Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Edukasi Pentingnya Asupan Gizi Pasca Donor Darah Di Gbi Rumah Persembahan Medan Purba, Sri Dearmaita; Elida Sinuraya; Rani Kawati Damanik
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 5 No. 2 (2024): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang digunakan untuk keperluan transfusi darah. Setelah donor darah, hemoglobin (HB) dapat terkuras, untuk membantu tubuh mengganti kadar hemoglobin dalam darah, tubuh akan melakukan kompensasi dengan membentuk sel darah baru perlu asupan gizi yang baik dengan makan makanan yang bergizi tinggi dan protein yang cukup. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini disusun dalam beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan/ interaksi, dan evaluasi. Hasil kegiatan edukasi berjalan dengan baik dan lancar, semua rencana kegiatan terselesaikan dengan baik. Sebagian peserta hanya memahami makan sekali saja telur rebus dan tablet penambah darah sudah mencukupi, akan tetapi sebagian peserta paham akan pentingnya asupan gizi ini karena donor darah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap 3 bulan kalau tidak ada halangan.
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA PERLIS Simamora, Marthalena; Lasma Rina Efrina Sinurat; Rani Kawati Damanik
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (In Press)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap kejadian stunting pada anak. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi yang tidak memadai, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Bayi dengan BBLR memiliki cadangan nutrisi yang lebih rendah dan sistem imun yang belum berkembang optimal, sehingga rentan terhadap infeksi dan hambatan pertumbuhan. Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara BBLR dan stunting, di mana bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting di usia balita. Faktor penyebab BBLR meliputi status gizi ibu yang kurang baik, komplikasi kehamilan, serta faktor sosial ekonomi dan lingkungan. Pencegahan stunting pada anak dengan riwayat BBLR memerlukan intervensi holistik yang mencakup pemantauan pertumbuhan, pemberian nutrisi yang adekuat, serta edukasi bagi ibu dan keluarga. Upaya pencegahan dan penanganan BBLR perlu mendapatkan perhatian serius untuk menekan angka kejadian stunting dan mendukung tumbuh kembang optimal anak.
Pembagian Makanan Tambahan (Pmt) Dan Edukasi Gizi Pada Ibu Hamil Di Lapangan Menteng Medan Purba, Sri Dearmaita; Antonij Edimarta Sitanggang; Rani Kawati Damanik
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 6 No. 1 (2025): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi seimbang pada ibu hamil merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia yang akan menyebabkan efek yang sangat serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan. Dengan menjaga keseimbangan gizi pada ibu hamil sangat diperlukan agar kondisi ibu dan janin tetap sehat dan berkembang dengan baik. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang selama kehamilan. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah dengan pembagian leaflet dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil. Kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Menteng Medan, dengan jumlah ibu hamil sebanyak 27 orang. Adapun hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah ibu hamil sangat antusias terhadap materi yang disampaikan dan leaflet, serta PMT yang dibagikan, dari hasil edukasi didapatkan bahwa ibu hamil sangat memahami pentingnya asupan gizi ini. Kesimpulan yang didapatkan pada pengabdian masyarakat ini memberikan dampak positif sehingga ibu hamil dapat paham dan mampu mengimplementasikan pentingnya pemenuhan zat gizi seimbang selama kehamilan.
Identifikasi Budaya Makan dan Pengetahuan Ibu Selama Kehamilan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Simamora, Marthalena; Annisa; Taruli Rohana Sinaga; Rani Kawati Damanik
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 6 No. 2 (2024): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting also known as stunted, is a condition of failure to grow in children due to chronic malnutrition and recurrent infections, especially during pregnancy. One of the factors for the high incidence of stunting in children is a lack of maternal knowledge. Cultural influences greatly determine the health status of children where there is a direct link between culture and knowledge. The Purpose of this research is to identification of eating culture in society and mother's knowledge during pregnancy on stunting children in the Working Area of the Bebesen Health Center, Central Aceh District. This study uses mixed method, quantitative with cross sectional design and qualitative with phenomenological design. Sampling used a purposive sampling technique with a population of 210 people with a sample size of 62 people with quantitative details of 62 people and qualitative details of 5 people with inclusion criteria. Data collection quantitative instruments used questionnaires and for qualitative used voice recorders as well as interview guides. Data analyzed using Chi square test and the N-vivo Version 12. The results of the quantitative reasearch is showed that there was a significant relationship between knowledge and the incidence of stunting in toddlers with a p value of 0.001. qualitative research obtained 4 themes, namely 1.) cultural practices carried out; 2.) trousers during pregnancy; 3.) habits during pregnancy; 4.) the impact of the restrictions implemented. The conlusion for quantitative is the better knowledge the smaller the incidence of stunting and For qualitative was found that there are several food cultures and taboos that exist in culture society.