Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Surveilans Berbasis Santri : Strategi Meningkatkan Derajat Kesehatan di Pondok Pesantren Joni, Joni; Gustaman, Rian Arie; Setiyono, Andik; Marlina, Lina; Ulfah Khofifah, Sari; Destiati, Dita
Jurnal Abdimas Jatibara Vol 2, No 2 (2024): Jatibara Vol.2 No.2 Februari 2024
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jaj.v2i2.1830

Abstract

Community-based surveillance is a health effort to identify health problems/cases carried out by the community, which is then addressed by the community with the support of healthcare workers. This activity is one of the self-reliance patterns instilled in the community. Indonesia has more than 20,000 pesantrens as formal educational institutions. Unhealthy environments and inadequate facilities have led to various infectious diseases. Efforts to examine and treat infectious diseases have been carried out by pesantrens, but the problem persists due to unhealthy behavior. Health monitoring and responsibility from pesantren residents are necessary to improve health conditions in pesantrens. Based on this issue, community-based surveillance needs to be implemented in pesantrens. Empowering pesantren communities is a process to increase knowledge, awareness, and skills so that they can actively participate in efforts to prevent and control diseases through an educative and participatory approach while considering potential needs and local socio-cultural aspects. Therefore, a trained Santri-based Surveillance needs to be formed with the responsibility of health monitoring in pesantrens, in the hope of creating a healthy pesantren. Santri-based surveillance is part of community empowerment in pesantren areas
Peningkatan Kapasitas Kader dalam Pemantauan Pertumbuhan dan Penggunaan Alat Antropometri untuk Mengoptimalkan Deteksi Stunting pada Bayi dan Balita Gustaman, Rian Arie; Novianti, Siti; Lina, Nur; Aisyah, Iseu Siti; Maywati, Sri; Susilowati, Prima Endang; Destiati, Dita; Rahmawaty, Aisya; Andriantie, Sharla Alicia; Irawan, Reihan Maulana
Jurnal Abdimas Jatibara Vol 3, No 2 (2025): Jatibara Vol.3 No.2 Februari 2025
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jaj.v3i2.2046

Abstract

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Tahun 2022 Kota Tasikmalaya menempati urutan ke-9 prevelansi stunting tertinggi di Jawa Barat dengan angka sebesar 22,4%. Terdapat 5 Puskesmas dengan kasus stunting tertinggi di Kota Tasikmalaya pada tahun 2022 yaitu Puskesmas Karanganyar sebanyak 599 kasus, Puskesmas Purbaratu sebanyak 462 kasus, Puskesmas Mangkubumi sebanyak 412 kasus, Puskesmas Cibeureum sebanyak 382 kasus dan Puskesmas Kawalu sebanyak 366 kasus. Status stunting pada anak dapat diketahui melalui hasil pengukuran tinggi atau panjang badan yang kemudian dibandingkan dengan standar yang berlaku. Sehingga data stunting dipengaruhi oleh keakuratan hasil pengukuran antropometri pada bayi dan balita. Namun, pada kenyataannya masih banyak terjadi human error dalam melakukan pengukuran antropoemtri sehingga dapat mempengaruhi data stunting di suatu wilayah. Kegiatan PkM ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader terkait pengukuran dan penggunaan alat antropometri untuk meningkatkan keakuratan deteksi stunting pada bayi dan balita. Metode kegiatan pengabdian ini menggunakan metode sosialisasi terkait keakuratan penggunaan alat antropometri dan pengaruhnya dalam menentukan status stunting pada bayi dan balita. Selain itu melakukan pelatihan kepada kader kesehatan mengenai tata cara pengukuran antropometri yang benar hingga memahami hasil pengukuran TB/PB, BB, dan LiLA serta tindak lanjutnya. Hasil kegiatan PkM ini terjadi peningkatan pengetahuan kader kesehatan yang ditunjukan dengan peningkatan hasil posttest dibandingkan dengan hasil pretest. Dengan dilaksanakan pelatihan pengukuran antropometri diharapkan data yang diperoleh dari pengukuran bayi dan balita dapat terstandar dan data stunting lebih akurat.
Upaya Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus dan Stunting melalui Edukasi Kesehatan pada Tokoh Agama Islam di Kota Tasikmalaya Abdurrahmat, Asep Suryana; Gustaman, Rian Arie; Saeful Mubarok, Acep Zoni; Destiati, Dita; Rahmawaty, Aisya; Andiriantie, Sharla Alicia
Jurnal Abdimas Jatibara Vol 3, No 2 (2025): Jatibara Vol.3 No.2 Februari 2025
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jaj.v3i2.2047

