Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kemampuan Ikan Black Skirt Tetra (Gymnocorymbus Ternetzi) Memangsa Larva Aedes Aegypti Bravimasta, Bracovanca Diwayestara; Firmanto, Ian Ardhiya; Adrianto, Hebert
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 19 No 1 (2024): (JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v19i1.2164

Abstract

Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit infeksi arbovirus yang endemis di Indonesia sepanjang tahun. Kementerian Kesehatan telah menetapkan penggunaan ikan predator larva sebagai program 3M Plus untuk menurunkan infeksi dengue. Tujuan penelitian adalah menganalisis kemampuan ikan black skirt tetra (Gymnocorymbus ternetzi) memangsa larva Aedes aegypti. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan desain post test only control group design. Eksperimen ini menggunakan 4 kelompok ikan, yaitu tetra merah, tetra oranye, dan tetra hijau. Ikan cupang serit sebagai kelompok kontrol. Pengujian dilakukan dengan cara akuarium kaca diisi 1 liter air, 1 ekor ikan, dan 25 larva Ae. aegypti instar III. Replikasi setiap kelompok sebanyak 5 kali. Data jumlah larva yang dimangsa oleh ikan selama 20 menit dianalisis dengan sofware SPSS dengan uji Kruskall Wallis. Hasil: Rerata jumlah larva yang dimangsa adalah ikan tetra merah (22,20 larva), ikan tetra hijau (18 larva), ikan tetra oranye (15,20 larva), dan ikan cupang serit (25 larva). Uji statistik Kruskall Wallis menunjukkan bahwa keempat ikan uji memiliki kemampuan yang berbeda nyata dalam memangsa larva Ae. aegypti dengan nilai p = 0,015 (p < 0,05). Kesimpulan: Ikan tetra (G. ternetzi) yang memiliki kemampuan paling baik dalam memangsa larva Ae. aegypti dengan jumlah larva yang dimakan paling banyak selama 20 menit adalah ikan tetra merah, ikan tetra hijau, dan terakhir ikan tetra oranye
Deteksi Kontaminasi Toxoplasma gondii Pada Daging Kambing di Bali dengan Primer BAG1 Santoso, Jemima Lewi; Adrianto, Hebert; Tandean, Victor Setiawan; Yuwono, Victor Kurniawan; Santoso, Novian Budi; Juliasih, Ni Njoman; Sayogo, William; Bravimasta, Bracovanca Diwayestara; Firmanto, Ian Ardhiya; Afifah, Balqis
Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 7 No. 6 (2025): Ranah Research : Journal Of Multidisciplinary Research and Development
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/rrj.v7i6.1710

Abstract

Toxoplasmosis is an infection caused by the protozoan parasite Toxoplasma gondii. One of the transmission routes of T. gondii infection is the consumption of undercooked meat. Goats are an important source of income for farmers in Bali and have been reported to have the potential to carry T. gondii. The aim of this study was to detect the presence of Toxoplasma gondii contamination in goat meat in Kuta and Ubud, Bali, using molecular methods with BAG1 primers. Meat samples obtained from markets in Kuta and Ubud were sectioned, followed by extraction of T. gondii DNA, amplified by PCR, and electrophoresed on a 1% agarose gel. The resulting amplification products were approximately 470 base pairs in size. The study results indicated that goat meat was only successfully obtained from the Kuta market. Examination for the presence of T. gondii parasite in goat meat from the Kuta market targeting the BAG1 gene yielded all negative results (100%). Hygiene in goat husbandry should be maintained and even improved. Meat sold in markets or stores must be routinely inspected to ensure safety. Additionally, meat should be cooked at sufficiently high temperatures, and consumption of undercooked or rare meat should be avoided