Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Transnational Organization: Religious Moderation Among Jamaah Tabligh (JT) in Pekanbaru City Khotimah; Abd Ghofur; Alpizar; Ridwan Hasbi
Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies Vol. 10 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/islam_realitas.v10i2.8669

Abstract

While the Tabligh Jamaat is perceived as phenomenal in its acts of worship (appearing distinct from most other Muslim groups), it demonstrates moderate behavior in societal interactions. In line with other research findings, the Tabligh Jamaat is regarded as a politically neutral organization, which calls for further exploration of its position in implementing the values of religious moderation. Thus, the study of religious moderation becomes a significant area of focus. This paper presents research findings on the extent to which the values of religious moderation are implemented by the Tabligh Jamaat community in Pekanbaru, while also introducing a new orientation in their da'wah (Islamic preaching) as a form of novelty. This study employs a qualitative method with a snowball sampling technique. This method was chosen because snowball sampling facilitates the identification of key informants or leaders within community groups. Starting with one primary informant, the researcher can gain access to other individuals with relevant knowledge or experience.The findings reveal that the development of Tabligh Jamaat's da'wah in Pekanbaru has progressed beyond grassroots efforts to become a movement with clear directions and trends, particularly in educational institutions (pesantren). It was found that the implementation of religious moderation in Pekanbaru is characterized by respect for differences in Islamic schools of thought (madhhab), avoidance of fanaticism, and prioritization of the unity of the ummah (Muslim community). The orientation and methods that have emerged include the adjustment of da'wah methods, a contextual da'wah approach, collective and pragmatic involvement, as well as active and dialogical engagement.
METODE DAN MODEL INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SAINS Suhardis; Juni Mahanis; Alpizar; Abu Bakar
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 2 (2025): Volume10 Nomor 2, Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i2.29386

Abstract

Dikotomi antara ilmu agama dan ilmu sains dalam sistem pendidikan masih menjadi persoalan fundamental yang memengaruhi paradigma berpikir peserta didik. Pendidikan Agama Islam (PAI) cenderung diajarkan secara normatif-teologis, sementara sains bersifat empiris-objektif, yang sering kali menyebabkan terjadinya pemisahan antara nilai dan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, integrasi antara PAI dan sains menjadi kebutuhan strategis untuk menciptakan sistem pendidikan yang holistik, spiritual, dan rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis model integrasi yang dapat digunakan dalam pendidikan Islam agar mampu menyatukan aspek keimanan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka (library research), dimana data diperoleh dari berbagai literatur akademik dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa model integrasi yang dapat diterapkan, antara lain model integratif-paralel, integratif-tematik, dan integrasi transdisipliner. Masing-masing model tersebut memiliki pendekatan berbeda dalam menyatukan nilai-nilai Islam dengan substansi sains, baik melalui struktur kurikulum maupun pendekatan pembelajaran. Kesimpulannya, integrasi antara PAI dan sains tidak hanya memungkinkan pembelajaran yang lebih menyeluruh dan bermakna, tetapi juga membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan etis.
PROSES TERBENTUKNYA INTEGRASI PAI DAN SAINS Eva Yenida; Alpizar; Abu Bakar
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 2 (2025): Volume10 Nomor 2, Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i2.29397

