Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBEDAAN MORFOLOGI SEL DARAH PADA PEMERIKSAAN HAPUSAN DARAH TEPI DENGAN PEWARNAAN GIEMSA MENGGUNAKAN LARUTAN PENGENCER BUFFER PHOSPHAT DAN LARUTAN PENGENCER AQUABIDEST Museyaroh, Museyaroh; Nabilah, Musholli Himmatun; Endarini, Lully Hanni
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i2.2060

Abstract

Pemeriksaan Hapusan darah tepi (HDT) merupakan pemeriksaan untuk melihat morfologi sel-sel darah secara mikroskopis. Salah satu metode pemeriksaan hapusan darah tepi yang sering digunakan adalah pewarnaan giemsa. Pengenceran larutan giemsa secara teoritis menggunakan larutan penyangga buffer phosphat. Pengenceran giemsa sering menggunakan larutan buffer phosphat karena buffer phosphat mudah didapatkan, namun harganya cukup mahal. Kandungan phosphat yang melebihi batas 2 mg/L juga dapat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan sehingga dapat mencemari lingkungan bila terus digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan morfologi sel-sel darah pada pemeriksaan HDT dengan pewarnaan giemsa menggunakan larutan buffer dan aquabidest dalam upaya penentuan larutan alternatif yang bisa digunakan sebagai larutan pengencer giemsa yang lebih murah dan mudah didapatkan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan studi cross sectional yang membandingkan kualitas morfologi sel darah sediaan HDT dengan pewarna giemsa yang diencerkan dengan buffer phosphate dan aquabidest. Sampel diambil dari 1 orang koresponden penelitian, untuk kemudian dibuat sediaan HDT masing-masing sebanyak 17 buah (pengencer buffer phosphat), dan 22 buah (pengencer aquabidest), dan diamati dengan mikroskop perbesaran lensa objektif 100x. Kualitas sediaan HDT giemsa dengan pengencer buffer phosphat menunjukkan hasil “baik” sebanyak 13 buah (76,47%), dan hasil “kurang baik” sebanyak 4 buah (23,53%), sedangkan kualitas sediaan HDT giemsa dengan pengencer aquabidest menunjukkan hasil “baik” sebanyak 18 buah (81,82%), dan hasil “kurang baik” sebanyak 4 buah (18,18%). Berdasarkan uji Mann-Whitney U, didapatkan P-Value 0,222. Kualitas sediaan HDT pewarnaan giemsa dengan pengencer buffer phosphat tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan yang menggunakan pengencer aquabidest (p>0,05).
Analysis of the Leukocyte Profile for Peripheral Blood Smear Stained with Diff-Count Based on Fixation Time Variation Museyaroh, Museyaroh; Nabilah, Musholli Himmatun; Endarini, Lully Hanni
Health Dynamics Vol 2, No 2 (2025): February 2025
Publisher : Knowledge Dynamics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hd20202

Abstract

Background: Peripheral blood smear examination (HDT) is a test to observe the morphology of blood cells microscopically. A peripheral blood smear is a simple method, and its examination is widely available in laboratories. The advantage of peripheral blood smear examination is its ability to assess various components of peripheral blood cells, such as cell morphology (erythrocytes, leukocytes, and platelets). One of the commonly used methods for peripheral blood smear examination is Giemsa staining. The process of Giemsa staining fixation aims to preserve the cell structure and its components before the staining is performed. The precise fixation time is key to obtaining optimal staining results, which allows for accurate observation of cell morphology. The aim of this study is to analyze the morphology of leukocyte profiles in peripheral blood smears stained with Giemsa based on variations in fixation time to determine the optimal time. Methods: This research was conducted in August-September 2024. The sample in this study was whole blood taken from the academic community of the Department of Medical Laboratory Technology and examined with a peripheral blood smear using Giemsa staining, and analyzed using descriptive statistical tests with the SPSS for Windows 22 software. Results: The research results showed that at a fixation time of 3 minutes, 60% were good and 40% were less good; at 5 minutes, 100% were good; at 10 minutes, 100% were good; at 15 minutes, 40% were good and 60% were less good; and at 20 minutes, 20% were good and 80% were less good. Conclusion: The best time variation in Giemsa staining using phosphate buffer is fixation for 5 minutes and 10 minutes, where all preparations (5 preparations) are 100% in the good category.
PEMBERDAYAAN DAN EDUKASI WALI MURID TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA PERSATUAN TROPODO TENTANG PENCEGAHAN WEIGHT FALTERING PADA AWAL KEJADIAN STUNTING MELALUI PEMBUATAN MEDIA EDUKASI Istanto, Wisnu; Arifin, Syamsul; Nabilah, Musholli Himmatun
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v5i2.7322

