Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN HAND SANITIZER DENGAN PENAMBAHAN LEMON SEBAGAI PEWANGI ALAMI PADA MASYARAKAT KECAMATAN MEDAN TIMUR Thaib, Cut Masyithah; Marpaung, Jhon Kennedy; Susanti, Julia
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (In Press)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cairan penyanitasi tangan (handsanitizer) adalah cairan yang berisikan bahan-bahan yang dapat membunuh mikroorganisme dengan cepat. Panyanitasi tangan adalah solusi saat tidak ditemukan tempat cuci tangan, sehingga dapat menjadi pengganti untuk membebaskantangan dari mikroorganisme. Buah lemon merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C, asam sitrat, minyak atsiri, bioflavonoid, polifenol, kumarin, flavonoid, dan minyak-minyak volatil pada kulitnya seperti limonen (±70%), α-terpinen, α-pinen, β-pinen, serta kumarin, dan polifenol (Nizhar, 2012). Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan informasi dan pengenalan pemanfaatan lemon sebagai hand sanitizer sebagai pswzzewangi alami, Kegiatan ini dilaksanakan di kabupaten Langkat. Hasil pelaksanaan ini kepada masyarakat dalam bentuk informasi dan cara pembuatan hand sanitizer cair berbahan alam. Setelah melaksanakan kegiatan ini masyarakat lebih mengetahui cara pembuatan hand sanitizer berbahan alam.
Penyuluhan Potensi Tumbuhan Puguntanoh Sebagai Antidiabetes Pada Masyarakat Di Kecamatan Bahorok Prayoga, Andre; Susanti, Julia; Purba, Hana Ike Dameria Br.
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 3 No. 2 (2022): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (IN PRESS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akibat peningkatan status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan masyarakat, faktor lingkungan dan gaya yang tidak sehat, seperti makan berliebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik dan stres berperan besar sebagai pemicu diabetes. Tapi diabetes juga bisa muncul karena faktor keturunan. Tanaman puguntano (Curanga fel-terrae) dimana daunnya telah digunakan secara empiris dalam pengobatan diabetes mellitus oleh masyarakat, terutama masyarakat Dairi Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan potensi tumbuhan puguntanoh sebagai antidiabetes. Hasil penyuluhan ini pada masyrakat dalam bentuk informasi dan edukasi pemanfaatan potensi tumbuhan puguntanoh sebagai antidiabetes kepada Masyarakat di Kecamatan Bahorok. Setelah melaksanakan kegiatan pelatihan ini, masyarakat lebih mengetahui bahwa tumbuhan puguntanoh yang selama ini hanya dijadikan sebagai tanaman liar ternyata sangat bagus buat kesehatan salah satunya sebagai antidiabetes.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENYUNTIKAN INSULIN SECARA MANDIRI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT TK IV IM 07.02 KOTA MEULABOH Al Munawarah, AL; Thaib, Cut Masyithah; Susanti, Julia
Jurnal Farmanesia Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v10i2.4593

Abstract

Penyuntikan insulin secara mandiri memerlukan keterampilan, cara atau protokol dan pengetahuan yang baik agar tidak beresiko saat melakukan penyuntikan insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan kemampuan melakukan penyuntikkan insulin secara mandiri di rumah sakit Tk IV IM 07.02 Kota Meulaboh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasional menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 105 pasien yang menggunakan insulin pen. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel 51 pasien. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebesar 40 responden (78,4%) dan pengetahuan kurang sebesar 11 responden (21,6%). Mayoritas responden memiliki tingkat kemandirian yang baik sebesar 38 responden (74,5%) dan responden yang memiliki tingkat kemandirian kurang sebesar 12 responden (23,5%). Hasil uji chi square diperoleh p-value = 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan kemampuan melakukan penyuntikan insulin secara mandiri di rumah sakit TK IV IM 07.02 Kota Meulaboh dan OR = 55 (95% CI, 8,041- 383,058) yang artinya responden dengan pengetahuan kurang berpeluang 55 kali tidak mampu dalam melakukan penyuntikan insulin secara mandiri. Disarankan kepada tenaga kesehatan rumah sakit untuk meningkatkan edukasi kepada pasien tentang cara dan protokol kesehatan dalam melakukan penyuntikan insulin secara mandiri.
UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (Syzygium Cumini L.) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DI INDUKSI PEPTON 10% S, Lisnauti; Syarifar R; Susanti, Julia
Jurnal Farmanesia Vol 11 No 1 (2024): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v11i1.5562

