Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA ORGANIK DAN INTERVAL PENYEMPROTAN TERHADAP SERANGAN HAMA PADA BIBIT TANAMAN JABON MERAH (ANTHOCEPHALUS MACROPHYLLUS) Bahidin Laode Mpapa; Saiful Romadhon

Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.138 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v4i3.110

Abstract

Analisis Kesuburan Tanah Tempat Tumbuh Pohon Jati (Tectona grandis L.) pada Ketinggian yang Berbeda Bahidin Laode Mpapa
Jurnal Agrista Vol 20, No 3 (2016): Volume 20 Nomor 3 Desember 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.208 KB)

Abstract

Abstrak: Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh beragam faktor, baik faktor internal seperti : hormon, keseimbangan air dan genetik serta faktor eksternal seperti : iklim, api, pencemaran, temperatur, radian energi, ketersediaan lengas, reaksi tanah, susunan gas dalam tanah dan ketersediaan hara tanah.  Tanaman jati merupakan salah satu tanaman  yang dalam proses pertumbuhannya membutuhkan unsur hara, baik makro dan mikro. Ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam tanah berbeda-beda  tergantung dimana habitatnya. Pohon jati  merupakan jenis pohon yang pertumbuhannya menyesuaikan habitatnya, baik habitat yang berada di dataran rendah maupun dataran tinggi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara tanah tempat tumbuh jati pada ketinggian yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan meliputi dua tahap yaitu : pertama, pengambilan sampel tanah pada ketinggian 0 – 200 mdpl (A), 201 – 400 mdpl (B) dan 401 – 600 mdpl (C); kedua, uji laboratorium untuk mengetahui kandungan unsur hara tanah baik makro dan mikro. Pengambilan contoh tanah menggunakan sistem composite sampel, yaitu percampuran contoh yang diambil dari areal yang dikehendaki. Data hasil analisis laboratorium akan ditabulasi berdasarkan ketinggian tempat, kemudian di analisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH tanah tergolong agak masam (A dan B) dan masam (C). Kandungan C organik tergolong sedang sampai tinggi (A,B dan C), bahan organik termasuk dalam kriteria sedang sampai tinggi (B dan C) sedangkan berlebihan (A). Kriteria kandungan unsur hara makro dan mikro pada ketinggian A, B dan C bervariasi. Unsur hara makro, N tergolong rendah sampai sedang, P dan K sangat rendah, Ca tinggi dan unsur Mg tergolong sedang sampai tinggi. Kandungan unsur hara mikro Fe, Zn dan Cu sangat rendah, Mn berada dalam kisaran 20 - 3.000 ppm dan Na sangat rendah.
Laju Pertumbuhan Tanaman Penghasil Gaharu Jenis Aquilaria malaccensis Bahidin Laode Mpapa; Darni Lamusu
Jurnal Agrohut Vol 5 No 2 (2014): Jurnal Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.071 KB)

Abstract

Plant growth producing agarwood Aquilaria malaccensis species grown as a monoculture in the Banggai regency derived from seeds imported from West Kalimantan, in the area of provenance this species can be grown well. This study was to observe the growth rate of Aquilaria malaccensis species with different climatic conditions from the origins. This information is expected can support the development of forest plants agarwood producing in different areas in Indonesia. The parameters observed in this study is diameter and plant height. The measurement of the diameter and plant height conducted every month starting from June 2013 until may 2014. Ancillary data is rainfall and temperature data. The analysis used is simple correlation coefficient analysis (Pearson Correlation) to compare between in diameter, plant high with rainfall and temperature. The results showed that the growth rate of diameter period June 2013 until May 2014 of 0.43 cm while the high growth rate of 14.5 cm. The high growth rate was not correlated with rainfall and temperature, neither the growth rate of diameter with rainfall. While the growth rate of diameter with temperature shows a significant correlation
Progam Kemitraan Masyarakat (PKM) pada Kelompok Usaha Pembuatan Teh Daun Kahumama Berkhasiat Obat di Desa Ondo-Ondolu Kecamatan Batui, Banggai, Sulawesi Tengah Bahidin Laode Mpapa; Haruni Ode
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4 No 4 (2019)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.691 KB) | DOI: 10.30653/002.201944.224