Abstract

Stunting and weight faltering remain public health challenges for Indonesia, including rural areas of the country. One of the most effective ways of helping people understand balanced and inexpensive supplementary feeding is by teaching parents. This community service project was carried out at Dharma Wanita Persatuan Dukuhtengah Kindergarten to assist and educate parents using educational materials such as booklets and videos. The methods of implementation consist of several components, including preparation of materials, design of educational media, implementation of a pre-test, interactive counseling, post-test, and statistical analysis. A total of 45 parents took part fully in the activity. Evaluation results indicated a significant improvement in knowledge from an average pre-test score of 54.2 to an average post-test score of 84.6. The t-test showed a t-value of t(44)=20.08, p<0.0001, indicating that there was a significant difference in the means between the pre-test and post-test scores. The effect size of the intervention was considered very large, with a Cohen's d value of 2.99. The post-test scores became more normally distributed, with a narrower range (70-95) than pre-test scores (40-75), suggesting that understanding was consistently improving. This finding supports the effectiveness of simple visual educational media in enhancing nutritional awareness among the parents. The resultant product of this activity is that PMT education using booklets and videos is a viable model for a sustainable school and posyandu-level intervention to strengthen a community-based stunting prevention program. ABSTRAKMasalah stunting dan weight faltering pada anak usia dini masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk di wilayah pedesaan. Edukasi kepada wali murid menjadi salah satu strategi penting dalam meningkatkan pemahaman tentang pemberian makanan tambahan (PMT) yang bergizi seimbang dan terjangkau. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita Persatuan Dukuhtengah dengan fokus pada pemberdayaan dan edukasi wali murid melalui pemanfaatan media edukasi berupa booklet dan video. Metode pelaksanaan mencakup tahap persiapan materi, desain media edukasi, pre-test, penyuluhan interaktif, post-test, serta analisis statistik. Jumlah peserta sebanyak 45 wali murid yang mengikuti kegiatan secara penuh. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada pengetahuan peserta, dengan skor rata-rata pre-test 54,2 meningkat menjadi 84,6 pada post-test. Analisis paired t-test menghasilkan nilai t(44) = 20,08 dengan p < 0,0001, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara skor sebelum dan sesudah intervensi. Efek intervensi sangat besar dengan nilai Cohen’s d = 2,99. Distribusi skor post-test lebih seragam dengan rentang yang lebih sempit (70–95) dibanding pre-test (40–75), menunjukkan peningkatan pemahaman yang konsisten. Temuan ini menegaskan bahwa media edukasi visual sederhana efektif dalam meningkatkan kesadaran gizi pada wali murid. Simpulan dari kegiatan ini adalah edukasi PMT berbasis booklet dan video layak dijadikan model intervensi berkelanjutan di sekolah maupun posyandu untuk mendukung program pencegahan stunting di tingkat komunitas.
STUDI SURVEI : GAMBARAN PENYAKIT MENULAR PADA WANITA DI KABUPATEN MAGETAN Riyanto, Digdo; Woelansari, Evy Diah; Nabilah, Musholli Himmatun
HEALTHY : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/healthy.v4i3.6793

Abstract

ABSTRACT Sexually Transmitted Infections (STIs) such as HIV, Hepatitis B, and Syphilis are serious public health problems, especially among high-risk groups like female sex workers. The Pasar Sayur Magetan area has a high potential for STI transmission due to nighttime entertainment activities and the presence of dimly lit establishments. This study aims to identify the presence of STIs among women in Magetan as a basis for planning prevention and education programs by the government and health authorities. This research uses an analytical cross-sectional survey design with venous blood samples collected in EDTA anticoagulant tubes from female sex workers at Pasar Sayur Magetan. Data were collected through Rapid Diagnostic Tests (RDT) using immunochromatographic methods to detect HIV, Hepatitis B, and Syphilis, along with questionnaires to identify risk factors and behaviors influencing STI transmission. The study found cases of HIV and Syphilis among female sex workers in Pasar Sayur Magetan. The main risk factors include unsafe sexual behavior, inconsistent condom use, frequent partner changes, and limited education and knowledge. Although all respondents practiced good genital hygiene, this did not fully prevent STIs transmitted through blood and bodily fluids. This survey reveals the prevalence of STIs and the main risk factors in Pasar Sayur Magetan. These findings serve as a foundation for the government and health services to design prevention, education, and early detection programs to reduce cases and increase awareness of safe sexual behavior. ABSTRAK Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti HIV, Hepatitis B, dan Sifilis menjadi masalah kesehatan serius, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti wanita pekerja seks. Kawasan Pasar Sayur Magetan berpotensi tinggi dalam penyebaran IMS karena aktivitas hiburan malam dan keberadaan warung remang-remang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya penyakit penyakit menular seksual pada wanita di daerah Magetan, agar dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan program pencegahan dan edukasi oleh pemerintah dan dinas Kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain survei analitik cross-sectional dengan menggunakan sampel darah vena antikoagulan EDTA pada wanita pekerja seks di Pasar Sayur Magetan. Data dikumpulkan dari hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) metode imunokromatografi untuk mendeteksi HIV, Hepatitis B, dan Sifilis, serta kuesioner untuk mengidentifikasi faktor risiko dan perilaku yang mempengaruhi penularan IMS. Penelitian ini menemukan adanya kasus HIV dan Sifilis di kalangan wanita pekerja seks di Pasar Sayur Magetan dengan faktor risiko utama berupa perilaku seksual tidak aman dan ketidakkonsistenan penggunaan kondom serta keterbatasan pendidikan dan pengetahuan. Kesimpulannya, meskipun praktik genital higiene baik, risiko penularan IMS tetap terjadi. Survei ini mengungkap tingkat penyebaran PMS di Pasar Sayur Magetan serta faktor risiko utama. Temuan ini menjadi dasar bagi pemerintah dan dinas kesehatan dalam merancang program pencegahan, edukasi, dan deteksi dini guna mengurangi kasus serta meningkatkan kesadaran akan perilaku seksual yang aman.