Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Profile of risk factors for acoustic trauma in 105 Howitzer Cannon shooter students Kristianti, Asti; Ramdhani, Sony; Amanda Pramesti, Dea
ACTA Medical Health Sciences Vol. 2 No. 3 (2024): ACTA Medical Health Sciences
Publisher : ACTA Medical Health Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Acoustic trauma is hearing loss caused by short periods of high-frequency noise. Hearing loss can occur in the military because it uses the main tools of the weaponry system, such as guns, military vehicles, and explosions. This research aims to determine the description of risk factors for acoustic trauma, patterns of hearing protector use, and ear complaints among students of Pusat Pendidikan Artileri Medan (Pusdik Armed) who performed 105 Howitzer Cannon shooting practice. This study used a descriptive method with a cross-sectional design on the students of the Pusdik Armed who practised shooting with 105 Howitzer Cannons. The sampling technique used was total sampling with 103 students. The research instrument is data from questions and blood pressure checks. The results showed a description of the risk factors for acoustic trauma in Pusdik Armed Students who performed Howitzer 105 Cannon shooting practice, which were primarily due to high noise exposure, smoking history, use of PLDs, failure to wear protectors (a small percentage), and use of ototoxic drugs; no one had hypertension and a family history of hearing loss. The patterns of wearing hearing protection during the 105 howitzer cannon firing exercises were gathered from the students who carried out the practice. Additionally, some wore them throughout practice. When it came to ear complaints prior to practice, the majority of students had none before or after cannon shooting practice. Therefore, using ear protective equipment for cannon shooters is necessary. DOI : 10.35990/amhs.v2n3.p130-137 REFERENCES Chadha, S., Kamenov, K., & Cieza, A. (2021). The world report on hearing, 2021. Bulletin of the World Health Organization, 99(4), 242–242A. Orru, H., Luha, A., Pindus, M., Jõgeva, R., Vahisalu, M., Lekk, U., et al. (2020). Hearing loss among military personnel in relation to occupational and leisure noise exposure and usage of personal protective equipment. Noise & Health, 22(107), 90. Retrieved from /pmc/articles/PMC8000139/ Mayasari, D., & Khairunnisa, R. (2017). Pencegahan noise induced hearing loss pada pekerja akibat kebisingan. Jurnal Argomed Unila, 4(2), 354–360. Eryani, Y. M., Wibowo, C. A., & Saftarina, F. (2017). Faktor risiko terjadinya gangguan pendengaran akibat bising. Medula, 7(4), 112–117. Nieman, C. L., & Oh, E. S. (2020). Hearing loss. Annals of Internal Medicine, 173, ITC81–96. Yehudai, N., Fink, N., Shpriz, M., & Marom, T. (2017). Acute acoustic trauma among soldiers during an intense combat. Journal of the American Academy of Audiology, 28(5), 436–443. Chan, Y., & Goddard, J. (2019). J. Lee’s Essential Otolaryngology: Head and Neck Surgery (12th ed., pp. 394–396). McGraw-Hill. Esquivel, C. R., Parker, M., Curtis, K., Merkley, A., Littlefield, P., Conley, G., et al. (2018). Aural blast injury/acoustic trauma and hearing loss. Military Medicine, 183(1), 78–82. (Duplikat referensi no. 2, bisa dihapus jika memang sama) Sasongko, S., & Suteja. (2015). Trauma akustik yang berkaitan dengan prajurit penembak meriam Howitzer 105. In Cimahi: LPPM Unjani (pp. 130–133). Occupational Safety and Health Administration. (n.d.). Occupational noise exposure. Retrieved from https://www.osha.gov/laws-regs/regulations/standardnumber/1910/1910.95 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia. (2018). Keselamatan dan Kesejahteraan Kerja Lingkungan Kerja. (Duplikat referensi no. 8, bisa dihapus jika memang sama) Toivonen, M., Pääkkönen, R., Niemensivu, R., Aarnisalo, A., & Mäkitie, A. A. (2023). Acute acoustic trauma after exposure to assault rifle noise among conscripts in the Finnish Defence Forces: A population-based survey. International Journal of Environmental Research and Public Health, 