Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA)

Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Pada Buah Black Sapote (Diospyros dygina) Atau Sawo Hitam dengan GCMS (Gas Chromatography Mass Spectometry) Hulu, Eman Hardi Yanto; Dalimunthe, Nur Asyiah; Nasution, Syahrul
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v7i1.5997

Abstract

Black Sapote (Diospyros digyna), also known as black sapote, is a tropical fruit that has high economic potential and health benefits. This study aims to identify secondary metabolite compounds found in Black Sapote pulp through maceration extraction methods and GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) analysis. Samples were extracted using 96% ethanol solvent and analyzed qualitatively and quantitatively. Phytochemical screening results showed that only terpenoid compounds were detected, while flavonoids and steroids were not found. GC-MS analysis identified five derivatives of terpenoid compounds, with cumulative levels of 21.04%, consisting of esters and sesquiterpenes. These ingredients show important bioactivity potentials, such as antimicrobial, antioxidant, and anti-inflammatory properties. These findings indicate that Black Sapote has the potential to be developed as a natural raw material in functional food products, herbal cosmetics, and pharmaceuticals. The lack of local research related to the bioactive content of this fruit opens up opportunities for further research for exploration and utilization in the development of tropical biological resource-based industries.
Analisis Perbandingan Kadar Metabolit Primer Pada Daum Pisang Kepok Kuning (Musa Paradisiaca L. Kepok Kuning) Hasil Kultur Jaringan Dan Tanaman Konvensional Tobing, Wirudiono Lumban; Dalimunthe, Nur Asyiah; Syahfitra, Angga Ade
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 8, No 1 (2026): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret (IN Press)
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v8i1.6591

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kadar metabolit primer pada daun pisang Kepok Kuning (Musa × paradisiaca L., var. Kepok Kuning) yang diperoleh melalui kultur jaringan dan budidaya konvensional. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan modern yang memungkinkan produksi bibit secara massal dan seragam secara genetik, namun kondisi lingkungan in vitro yang berbeda dengan in vivo dapat memengaruhi komposisi biokimia tanaman. Analisis dilakukan terhadap metabolit primer utama, meliputi karbohidrat, protein, dan lipid, yang berperan penting dalam pertumbuhan dan metabolisme seluler. Metode kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) digunakan untuk analisis karbohidrat, sedangkan kadar protein total diukur secara spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun pisang hasil kultur jaringan memiliki kadar gula total (glukosa, fruktosa, sukrosa) yang lebih tinggi dibandingkan daun dari tanaman konvensional, sedangkan kadar protein dan lipid tidak berbeda signifikan. Perbedaan ini mencerminkan adanya adaptasi fisiologis akibat perbedaan lingkungan pertumbuhan. Studi ini menegaskan bahwa teknik kultur jaringan dapat memengaruhi profil metabolit primer tanaman dan menjadi dasar penting bagi optimalisasi produksi serta peningkatan kualitas bahan tanaman.
Perbandingan Analisis Kadar kandungan Metabolit primer batang Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca L.) Hasil Kultur Jaringan dan Tanaman Konvensional Manullang, Rian Fernando; Dalimunthe, Nur Asyiah; Aziz, Rizal
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 8, No 1 (2026): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret (IN Press)
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v8i1.6595

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kadar metabolit primer pada batang Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca L.) yang diperbanyak melalui teknik kultur jaringan dan metode konvensional. Metabolit primer yang diamati meliputi karbohidrat, protein kasar, lemak, kadar air, dan serat kasar. Sampel batang diambil dari tanaman hasil kultur jaringan dan tanaman lapangan dengan umur yang sama, kemudian dianalisis menggunakan metode proksimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat, protein kasar, lemak, dan serat kasar pada batang pisang hasil kultur jaringan lebih tinggi masing-masing sebesar 40,15%, 7,97%, 3,13%, dan 17,22% dibandingkan tanaman konvensional yang memiliki kadar 38,44%, 6,81%, 2,99%, dan 15,74%. Sebaliknya, kadar air pada tanaman hasil kultur jaringan lebih rendah (10,15%) dibandingkan dengan tanaman konvensional (12,25%). Temuan ini mengindikasikan bahwa teknik kultur jaringan mampu meningkatkan kualitas kandungan metabolit primer batang Pisang Kepok Kuning dibandingkan metode perbanyakan konvensional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan bioteknologi pertanian, khususnya dalam pemanfaatan pisang sebagai sumber metabolit bernilai guna bagi sektor pangan dan industri.
Analisis Perbandingan Kadar Metabolit Primer Daun Pisang Kepok Kuning (Musa Paradisiaca L.) Hasil Kultur Jaringan Dan Tanaman Konvensional Frianda, Dwi Dicka; Dalimunthe, Nur Asyiah; Sahfitra, Angga Ade
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 8, No 1 (2026): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret (IN Press)
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v8i1.6594

Abstract

This study aims to compare the primary metabolite content of yellow Kepok banana (Musa paradisiaca L.) leaves obtained through tissue culture and conventional cultivation methods. Yellow Kepok banana is one of Indonesia’s superior varieties with high economic value and great potential as a raw material for the food industry and as a source of value-added biomass. In the context of agricultural biotechnology, tissue culture techniques not only enable rapid and uniform plant propagation but may also influence the biochemical composition of plants through more controlled growth conditions. This study employed a descriptive experimental design with two treatments and three replications. Primary metabolites analyzed included carbohydrates, proteins, fats, crude fiber, ash, and moisture content, using the proximate (AOAC) method. The results showed that leaves derived from tissue culture had higher levels of carbohydrates (44.15% DM), proteins (19.77% DM), and fats (7.82% DM) compared to conventionally grown plants (39.93% DM; 16.13% DM; 6.20% DM). Conversely, conventionally grown leaves contained higher crude fiber, ash, and moisture. Controlled tissue culture conditions enhanced physiological efficiency and energy metabolite accumulation, whereas natural environments favored structural component formation. These findings highlight the potential of tissue culture as an effective method for producing banana leaf biomass with improved nutritional and metabolite profiles.