Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pemeriksaan tumbuh kembang anak usia 0–72 bulan melalui kegiatan Posyandu di Depok 2, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah observasi langsung dan komunikasi informal dengan kader posyandu. Pemeriksaan mencakup aspek antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar lengan dan kepala) serta perkembangan sensorik menggunakan KPSP, Tes Daya Dengar (TDD), dan Tes Daya Lihat (TDL). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebagian besar anak berada dalam kategori normal, namun ditemukan beberapa masalah, yaitu kasus gizi kurang (36,6%), tinggi badan pendek (36,7%), perkembangan meragukan (20%), serta kemungkinan penyimpangan daya dengar (10%) dan daya lihat (50%). Analisis lebih lanjut juga menemukan bahwa faktor pola asuh di rumah, frekuensi kunjungan ke posyandu, status gizi, dan stimulasi yang diberlakukan oleh keluarga turut memberikan pengaruh penting terhadap proses tumbuh kembang tersebut. Temuan ini menekankan pentingnya keterlibatan orang tua, kunjungan rutin ke posyandu, serta integrasi layanan kesehatan dan pendidikan anak usia dini menjadi aspek penting untuk mencegah terjadinya masalah perkembangan lebih dini. Dengan deteksi dan intervensi yang tepat, diharapkan kualitas hidup dan proses belajar anak dapat lebih optimal, sehingga mampu mencapai tahapan perkembangan yang sesuai usianya dan memberikan landasan yang kokoh bagi masa depannya. Penelitian juga menemukan bahwa koordinasi yang lebih erat antara tenaga kesehatan, kader posyandu, dan keluarga akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan deteksi dini, sehingga masalah perkembangan dapat lebih cepat teridentifikasi dan diberi tindakan yang sesuai. Dengan upaya tersebut, diharapkan dapat terwujud generasi penerus yang sehat, cerdas, mandiri, dan mampu memberikan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat dan bangsa