20(4). Medina-Garin, D. R., Dia, A., Bedubourg, G., Deparis, X., Berger, F., & Michel, R. (2016). Acute acoustic trauma in the French armed forces during 2007–2014. Noise & Health, 18(85), 297–302. World Health Organization. (2015). Hearing loss due to recreational exposure to loud sounds. Switzerland: WHO. Kristianti, A., & Nurrokhmawati, Y. (2020). Gambaran pola penggunaan personal listening devices (PLDs), dan hasil audiogram pelajar SMPN 3 Cimahi. Medika Kartika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 3(2), 103–112. Ningsih, D. L., Marliyawati, D., & Yunika, K. (2018). Pengaruh merokok terhadap gangguan pendengaran pada usia dewasa muda. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 7(2), 1380–1390. Li, X., Rong, X., Wang, Z., & Lin, A. (2020). Association between smoking and noise-induced hearing loss: A meta-analysis of observational studies. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(4), 1201. Nasution, D. S., & Nasution, M. E. S. (2020). Hubungan hipertensi dengan gangguan pendengaran di Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan. Jurnal Pandu Husada, 1(4), 221–225. Wang, B., Han, L., Dai, S., Li, X., Cai, W., Yang, D., et al. (2018). Hearing loss characteristics of workers with hypertension exposed to occupational noise: A cross-sectional study of 270,033 participants. BioMed Research International, 2018, 4–5. (Duplikat referensi no. 12, bisa dihapus jika memang sama) (Duplikat referensi no. 4, bisa dihapus jika memang sama) Nurul, S., Meutia, R., Adawiyah, R., Tette, D., & Sofyan, A. (2022). Obat ototoksik (Ototoxic medications). Jurnal Medical Profession (MedPro), 4(1), 49–57. Yulianti, Y., & Mahdiani, S. (2015). Gangguan pendengaran penderita tuberkulosis multidrug resistant. Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, 45(2), 83. Benokri, H., Rianto, B., & Sastrowijoto, S. (2020). Gangguan pendengaran sensori pada pasien pasca pengobatan tuberkulosis multidrug resistant selama 6 bulan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Fitriyani, B. B., & Wahyuningsih, S. A. (2016). Hubungan pengetahuan tentang alat pelindung telinga (ear plug) dengan kepatuhan penggunaannya pada pekerja bagian tenun departemen weaving SL PT. Daya Manunggal. Unnes Journal of Public Health, 5(1), 102. Kwak, C., & Han, W. (2021). The effectiveness of hearing protection devices: A systematic review and meta-analysis. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(21), 11693.
Edukasi Tentang Serumen, Bersih-Bersih Telinga, Dan Pemeriksaan Pendengaran Di SMA Nurul Fikri Kota Serang Kristianti, Asti; Nurrokhmawati, Yanti; Shavilla, Evy
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 1 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i1.613

Abstract

Sumbatan serumen merupakan salah satu penyebab gangguan dengar yang dapat disembuhkan. Sumbatan serumen pada siswa sekolah dapat berpengaruh pada proses belajar karena mengganggu pendengaran dan komunikasi. Sumbatan serumen terjadi akibat cara pembersihan yang salah serta terlalu sering, sehingga menimbulkan gangguan pendengaran. Kebiasaan yang salah ini disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai serumen yang benar. Diperlukan pemeriksaan berkala terutama bagi siswa di sekolah untuk mengoptimalkan proses belajar dan menghindarkan dari komplikasi yang akan terjadi akibat penumpukan serumen. Pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan edukasi kepada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Nurul Fikri Kota Serang agar memiliki pengetahuan yang benar mengenai serumen dan pembersihan serumen secara berkala. Metode yang digunakan adalah: penyuluhan, tanya jawab, pembersihan telinga, dan pemeriksaan pendengaran pada siswa SMA Nurul Fikri di Kota Serang. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan Dosen Departemen Telinga Hidung Tenggorok Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (FK UNJANI) dan Dokter Spesialis THT Alumni FK UNJANI. Sebanyak 50 orang siswa SMA Nurul Fikri Kota Serang mengikuti kegiatan penyuluhan, tanya jawab, pemeriksaan dan pembersihan telinga, dan pemeriksaan skrining pendengaran.
