agency and Food Number 34 of 2018 concerning Guidelines for Implementing Good Medicine Manufacturing Methods. The prevention efforts carried out by BPOM are carried out in two forms, namely pre-market control in the form of standardization and product evaluation and post-market control in the form of Communication, Information and Education (KIE).
Kewenangan KBRI Dalam Memberikan Hak Anak Atas Identitas dan Status Kewarganegaraan Indonesia di Malaysia Mungawanah, Novia
Binamulia Hukum Vol. 14 No. 1 (2025): Binamulia Hukum
Publisher : Fakultas Hukum, Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37893/jbh.v14i1.1107

Abstract

Anak merupakan generasi penerus bangsa, dan pencatatan kelahiran merupakan dasar hukum yang penting bagi negara dalam menjamin pelaksanaan hak-hak anak. Oleh karena itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, sebagai perwakilan negara di Malaysia, memiliki kewajiban untuk melindungi hak-hak anak dengan memberikan catatan kelahiran yang mencakup identitas diri dan status kewarganegaraan Indonesia. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kewenangan KBRI Kuala Lumpur sebagai lembaga perwakilan negara, serta mengkaji permasalahan yang muncul terkait pencatatan kelahiran dan solusi penyelesaiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, dengan pengumpulan data melalui studi pustaka. Data yang digunakan berupa data sekunder, seperti buku, jurnal, dan tulisan dari para ahli. Sumber hukum yang digunakan terdiri dari bahan hukum primer, termasuk undang-undang, Keputusan Presiden, dan Konvensi yang berlaku. Data tersier, seperti kamus dan sumber internet, juga digunakan untuk mendukung penulisan ini. Selain itu, wawancara digunakan sebagai bahan pendukung untuk melengkapi data. Kewenangan KBRI Kuala Lumpur dalam memberikan pencatatan kelahiran, termasuk identitas diri dan status kewarganegaraan, dilaksanakan oleh Atase Hukum bagian Kewarganegaraan, yang bekerja sama dengan pihak Konsuler. Anak hasil perkawinan campuran yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun memiliki kewarganegaraan ganda terbatas dan dilengkapi dengan Affidavit (fasilitas keimigrasian semacam paspor tempel). Bagi anak yang lahir dari nikah siri, atau yang tidak diketahui orang tuanya serta tidak memiliki dokumen, KBRI tetap memberikan catatan kelahiran dengan menyertakan keterangan tambahan.