Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Diastase Enzyme Activity and Antibacterial Effectiveness to Gastroenteretis by Apis mellifera Honey from Indonesia Rosyidah, Rara Annisaur; Hasan, Akhmad Endang Zainal; Andrianto, Dimas
JSMARTech: Journal of Smart Bioprospecting and Technology Vol. 5 No. 1 (2024): JSMARTech Volume 5, No. 1, 2024
Publisher : JSMARTech

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jsmartech.2024.005.01.20

Abstract

The quality of monoflora honey (Apis mellifera) as an antibacterial can be influenced by the activity of the diastase enzyme and the secondary metabolites of the nectar source. This study aims to compare the activity of the diastase enzyme and the effectiveness of monoflora honey derived from Apis mellifera bees as a natural antibacterial agent against Salmonella typhi. The sampling method for monoflora honey from nine different nectar sources (acacia, calliandra, rambutan, eucalyptus, randu, mango, robusta coffee 1, robusta coffee 2, and rubber). The results showed that the highest diastase enzyme activity in monoflora honey was mango, rambutan, and robusta coffee 2 at 20.00 DN, eucalyptus, randu, and rubber at 10.00 DN, acacia at 6.67 DN, robusta coffee 1 5.00 DN, and calliandra 4.00 DN. Zone of inhibition for S. typhi on robusta coffee 2, robusta coffee 1, randu, eucalyptus, acacia, mango, rubber, rambutan, and calliandra respectively at 18.53; 16.70; 15.27; 14.70; 13.20; 11.20; 11.17; 9.47; and 6,80. The minimum concentration inhibition was 8 μg/mL.
Masyarakat Sehat, Pangan Sehat: Penguatan Gizi dengan Implementasi Rumah Produksi Sari Kedelai Sebagai Solusi Terpadu Masyarakat Desa Safithri, Mega; Andrianto, Dimas; Fitrilia, Tiana; Rosyidah, Rara Annisaur; Purwanto, Ukhradiya Magharaniq Safira; Kurniasih, Rini; Hudayanti, Martini; Destiandani, Khansa; Raisyadikara, Fadila
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 3 (2024): DESEMBER
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v10i3.15546

Abstract

Kesehatan masyarakat di pedesaan Indonesia seringkali terhambat oleh pola konsumsi pangan yang tidak seimbang, dengan ketergantungan tinggi pada karbohidrat dan asupan protein nabati yang kurang optimal. Salah satu solusi potensial adalah peningkatan konsumsi sari kedelai, yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral. Sari kedelai dapat membantu memperbaiki gizi dan mengurangi risiko penyakit degeneratif. Desa Sukamaju di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, memiliki potensi untuk mengembangkan produksi sari kedelai, tetapi pemanfaatannya belum maksimal. Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat dan memberdayakan ekonomi lokal melalui pendirian rumah produksi sari kedelai. Kegiatan melibatkan kader Posyandu dan PKK melalui sosialisasi dan pelatihan. Metode yang digunakan meliputi pengumpulan data melalui kuisioner pre-test dan post-test untuk menilai pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat tentang sari kedelai, meskipun awalnya pengetahuan mereka terbatas. Program ini berhasil meningkatkan minat dan pengetahuan mengenai sari kedelai, serta berpotensi untuk menjadi model bagi desa lain. Kesimpulannya, program ini memberikan manfaat ganda dengan meningkatkan gizi masyarakat dan mendukung ekonomi lokal, meskipun masih ada tantangan dalam mendorong produksi dan konsumsi sari kedelai secara mandiri.
Peningkatan Kesehatan Melalui Pengolahan Sumber Daya Herbal Menjadi Minuman Fungsional SIJAKA Safithri, Mega; Andrianto, Dimas; Fitrilia, Tiana; Rosyidah, Rara Annisaur; Purwanto, Ukhradiya Magharaniq Safira; Kurniasih, Rini; Hudayanti, Martini; Achyar, Catellia Auliany; Febrina, Adella; Dwicesaria, Maheswari Alfira; Gholam, Gusnia Meilin; Nusyarah, Ayu Tri
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 11 No. 2 (2025): Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v11i2.18127

Abstract

Program pelatihan dan sosialisasi mengenai pemanfaatan SIJAKA (sirih merah, jahe merah, dan kayu manis) sebagai minuman fungsional antidiabetes bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan praktik masyarakat dalam mengelola diabetes secara alami. Desa Sukamaju yang terletak di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor memiliki peluang untuk mengembangkan produksi minuman fungsional berbahan dasar SIJAKA, namun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Program ini dirancang untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pendirian fasilitas produksi minuman fungsional SIJAKA. Pelaksanaan kegiatan melibatkan kader Posyandu dan PKK melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Metode yang digunakan mencakup pengisian kuisioner pre-test dan post-test guna mengevaluasi tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat terkait minuman fungsional SIJAKA, meskipun sebelumnya pengetahuan mereka masih terbatas. Pelatihan ini juga mengungkapkan bahwa 79,31% peserta mengenal sirih merah dan jahe merah sebagai herbal potensial, sedangkan 72,41% mengetahui manfaat kayu manis. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran akan potensi herbal dalam mengelola diabetes. Selain itu, mayoritas peserta (92,11%) menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap pelatihan dan ingin lebih memahami manfaat serta cara pembuatan SIJAKA. Program ini terbukti mampu meningkatkan antusiasme dan wawasan masyarakat terhadap SIJAKA, serta memiliki potensi untuk dijadikan sebagai contoh bagi desa-desa lainnya. Secara keseluruhan, program ini memberikan dua manfaat utama, yaitu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal, meskipun masih terdapat kendala dalam mendorong masyarakat untuk memproduksi dan mengonsumsi SIJAKA secara mandiri.
EKSISTENSI DAN RELEVANSI METODE 3MPH: INOVASI PEMBELAJARAN YANG MUDAH, MURAH, MERIAH, DAN PENUH HIKMAH Kartini, Kartini; Rosyidah, Rara Annisaur
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 6, No 3 (2025): OKTOBER
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v6i3.17350