PERBANDINGAN FUNGSI PENDENGARAN SEBELUM DAN SETELAH LATIHAN MENEMBAK MERIAM HOWITZER 105 DENGAN MENGGUNAKAN AUDIOMETRI Kristianti, Asti; Shavilla, Evy; Az-zahira, Ghaitsa Reyda; Kusuma, Andri Anugrah
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan (Edisi PIT FK Unjani 2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan dan pelatihan militer yang dilakukan di Pusat Pendidikan Artileri Medan (Pusdik Armed), melibatkan berbagai aktivitas fisik dan latihan yang intens. Salah satu aktivitas yang dilakukan dalam pelatihan militer adalah latihan menembak menggunakan Meriam Howitzer 105. Selama latihan menembak, suara yang dihasilkan oleh Meriam tersebut bisa sangat keras dan berpotensi memengaruhi fungsi pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan fungsi pendengaran sebelum dengan sesudah latihan menembak Meriam Howitzer 105 yang dilakukan oleh Siswa Pusdik Armed. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional. Pada penelitian ini melibatkan 100 Siswa Pusdik Armed berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 18–22 tahun dan sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Metode dalam pengambilan responden penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan data kuesioner dan data audiogram. Gambaran audiogram sebelum latihan menembak 100% siswa normal. Gambaran audiogram sesudah latihan menembak 2% siswa mengalami gangguan dengar sensorineural derajat sedang auris dextra dan 2% gangguan dengar sensorineural derajat sedang auris sinistra. Perbandingan gambaran audiogram sebelum dan sesudah latihan menembak terdapat peningkatan kejadian gangguan dengar sesudah dilakukan latihan menembak tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan gambaran audiogram sebelum latihan menembak dengan sesudahnya melalui Uji Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,157 (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada peningkatan kejadian gangguan dengar namun tidak terdapat perbedaan fungsi pendengaran sebelum dan sesudah latihan menembak Meriam Howitzer 105 pada Siswa Pusdik Armed yang dinilai dengan menggunakan gambaran audiogram. Kata kunci: audiometri, fungsi pendengaran, Howitzer 105 DOI : 10.35990/mk.v8n0.p25-34
Edukasi Kesehatan Telinga dan Pendengaran melalui Media Sosial Nurrokhmawati, Yanti; Kristianti, Asti; Sasongko, Sigit; Nazaruddin, Nurbaiti; Shavilla, Evy; Nataliningrum, Desire Meria
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v3i2.159

Abstract

Tridharma Perguruan Tinggi terdiri dari Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Ketiga aspek tersebut haruslah dijalankan selaras demi mewujudkan suatu perguruan tinggi yang kompeten dan mampu bersaing sesuai visi Universitas Jenderal Achmad Yani. Salahsatu kegiatan yang dilakukan oleh Departemen THT FK Unjani/Departemen THT RS Dustira adalah melakukan edukasi mengenai masalah kesehatan telinga dan pendengaran melalui media sosial. Maksud kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan telinga, hidung, dan tenggorok di masa pandemi. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan dialog dalam Instagram live di akun @komda_pgpkt_cimahi dan @fkunjanioficial dengan narasumber dokter spesialis THT dan spesialis okupasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani. Hasil dari wawancara dengan narasumber telah dibuat dalam bentuk buku edukasi dengan judul “Tanya jawab seputar kesehatan telinga dan pendengaran”.