Abstract

Pandangan Islam tentang kesehatan menekankan kebersihan, ketenangan, dan keseimbangan dalam kehidupan. Perilaku kesehatan dipahami dapat mempengaruhi aktivitas manusia, terutama dalam melakukan ibadah. Upaya penambahan pengetahuan tentang aspek kesehatan bagi seseorang ataupun masyarakat sangat diperlukan guna meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya agar dapat mengoptimalkan produktivitas dalam berkegiatan sehari-hari. Seorang tokoh agama islam khususnya dalam Islam memiliki peran sebagai teladan dan panutan bagi masyarakat. Mereka juga memiliki potensi besar untuk menyebarkan informasi kesehatan, termasuk pencegahan diabetes melitus dan stunting. Forum pesantren dan MUI kota Tasikmalaya merupakan lembaga berbasis agama yang memiliki guru ataupun tenaga pendidik seorang kiyai maupun ustad/ustadzah. Melakukan pelatihan kepada kiyai dan guru agama dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus dan stunting beserta cara pencegahan penyakitnya. Hasil diskusi dengan mitra diperoleh kesepakatan bahwa model kegiatan Pengabdian bagi Masyarakat Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat (PbM-PPKM) yang akan dilakukan adalah edukasi kesehatan terkait pencegahan penyakit diabetes melitus dan stunting pada forum pesantren dan MUI Kota Tasikmalaya. Selain itu disampaikan juga informasi mengenai pentingnya seorang tokoh agama islam dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Kegiatan PbM-PPKM dihadiri oleh 37 orang yang terdiri dari Majeli Ulama Indonesia (MUI), Forum Pondok Pesantren, dan penyuluh agama Islam.  Hasil dari kegiatan pengabdian melalui pemberian edukasi kesehatan, pengetahuan para peserta dapat meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan skor hasil post test dibandingkan dengan skor pre-test. Pandangan Islam tentang kesehatan menekankan kebersihan, ketenangan, dan keseimbangan dalam kehidupan. Perilaku kesehatan dipahami dapat mempengaruhi aktivitas manusia, terutama dalam melakukan ibadah. Upaya penambahan pengetahuan tentang aspek kesehatan bagi seseorang ataupun masyarakat sangat diperlukan guna meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya agar dapat mengoptimalkan produktivitas dalam berkegiatan sehari-hari. Seorang tokoh agama islam khususnya dalam Islam memiliki peran sebagai teladan dan panutan bagi masyarakat. Mereka juga memiliki potensi besar untuk menyebarkan informasi kesehatan, termasuk pencegahan diabetes melitus dan stunting. Forum pesantren dan MUI kota Tasikmalaya merupakan lembaga berbasis agama yang memiliki guru ataupun tenaga pendidik seorang kiyai maupun ustad/ustadzah. Melakukan pelatihan kepada kiyai dan guru agama dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus dan stunting beserta cara pencegahan penyakitnya. Hasil diskusi dengan mitra diperoleh kesepakatan bahwa model kegiatan Pengabdian bagi Masyarakat Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat (PbM-PPKM) yang akan dilakukan adalah edukasi kesehatan terkait pencegahan penyakit diabetes melitus dan stunting pada forum pesantren dan MUI Kota Tasikmalaya. Selain itu disampaikan juga informasi mengenai pentingnya seorang tokoh agama islam dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Kegiatan PbM-PPKM dihadiri oleh 37 orang yang terdiri dari Majeli Ulama Indonesia (MUI), Forum Pondok Pesantren, dan penyuluh agama Islam.  Hasil dari kegiatan pengabdian melalui pemberian edukasi kesehatan, pengetahuan para peserta dapat meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan skor hasil post test dibandingkan dengan skor pre-test.