Abstract

Dikotomi antara ilmu agama dan ilmu sains dalam sistem pendidikan Islam masih menjadi tantangan besar yang berdampak pada cara pandang peserta didik terhadap pengetahuan. Pendidikan Agama Islam (PAI) cenderung diajarkan secara normatif dan spiritual, sedangkan ilmu sains bersifat empiris dan rasional, sehingga keduanya sering kali berjalan secara terpisah. Padahal, dalam perspektif Islam, tidak ada pemisahan antara wahyu dan akal, antara nilai spiritual dan realitas ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses terbentuknya integrasi antara PAI dan sains, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka (library research), di mana data diperoleh dari literatur akademik, jurnal ilmiah, dan dokumen kebijakan pendidikan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses integrasi PAI dan sains terbentuk melalui tiga tahap utama: konstruksi paradigma keilmuan berbasis tauhid, rekonstruksi kurikulum berbasis nilai Islam, dan kolaborasi pedagogis lintas disiplin. Faktor-faktor kunci yang mendukung integrasi antara lain adalah kesadaran epistemologis pendidik, desain kurikulum yang fleksibel, serta dukungan kelembagaan. Kesimpulannya, integrasi PAI dan sains merupakan proses sistemik dan berkelanjutan yang menuntut pergeseran paradigma dari pendekatan dikotomis menuju pendekatan holistik-transformatif yang menempatkan wahyu dan sains sebagai dua sumber ilmu yang saling melengkapi.
Transnational Organization: Religious Moderation Among Jamaah Tabligh (JT) in Pekanbaru City Khotimah; Abd Ghofur; Alpizar; Ridwan Hasbi
Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies Vol. 10 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/islam_realitas.v10i2.8669

Abstract

While the Tabligh Jamaat is perceived as phenomenal in its acts of worship (appearing distinct from most other Muslim groups), it demonstrates moderate behavior in societal interactions. In line with other research findings, the Tabligh Jamaat is regarded as a politically neutral organization, which calls for further exploration of its position in implementing the values of religious moderation. Thus, the study of religious moderation becomes a significant area of focus. This paper presents research findings on the extent to which the values of religious moderation are implemented by the Tabligh Jamaat community in Pekanbaru, while also introducing a new orientation in their da'wah (Islamic preaching) as a form of novelty. This study employs a qualitative method with a snowball sampling technique. This method was chosen because snowball sampling facilitates the identification of key informants or leaders within community groups. Starting with one primary informant, the researcher can gain access to other individuals with relevant knowledge or experience.The findings reveal that the development of Tabligh Jamaat's da'wah in Pekanbaru has progressed beyond grassroots efforts to become a movement with clear directions and trends, particularly in educational institutions (pesantren). It was found that the implementation of religious moderation in Pekanbaru is characterized by respect for differences in Islamic schools of thought (madhhab), avoidance of fanaticism, and prioritization of the unity of the ummah (Muslim community). The orientation and methods that have emerged include the adjustment of da'wah methods, a contextual da'wah approach, collective and pragmatic involvement, as well as active and dialogical engagement.
MANGUPA DALAM PERNIKAHAN SUKU BATAK DI DESA HUTA PADANG KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE KABUPATEN ASAHAN Sirait, Wahyudi; Kurnia Ilahi; Alpizar
Journal Hub for Humanities and Social Science Vol. 1 No. 1 (2024): 2024: January - June
Publisher : Yayasan Masjid Al-Muhajirin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63847/qyp88s06

Abstract

Penelitian ini berjudul “Tradisi Mangupa dalam Pernikahan Suku Batak di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan”. Pada penelitian ini membahas tentang tradisi mangupa yang di lakukan masyarakat Suku Batak Toba yang ada di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang di sajikan dalam bentuk uraian kata-kata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tradisi mangupa yang di lakukan oleh masyarakat suku Batak Toba di Desa Huta Padang kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan yaitu bertujuan memberikan upa-upa kepada kedua mempelai pengantin yang baru melakukan akad pernikahan agar dapat menjalani kehidupan pernikahan dengan penuh semangat dan dapat melewati segala rintangan. Dalam proses mangupa di gunakan juga bahan seperti ketan atau pulut, ayam yang di pagari, telur ayam, ikan mas, kerbau jantan atau kambing jantan. Untuk alat terdapat seperti bale, bendera kuning, ulos. (2). Proses pelaksanaan tradisi mangupa di mulai dari (a). Mengucapkan salam, (b). Ucapan syukur, (c). Shalawat, (d). Nasehat Mangupa, (e). Doa mangupa pertama, (f). Doa rejeki, (g). Persamaan visi misi, (h). Doa penutup.