Characteristics of Health Protocols and Incidence of COVID-19 in Young Doctors Complete Vaccinated Kristianti, Asti; Indriyana, Sri Q; Fiddiyanti, Ilma
ACTA Medical Health Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): ACTA Medical Health Sciences
Publisher : ACTA Medical Health Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.645 KB)

Abstract

COVID-19 is a respiratory disease that has currently become a pandemic in the world. West Java is one of the provinces with the most cases of COVID-19 in Indonesia. Health workers including young doctors are a group that has a very high risk of getting infected with COVID- 19. The purpose of this study was to determine the characteristics of health protocols and COVID-19 cases in young doctors at Faculty of Medicine, General Achmad Yani University (FK UNJANI) who were fully vaccinated against COVID-19. This study was designed as a descriptive study with a cross-sectional approach. The characteristics assesses in this study were: age, gender, and a confirmed history of COVID-19. Data was collected in June 2021- September 2022 using google form to fill out a questionnaire. The questionnaire was filled out by 105 eligible respondents. Respondents have received at least 2 doses of the COVID-19 vaccine and are aged between 22-23 years. The characteristics of respondents were 71 females (68.57%) and 33 males (31.43%). A total of 78.1% had confirmed COVID-19 and 21.9% had never been infected. A total of 52,4% respondents had good health protocols and 47.6% had poor health protocols. DOI : 10.35990/amhs.v1n2.p79-87 REFERENCES World Health Organization (WHO). (2020). Health topics: coronavirus. Retrieved April 2021 from https://www.who.int/health-topics/coronavirus Burhan, E., Susanto, A. D., Nasution, S. A., Ginanjar, E., Pitoyo, C. W., Susilo, A., et al. (2020). Pedoman tatalaksana COVID-19 (Edisi ke-3). PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Jakarta. Handayani, D., Hadi, D. W., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40, 119–284. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (2020). Situasi Virus Corona. Retrieved October 2022 from https://www.covid19.go.id/situasi-virus-corona/ Lovato, A., de Filippis, C., & Marioni, G. (2020). Upper airway symptoms in coronavirus disease 2019 (COVID-19). American Journal of Otolaryngology, 10, 24–37. Maskari, Z. A., Blushi, A. A., Khamis, F., Tai, A. A., Salmi, I. A., Harthi, H. A., et al. (2020). Characteristics of health care workers infected with COVID-19: A cross-sectional observational study. International Journal of Infectious Diseases. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.10.009 Syafruddin, A., Findyartini, A., Budu, Aras, I., Leatemia, L. D., Wiyanto, M., et al. (2020). Pedoman pelaksanaan pendidikan tahap akademik dan profesi program pendidikan dokter dalam masa pandemi. AIPKI. Jakarta. Kristianti, A., Sutrisno, Kumala, Y. Y., Ratwita, W., Irawan, J., Quintina, S., et al. (2021). Pedoman standar pelaksanaan pendidikan tahap profesi FK UNJANI dalam masa pandemi COVID-19. FK UNJANI. Cimahi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/4638/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Menteri Kesehatan RI. Retrieved from https://hukor.kemkes.go.id Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Jakarta. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (n.d.). Your guide to mask. Retrieved from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/about-face-coverings.html Milani, G. P., Macchi, M., & Mark, A. G. (2021). Vitamin C in the treatment of COVID-19. Nutrients, 13(4), 1172. https://doi.org/10.3390/nu13041172 Ilie, P. C., Stefanescu, S., & Smith, L. (2020). The role of Vitamin D in the prevention of Coronavirus Disease 2019 infection and mortality. Aging Clinical and Experimental Research, 32, 1195–1198. World Health Organization (WHO). (2009). Hand hygiene: Why, how & when?. Geneva. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun. Jakarta. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021, May 20). Events and gatherings. Kraemer, M. U. G., et al. (2020). The effect of human mobility and control measures on the COVID-19 epidemic in China. Science, 368, 493–497. Isbaniah, F., Kusumowardhani, D., Sitompul, P. A., Susilo, A., Wihastuti, R., Setyawaty, R., et al. (2021). Pedoman pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi Keempat. Retrieved June 12, 2021, from https://infeksiemerging.kemkes.go.id/ Xiong, Y., Zang, X., Sun, D., & Zhu, W. (2020). Clinical and CT characteristics of healthcare workers with COVID-19. Medical Journal, 99(30), 1–7.