Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Politik Gambut: Penyebab Kebakaran Gambut Di Kalimantan Tengah Dalam Sudut Pandang Komunitas Politik Silalahi, Juli Natalia; Saragih, Osi Karina; Pebrianti, Anisa; Hutasoit, Jenni; Sugiarti, Sugiarti
EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ) Vol 7 No 1 (2024): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v7i1.2546

Abstract

Kebakaran gambut dapat menyebabkan banyak kerugian, salah satunya dampak ekologi. Kerusakan fungsi ekologis gambut ini dapat dirasakan hingga jauh setelah kebakaran selesai. Seperti halnya, setelah kebakaran hutan dan lahan gambut di tahun 2015, dilaporkan terjadinya pencemaran air Sungai Sebangau yang airnya menjadi lima kali lipat lebih asam. Dampak juga terjadi pada Kesehatan, iklim, ekonomi, sosial. Beragam upaya dilakukan untuk merestorasi dan melindungi gambut, seperti pasca kebakaran lahan gambut yang hebat tahun 2015 sehingga di tahun 2016 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut serta membentuk Badan Restorasi Gambut. Namun kebakaran gambut masih terjadi, bahkan di Tahun 2019 kebakaran gambut membakar seluas 711.927,30 Hektaree lahan. Menurut Purnomo, dkk (2019) bahwa pada tahun 2015, sebaran titik panas di Sumatra dan Kalimantan menujukkan bahwa titik api tercatat di 45% area perusahaan (13% perkebunan kelapa sawit, 27% perkebunan kayu pulp, 5% konsesi penebangan kayu, 2% area tumpang tindih), dan 53% berada di area di luar konsesi perusahaan (konsesi non-perusahaan yaitu masyarakat dan pemerintah). Hal ini menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan banyak terjadi pada wilayah konsesi perusahaan, sedangkan kawasan konservasi 31%, dan masyarakat hanya 22%. Untuk itu, penelitian ini mencoba menganalisis apa sesungguhnya penyebab kebakaran gambut di Kalimantan Tengah, khususnya di Kota Palangka Raya sebab sampai saat ini sejumlah 304 titik panas hingga agustus 2023 ini masih ditemukan. Mengapa masyarakat yang selalu dianggap penyumbang kebakaran gambut, padahal titip panas menunjukkan persentase cukup tinggi di wilayah area perusahaan. Untuk itu, penelitian ini akan menggali kedalaman data dari sudut pandang komunitas politik di Kalimantan Tengah. Komunitas politik akan membongkar ruang tersembunyi dari publik terkait kebakaran gambut di Kalimantan Tengah. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif digunakan sebagai cara untuk membantu menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian, sementara itu pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Model analisis kualitatif yang ditempuh dalam penelitian ini adalah model analisis penelitian yang mengikuti model analisis dasar dari penelitian kualitatif yaitu analisis induktif. Dalam model analisis yang kualitatif ini, menggunakan analisis alur mengalir (flow analysis) yang memadukan semua tahapan mulai pengumpulan data, kategorisasi, mempolakan konsep atau tema dan penstrukturan serta sajian dalam cakupan kegiatan analisis, sehingga analisis berlangsung sepanjang tahapan kegiatan penelitian. luaran utama dari penelitian ini adalah publikasi artikel pada jurnal nasional dan terdaftar Hak Kekayaan Intelektual dalam bentuk hak cipta sebagai luaran tambahan.
Inklusi Sosial Dalam Pemberdayaan Masyarakat: Studi Pengembangan Desa Wisata Di Desa Tadho Kabupaten Ngada Hutasoit, Jenni; Pitoyo, Dhanu; Fauzi, M.Zainuddin Lutfi
EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ) Vol 7 No 2 (2024): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v7i2.3038

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi penerapan inklusi sosial dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di Desa Tadho, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Desa ini memiliki potensi wisata berbasis budaya dan alam yang luar biasa, seperti tenun tradisional, adat istiadat, serta keindahan pegunungan dan pantai. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini, melibatkan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, masyarakat setempat, dan tokoh adat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inklusi sosial mampu meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti perempuan dan pemuda, dalam pengelolaan wisata, pengembangan produk lokal, dan pelestarian budaya. Selain itu, pendekatan ini berhasil menciptakan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang merata bagi masyarakat. Penggunaan teknologi digital, seperti situs web promosi desa wisata, juga berkontribusi signifikan dalam meningkatkan aksesibilitas dan eksposur Desa Tadho sebagai destinasi wisata berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa inklusi sosial merupakan elemen kunci dalam pemberdayaan masyarakat yang mendukung pengembangan desa wisata secara adil dan berkelanjutan.
Tentang Aku, Kamu, Dan Lingkungan Kita: Perilaku Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Sekitar Sungai Kahayan Hutasoit, Jenni; Aji, Galih Prasetya; Santika, Ermi; Batubara, Muhammad Zusanri; Saragih, Osi Karina; Adiwijaya, Saputra
Multikultural: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 2 No. 2 (2024): Multikultural: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi, FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/multikultural.v2i2.365

Abstract

Perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar Sungai Kahayan memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem sungai yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar sungai kahayan dan untuk mengetahui hambatan atau tantangan yang dihadap masyarakat di lingkungan sekitar sungai kahayan terkait pengelolaan sampah. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan tiga teknik, yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan masyarakat lokal di sekitar Sungai Kahayan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan, pendidikan atau pengetahuan, dan peran pemerintah terhadap fasilitas pengelolaan limbah menjadi faktor utama yang memengaruhi perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai. Upaya-upaya yang dapat dilakukan meliputi upaya komprehensif dan berkesinambungan dari kedua belah pihak sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan pencemaran sungai secara efektif dan berkelanjutan, demi terciptanya lingkungan sungai yang bersih dan sehat bagi seluruh warga.