Abstract

Metode ceramah dalam pembelajaran merupakan salah satu metode tradisional yang tetap relevan meskipun terdapat perkembangan teknologi dalam pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi relevansi metode ceramah dalam pembelajaran modern, dengan penyesuaian terhadap prinsip-prinsip tradisional seperti konsep "3MPH" (Mudah, Murah, Meriah, Penuh Hikmah). Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian literatur untuk menggali manfaat metode ceramah dalam membangun hubungan emosional dan spiritual antara pengajar dan peserta didik, serta perannya dalam membentuk karakter melalui pengalaman praktis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah yang dipadukan dengan teknologi modern, seperti multimedia dan alat peraga, dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran di era digital tanpa mengurangi nilai-nilai esensial dalam pendidikan. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa metode ceramah tetap relevan dalam pembelajaran masa kini, dengan penyesuaian yang tepat terhadap konteks dan integrasi teknologi yang mendukung. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya pengembangan metode ceramah yang fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan zaman, dengan mempertahankan karakter dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya.
Phytochemical and Organoleptic Tests of Combined Extracts of Turmeric, Black Tea, and Ginger Rosyidah, Rara Annisaur; Andrianto, Dimas
Current Biochemistry Vol. 11 No. 1 (2024)
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/cb.11.1.4

Abstract

Phytochemical screening to conduct a preliminary evaluation of the chemical content of black tea (Camellia sinensis), Turmeric (Curcuma longa), and Ginger (Zingiber officinale). In addition, the content of secondary metabolites in black tea, turmeric and ginger can be used as an indication of the quality of these plants. the need for a combination of black tea extract act, turmeric, and ginger from various people so that it can be liked by the public. This study aims to test the phytochemical extracts of black tea, turmeric, and ginger as well as organoleptic tests on the most optimum combination of -glucosidase enzyme inhibitory activity. Phytochemical screening showed that black tea and ginger extract contains alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, terpenoids, quinones, glycosides, and phenolics, while turmeric extract contains alkaloids, flavonoids, tannins, terpenoids, quinones, glycosides, and phenolics. The organoleptic test of the F7 combination consisting of a combination of black tea extract, turmeric, and ginger showed the highest level of preference by P3 and P2 on color, aroma, consistency, and aftertaste, while taste was at P3.
ANTIBACTERIAL AND DIASTASE ENZYME ACTIVITIES OF HONEY Apis mellifera FROM INDONESIA Rosyidah, Rara Annisaur; Hasan, Akhmad Endang Zainal; Andrianto, Dimas
BIOTROPIA Vol. 31 No. 1 (2024): BIOTROPIA Vol. 31 No. 1 April 2024
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2024.31.1.2011

Abstract

The quality of monofloral honey from Apis mellifera as an antibacterial can be influenced by the activity of the diastase enzyme and the secondary metabolites from the nectar source. Therefore, this study aimed to compare the activity of the diastase enzyme and the effectiveness of monofloral honey derived from Apis mellifera bees as a natural antibacterial agent against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Sampling for monofloral honey was carried out from nine different nectar sources, namely Acacia carpa, Calliandra calothyrsus, Nephelium lappaceum, Melaleuca laucadendron, Ceiba pentandra, Mangifera indica, Coffea robusta 1, Coffea robusta 2, and Hevea brasiliensisensi. Furthermore, diastase content was determined using UV-Vis spectrophotometry and the bacterial inhibition zone using the disc diffusion method. The principal component analysis (PCA) was used to analyze the clustering of diastase enzyme and antibacterial activity. The results showed that the highest diastase activity in monofloral honey was Mangifera indica, Nephelium lappaceum, and Coffea robusta 2 at 20.00 DN. This was followed by Nephelium lappaceum, Ceiba pentandra, and Hevea brasiliensisensisensi at 10.00 DN, Acacia carpa at 6.67 DN, Coffea robusta 1 at 5.00 DN, and Calliandra calothyrsus 4.00 DN. The clear zones for Staphylococcus aureus on Coffea robusta 2, Acacia carpa, Nephelium lappaceum, Coffea robusta 1, Ceiba pentandra, Hevea brasiliensisensisensi, Nephelium lappaceum, Calliandra calothyrsus, and Mangifera indica were 19.47, 18.53, 17.73, 17.03, 16.12, 16.10, 16.03, 15.73, and 14.73 mm, respectively. Additionally, the clear zones for Escherichia coli on Ceiba pentandra, Coffea robusta 2, Acacia carpa, Coffea robusta 1, Melaleuca laucadendron, Mangifera indica, Hevea brasiliensisensisensi, Calliandra calothyrsus, and Nephelium lappaceum were 27.93, 26.13, 24.60, 24.53; 24.53, 24.07, 21.90, 21.60, and 21.53 mm, respectively. In conclusion, clustering analysis was conducted based on nectar sources to evaluate antibacterial and diastase activity. The clusters identified are cluster 1 consisting of Hevea brasiliensisensi, cluster 2 including Mangifera indica, and Nephelium lappaceum. Others are cluster 3 consisting of Acacia carpa and Calliandra calothyrsus, and clustergroup 4 including Nephelium lappaceum, Ceiba pentandra, Coffea robusta 1, and Coffea robusta 2. Therefore, it was necessary to carry out antibacterial testing of other bacteria, specifically Salmonella typhi, and determine the minimum inhibitory concentration (MIC) of honey with the best antibacterial activity in various concentration variations.