Nurul Aqidatul Izzah
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemenuhan Hak-Hak Istri Dalam Masa Iddah Pasca Penerapan Surat Edaran No.P005/DJ.III/Hk.00.7/10/2021 Studi Di Kantor Urusan Agama Parepare (Perspektif Hukum Keluarga Islam): Fulfillment of Wives' Rights During the Iddah Period After the Implementation of Circular No.P005/DJ.III/Hk.00.7/10/2021 Study at the Parepare Religious Affairs Office (Islamic Family Law Perspective) Nurul Aqidatul Izzah; Rusdaya Basri; Rahmawati; Hannani; Fikri
IQRA JURNAL ILMU KEPENDIDIKAN & KEISLAMAN Vol 19 No 1: Januari 2024
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/iqra.v19i1.4673

Abstract

Pemenuhan hak-hak istri dalam masa iddah pasca penerapan surat edaran No.P005/Dj.iii/Hk.00.7/10/2021 . Permasalahan utama pada penelitian ini adalah 1) Bagaimana realita pemenuhan kewajiban suami dalam masa iddah pasca penerapan surat edaran No.P005/Dj.Iii/Hk.00.7/10/2021 di kota Parepare 2) Bagaimana penyebab tidak terpenuhinya hak-hak istri dalam masa iddah pasca penerapan surat edaran No.P005/Dj.III/Hk.00.7/10/2021 di kota Parepare dan 3) Bagaimana tinjauan hukum keluarga islam terhadap pemenuhan hak-hak perempuan pasca penerapan surat edaran no.p005/dj.iii/hk.00.7/10/2021 di kota parepare Jenis penelitian ini adalah lapangan (field research) dengan pendekatan yuridis empiris, penelitian yang dilakukan secara langsung untuk mengetahui permasalahan yang sebenarnya terjadi, kemudian akan dihubungkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan teori hukum yang ada. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Konstruksi penelitian dalam menjawab persoalan yang muncul dengan menggunakan teori keabsahan hukum, teori kemanfaatan hukum dan teori perubahan sosial. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:. 1) Realita pelaksanaan pemenuhan kewajiban suami masa iddah istri di kelurahan galung maloang Kecamatan Bacukiki tidak berjalan sesuai dengan syariat islam karena mantan suami ketika sudah bercerai dengan istrinya tidak memberikan nafkah lagi meskipun masih dalam keadaan iddah. Di kantor urusan agama bacukiki surat edaran ini sudah diterapkan namun penerapannya di masyarakat masih tidak sesuai. 2) Hubungan antara kedua belah pihak tidak terjalin dengan baik, mantan suami beranggapan bahwa setelah bercerai maka sudah tidak menjadi kewajibannya lagi. Pernikahan suami yang terjadi dalam masa iddah istri cenderung mengakibatkan pemenuhan hak istri tidak terpenuhi karena sudah fokus dengan pernikahan kedua. Hal yang menjadi penyebab utama adalah kondisi ekonomi begitupun tingkat pendidikan juga sangat mempengaruhi. 3) Berdasarkan hukum islam perlindungan terhadap hak asasi dan kehormatan perempuan menjadi tujuan dari surat edaran tersebut . Pemenuhan kewajiban mantan suami disesuaikan dengan kemampuan dan kadar kepantasan yang berlaku di masyarakat agar tidak memberatkan beban
REVIEW OF HADITH ON WOMEN'S KHITBAH Abd Rahman Sakka; Nurul Aqidatul Izzah; Siti Aisyah
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 2 (2025): Vol. 2 No. 2 Edisi April 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i2.528

Abstract

The term "khitbah" refers to the rituals involved in proposing marriage between a man and a woman, or between a man and a woman. The words "khitbah" (proposing) and "zawaj" (marrying/getting married) are defined differently in all hadith volumes. Similarly, conventions distinguish between males who are engaged and those who are married, and the Shari'ah makes a clear distinction between the two. Just as the Qur'an discusses marriage (including proposals), the Prophet's hadith also describes marriage proposals, which is the first step in continuing the practice to the level of marriage, and the author here presents a thematic interpretation study of the hadith pertaining to sermons.
Sejarah Islam Modern India: Pola dan Pembaharuannya Nurul Aqidatul Izzah; Sri Ayu Andari Putri Alwaris; Junaedi Hasyim; Rahmawati
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 6 No 1 (2025): Education and Islamic Studies
Publisher : STAI DDI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55623/au.v6i1.506

Abstract

Kajian tentang pendidikan Islam di India dari hasil penelitan yang telah dilakukan menggunakan kajian literatur, maka hasil penelitian yang dihasilkan; Pertama, Islam masuk ke India diperkirakan pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan. Kedua, Perkembangan Islam di India dapat dilihat dalam empat tahapan: pertama, masa sebelum kerajaan Mughal (705-1526): kedua, masa kekuasaan Kerajaan Mughal (1526- 1858); ketiga, masa kekuasaan Inggris (1858- 1947); tahap keempat, Islam pada negara India sekular (1947 sampai sekarang). Perkembangan Islam di India semakin maju pesat dan berkembang setelah dipelopori oleh Sayyid Ahmad Khan. Dan kemudian diteruskan oleh pemimpin dan pemilik kebijakan pemerintahan di India, dengan mendirikan sekolah-sekolah Islam.
PERKAWINAN BEDA AGAMA PERSPEKTIF ULAMA TAFSIR AL QUR’AN Nurul Aqidatul Izzah; Muh.Yusuf; Mardan
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i1.370

Abstract

Perkawinan beda agama masih saja menjadi topik yang selalu diperbincangkan oleh para pemikir Islam sampai saat ini seiring dengan masih banyaknya umat Islam di Indonesia yang melaksanakannya. Tulisan ini akan mencoba meneliti ulang tentang bagaimana sebenarnya status pernikahan beda agama dalam perspektif ulama tafsir, fatwa Majlis Ulama Indonesia dan hukum keluarga Islam di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan sumber data kepustakaan (library reseaach). Indonesia sendiri, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan Fatwa tentang keharaman bagi umat Islam baik laki-laki dan perempuan untuk menikahi wanita dan laki-laki non-muslim baik mereka yang Ahli Kitab maupun tidak. Fatwa MUI ini menyatakan setelah mempertimbangkan bahwa perkawinan beda agama sering menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat dan mengundang perdebatan di antara sesama umat Islam. Fatwa MUI ini masih sejalan dengan sumber hukum keluarga Islam di Indonesia yakni UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam yang juga melarang perkawinan beda agama.
PEMIKIRAN KEAGAMAAN DI INDONESIA (ANALISIS TERHADAP KONTESTASI IDEOLOGI KEAGAMAAN) Nurul Aqidatul Izzah; Poppy Hippy; Annor , Barsih; Mahmuddin, Mahmuddin
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i1.421

Abstract

The royalty of religious followers toward their religion in negative ways tend to bear such exclusive ideology which produces internal conflict among interreligious people. As Indonesia today’s condition, different understanding and religious practice become a big trouble which is hard to unite so that it causes unforthcoming political flames. Fundamental problem about that is a problem related to different understandings toward state and religion relationship. In one hand, it said that religion constitutes part of state but in other hand, both religion and state are different instead of undivided things. Looking at such phenomenon.