Abstract

Demam merupakan suhu tubuh diatas normal akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin-1. Demam (>37,5°C), hipotermi (<36,5°C),  dan normal (36.5°C- 37,5°C). Daun jamblang (Syzygium Cumini L.) memiliki kandungan flavonoid golongan flavonol yaitu kuersetin yang memiliki aktivitas dalam menurunkan demam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium Cumini L.) memiliki efektivitas sebagai antipiretik dan dosis paling efektif sebagai antipiretik. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimental yang meliputi  pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun jamblang, skrining fitokimia, karakterisasi simplisia, ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%, pembuatan larutan suspensi, penyiapan hewan uji dan uji aktivitas antipiretik pada hewan uji 25 ekor hewan mencit jantan (Mus Muscullus) yang diinduksi pepton dan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil penelitian dari ke 5 kelompok perlakuan yang mengalami penurunan demam yaitu kelompok paracetamol, kelompok ektrak etanol daun jamblang dosis 100, 150, 200 mg/KgBB. Dari 5 kelompok perlakuan, dosis yang paling baik adalah kelompok ekstrak daun jamblang (Syzygium Cumini L.) dosis 200 mg/kgBB yang sebanding dengan kelompok kontrol positif parasetamol dalam menurunkan demam pada hewan mencit jantan (Mus Muscullus). Untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian uji aktivitas yang lain seperti uji aktivitas antidiabetes, uji aktivitas antimikroba dan mendeteksi efek toksik suatu zat sehingga dapat dibuat formulasinya.
Effectiveness Test Of The Inhibition Power Of Ethanol Extract Of Salak Pondoh Fruit Skin (Salacca Zalacca (Gaertn.) Voss) Against Eschericia Coli Bacteria And Salmonella Typhi Bacteria Situmorang, Manahan; Fitri, Widya; Susanti, Julia; Kembaren, Enjelina Br Sembiring
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i2.2058

Abstract

Diarrhea is the occurrence of defecation with a more liquid consistency than usual and may be accompanied by liquid mucus or blood with a frequency of three times or more within 24 hours. Salak pondoh contains chemical compounds consisting of flavonoids, saponins, phenols, tannins, alkaloids, chlorogenic acid, ferulic acid, and protocatechuic acid. The bacteria Escherichia coli and Salmonella typhi cause diarrhea and fever due to tissue damage. Based on the above description, this study will test the effectiveness of the inhibitory power of the ethanol extract of salak pondoh fruit skin (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) against Escherichia coli and Salmonella typhi bacteria. This research method uses an experimental agar diffusion method to test the antibacterial activity of salak pondoh fruit skin with concentrations of 20%, 40%, 60%, and 80%. The results of this study show that the concentrations of 20%, 40%, 60%, and 80%, and the positive control (chloramphenicol) of salak pondoh fruit skin have antibacterial inhibitory power against the growth of Escherichia coli bacteria, as indicated by inhibition diameters of 4.81 ± 22.74 mm, 7.81 ± 22.74 mm, 10.15 ± 06.65 mm, 15.07 ± 19.00 mm, and 27.56 ± 48.58 mm, respectively. For Salmonella typhi, the antibacterial inhibitory power was 2.22 ± 18.19 mm, 3.48 ± 23.30 mm, 7.32 ± 67.41 mm, 11.68 ± 112.07 mm, and 24.14 ± 77.77 mm, respectively. The conclusion from the results of this study is that the effectiveness test of the ethanol extract of salak pondoh fruit skin (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) can inhibit the growth of Escherichia coli and Salmonella typhi bacteria, and the concentration that can significantly affect bacterial growth inhibition is 80%.
Comparison of Extraction Methods on Medicinal Plants from the Lauraceae, Myristicaceae, Myrtaceace, Piperaceace, Rubiaceace, Solanaceace, and Zingiberaceae Families Susanti, Julia; Fitri, Widya; Thaib, Cut Masyitah; Napitupulu, Muhammad Irianto; Pebriyandi, Fajar; Marbun, Eva Diansari
PCJN: Pharmaceutical and Clinical Journal of Nusantara Vol. 3 No. 02 (2025): PCJN: Pharmaceutical and Clinical Journal of Nusantara
Publisher : CV. Nusantara Scientific Medical

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58549/pcjn.v3i02.116

Abstract

Indonesia is recognized as the second most biodiverse country in the world after Brazil. The use of medicinal plants in traditional medicine is gaining popularity due to their proven health benefits and fewer side effects compared to synthetic drugs. Several plant families, such as Myrtaceae, Rubiaceae, and Solanaceae, are known to include species widely utilized in traditional therapies. This study aims to compare the extract yields obtained through maceration, percolation, and Soxhlet extraction methods from various medicinal plants. The extraction process used 96% ethanol as a solvent. The results revealed that extract yields varied significantly depending on the extraction method applied. In conclusion, this study demonstrates that the choice of extraction method—maceration, percolation, or Soxhlet—significantly influences the extract yield obtained from different plant families.