Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penyuluhan Asal Usul Prasejarah Bahasa Indonesia Bagi Generasi Z Di Minggu Raya(Bagian 1) Susilo, Tanto Budi; Soesanto, oni; yunus, Rahmat; Akbar, Arief Rahmad Maulana; Hidayat, Yuyun; Rasjava, Achmad Ramadhanna'il; Krisdianto, Krisdianto
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v4i1.13296

Abstract

Abstrak Di muka bumi ini, prasejarah Sapiens merupakan jejak rekam aktifitas manusia dimulai kisaran 250-300 ribu tahun lalu dan sampai saat ini di berbagai kawasan masih berlangsung prasejarah itu, seperti suku-suku terasing di pedalaman hutan Afrika dan hutan Papua. Prsejarah Sapiens dapat dikategorikan berdasarkan prasejarah genetika, prasejarah bahasa dan prasejarah artifak. Khusus bahasa Sapiens di Nusantara (Indonesia) atau prasejarah bahasa Indonesia dimulai sejak diketemukan simbol bahasa (rock art) di Sumatra, di Kalimantan dan di Sulawesi kisaran 60-40 ribu tahun lalu dan diakhiri sejak temuan simbol bahasa (huruf) caraka dan/pallawa kisaran 7-8 M. Program kreatifitas masyarakat (PKM) ini melibatkan generasi Z. Metode structural equation modelling (SEM) digunakan untuk koleksi dan evaluasi data. Hasil uji pretest dan post test ditujukan kepada responden berumur kisaran tahun, berturut-turut sebagai berikut; sangat mengerti (0%), mengerti (77,25%), kurang mengerti (22,75%) dan tidak mengerti (0,%)  Secara umum, responden yang merumur tahun lebih mengerti, terhadap urgensi, walaupun perbedaannya tidak nyata. 
Penyuluhan Asal Usul Sejarah Bahasa Indonesia Bagi Generasi Z Di Minggu Raya (Bagian 2) Susilo, Tanto Budi; Soesanto, oni; yunus, Rahmat; Akbar, Arief Rahmad Maulana; Rasjava, Achmad Ramadhanna'il; Hidayat, Yuyun; Krisdianto, Krisdianto
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v4i1.13299

Abstract

Abstrak Austronesia merupakan induk bahasa-bahasa Asia Pasifik, termasuk 718 bahasa daerah di Nusantara. Dan Bahasa Indonesia adalah saudara kembar dengan Bahasa Melayu. Bahasa Indonesia ini merupakan bahasa yang unik, bukan karena jumlah penuturnya hampir 300 juta tetapi juga proses terbentuknya yang relatif baru, tahun 1928; sebaran yang luas dari Sabang sampai Meraoke (5000 KM) dan menyerap hampir semua bahasa daerah dan asing. Visi bahasa Indonesia koheren dengan visi berbangsa. Bahasa Indonesia telah digunakan untuk bahasa ilmiah sejak tahun 1925. Untuk Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa perdagangan (lingua franca) sejak kolonialisme Portugis, awal abad 15. Ada patron dalam berbahasa di Indonesia; dengan menguasai bahasa asing untuk menjadi manusia internasional, menjunjung tinggi bahasa Indonesia untuk menjadi manusia nasional, dan menghargai bahasa ibu/daerah untuk menjadi manusia lokal. Metode structural equation modelling (SEM) digunakan untuk mengetahui respon generasi Z. Responden generasi Z yang dilibatkan dapat dievaluasi, berikut ini; sangat mengerti (0%), mengerti (70%), kurang mengerti (30%) dan tidak mengerti (0%). Secara umum, generasi Z mengerti pentingnya sejarah Bahasa Indonesia.Kata kunci: Sejarah, Bahasa, Indonesia
Penyuluhan Evolusi Budaya Berpuasa Bagi Generasi Muda di Rusunawa: Studi Kasus Autofagi Susilo, Tanto Budi; Susanti, Dewi Sri; Soesanto, oni; Manik, Tetti Novalina; Rasjava, Achmad Ramadhanna'il; Krisdianto, Krisdianto; Hindarto, Imam; Thresye,, Thresye,; Kristanto, Budi; Akbar, Arief Rahmad Maulana
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 4, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v4i3.13506

Abstract

Puasa merupakan praktik universal yang melintasi berbagai zaman dan budaya, termasuk dalam konteks prasejarah, sejarah global, dan spesifik di Nusantara. Pada masa prasejarah, puasa mungkin berfungsi sebagai ritual spiritual dan strategi bertahan hidup, dengan indikasi dari temuan arkeologis yang menunjukkan adanya praktik menahan diri sebagai bagian dari upacara religius atau sebagai adaptasi terhadap kekurangan makanan. Di tingkat global, puasa dipraktikkan dalam berbagai bentuk di berbagai agama, seperti puasa Ramadan dalam Islam, puasa Yom Kippur dalam Yahudi, dan puasa Upawasa dalam Hindu, menunjukkan betapa pentingnya puasa dalam kehidupan spiritual dan sosial manusia. Di Nusantara, puasa menggabungkan elemen-elemen tradisi lokal dengan ajaran agama, seperti puasa Ramadan di kalangan Muslim, Upawasa di Bali, dan puasa adat di berbagai suku. Selain dimensi spiritual dan budaya, puasa juga memiliki mekanisme biologis yang signifikan. Autofagi, proses seluler di mana sel memecah dan mendaur ulang komponen internalnya, meningkatkan kesehatan dan ketahanan sel. Integrasi antara aspek historis, budaya, dan mekanisme biologis puasa menunjukkan kompleksitas dan pentingnya praktik ini dalam berbagai konteks. Program kreatifitas masyarakai (PKM) ini menyoroti evolusi budaya berpuasa dan manfaatnya untuk bertahan hidup. Berdasarkan uraian pada evolusi budaya berpuasa dan dielaborasi dengan metode structural equation modelling (SEM), tanggapan 31 responden menunjukan sebagai berikut ini; sangat mengerti (2,3 %), mengerti (66,9 %), kurang mengerti (27,9 %) dan tidak mengerti (2,9 %). PKM ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi untuk menjelaskan bagaimana manusia bisa bertahan hidup dengan berpuasa. Kata kunci: puasa; prasejarah; agama; autofagi; hidup
Studi Biofisika dan Kimia Molekuler terhadap Termostabilitas Enzim PETase melalui Simulasi Dinamika Molekuler Multitemperatur Rasjava, Achmad Ramadhanna'il; Oktafiansyah, Rahmad; Susilo, Tanto Budi; Hikmah, Nawwal
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 3 (2025): Agustus
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i3.1214

Abstract

Pencemaran plastik akibat akumulasi poli(etilena tereftalat) (PET) menjadi tantangan lingkungan global yang mendesak. Enzim PETase memiliki potensi dalam upaya bioremediasi plastik melalui proses degradasi enzimatis, namun aplikasinya masih terkendala oleh rendahnya stabilitas termal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi stabilitas struktural dan termodinamika enzim PETase pada berbagai variasi temperatur menggunakan metode simulasi dinamika molekuler (molecular dynamics/MD) berbasis perangkat lunak GROMACS. Perlakuan temperatur yang digunakan meliputi 300 K, 310 K, 373 K, 440 K, dan 500 K untuk merepresentasikan kondisi temperatur ruang, fisiologis, hingga ekstrem. Analisis dilakukan terhadap parameter RMSD, RMSF, radius girasi (Rg), jumlah ikatan hidrogen, luas permukaan yang dapat diakses pelarut (solvent accessible surface area, SASA), energi total sistem, serta evaluasi konformasi visual melalui snapshot struktur 3D. Hasil simulasi menunjukkan bahwa PETase tetap stabil pada 300 K dan 310 K, namun mulai mengalami destabilisasi struktural pada 373 K. Perubahan struktural yang signifikan, termasuk unfolding protein dan peningkatan paparan permukaan hidrofobik, diamati pada 440 K dan 500 K. Studi ini memberikan informasi biofisika molekuler penting terkait batas toleransi termal PETase, yang dapat menjadi referensi dalam pengembangan varian enzim dengan termostabilitas yang lebih tinggi untuk aplikasi bioteknologi lingkungan.