Abstract

COMMUNITY PARTNERSHIP PROGRAM IN THE BUSINESS GROUP FOR MAKING DRINK KAHUMAMA LEAVES FOR HERBAL IN ONDO-ONDOLU VILLAGE, BATUI DISTRICT, BANGGAI, CENTRAL SULAWESI. The wood of Kahumama includes a lot of local wood in the village of Ondo-Ondolu Batui subdistrict. Partners have the potential to utilize the parts of the kahumama trees such as leaves, to be a product that is worth selling. The potential of leaf raw material is abundant. Suitable business opportunity to utilize the leaves of the Kahumama is a drink efficacious medicine. There are three main problems of the partner, namely: not yet know the process of processing production of kahumama leaves into a tea efficacious medicine; Not yet know the ongoing business and marketing management as well; Not able to overcome the existence of people who still do wood theft in the working area of forest farmer groups. To solve the problem of partners given solutions in the form of training processing production process of Kahumama tea leaves that include: raw material selection techniques, trade, ministry, winding, drying and packaging; Business management and marketing training; and educating people about forests that include forest outcomes, forest cultivation and forest benefits from ecological, social and economic aspects. Community Partnership Program of the business group of the tea making leaves Kahumama efficacious drug implemented for one year in the village Ondo-Ondolu Batui District Banggai. The stages of this program are: observation, production process training of tea processing leaves, business management and marketing training as well as the importance of preserving forests, forest products, forest cultivation and the benefits of forests (ecology, social and Economic development). The result of this community service is farmer group Skills increased in the processing and production of herbal drink Kahumama leaves, thus the welfare of the community increases.
Laju Pertumbuhan Tanaman Penghasil Gaharu Jenis Aquilaria malaccensis Bahidin Laode Mpapa; Darni Lamusu
Jurnal Agrohut Vol 5 No 2 (2014): Agrohut
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/agh.v5i2.16

Abstract

Pertumbuhan tanaman penghasil gaharu spesies Aquilaria malaccensis tumbuh sebagai monokultur di Kabupaten Banggai yang berasal dari biji impor dari Kalimantan Barat. Di daerah provenan spesies ini dapat tumbuh dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati tingkat pertumbuhan spesies Aquilaria malaccensis dengan kondisi iklim yang berbeda dari asalnya. Informasi ini diharapkan dapat mendukung pengembangan tanaman hutan gaharu yang berproduksi di berbagai wilayah di Indonesia. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah diameter dan tinggi tanaman. Pengukuran diameter dan tinggi tanaman dilakukan setiap bulan mulai selama satu tahun. Data tambahan adalah data curah hujan dan suhu. Analisis yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi sederhana (Pearson Correlation) untuk membandingkan antara diameter, tinggi tanaman dengan curah hujan dan suhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan diameter sebesar 0,43 cm sedangkan tingkat pertumbuhan tinggi 14,5 cm. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak berkorelasi dengan curah hujan dan suhu, baik tingkat pertumbuhan diameter dengan curah hujan. Sedangkan laju pertumbuhan diameter dengan suhu menunjukkan korelasi yang signifikan.
UNSUR HARA TANAH DAN JARINGAN TANAMAN KEHUTANAN JENIS CEPAT TUMBUH DAN LAMBAT TUMBUH Soil Nutrient Element and Forestry plant tissue of fast growing and slow growing species Bahidin Laode Mpapa; Iwan Sudarmaji
Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2018): Jurnal Hutan Tropis Volume 6 Nomer 1 Edisi Maret 2018
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.917 KB) | DOI: 10.20527/jht.v6i1.5102

Abstract

This research aims to know the nutrient content of the place is growing and forestry plant tissue jabon and teak species. This study used a randomized complete design with one-way classification. Based on the results obtained, it can be conclude that; macro and micro nutrient elements on the ground (A) and tissue plant (B) of jabon species, in contrast to the extent of 5% on the real (K, Fe, Mn), in contrast to the very real on a level of 1% (C organic, N total, P, Ca, Mg, Cu) as well as different are not real (Na) with each content i.e.  A: C organic (2.15%), N-total (0.23%), P (2%), K (0.26%), Ca (11.24%), Mg (2.19%), Na (0.01 ppm), Fe (17 ppm), Cu (1.67 ppm), Mn (25.33 ppm), Zn (1 ppm) and Al (62 ppm). B:  C organic (37.42%), N total (0.96%), P (0.06%), K (0.51%), Ca (0.74%), Mg (0.10%), Na (14 ppm), Fe (95.33 ppm), Cu (20.33 ppm), Mn (50.33 ppm), Zn (130 ppm) and Al (71.67 ppm). As for the teak species, different levels of 5% on the real (P, Mg), in contrast to the very real on a level of 1% (C organic, N total, K, Ca, Fe, and Zn) as well as different are not real (Na, Cu, Mn and Al) and each content i.e. A: C organic (2.14%), N total (0.20  %), P (2.33%), K (0.07%), Ca (10.92%), Mg (2.91%), Na (0.01 ppm), Fe (24 ppm), Cu (2 ppm), Mn (53.67 ppm), Zn (1 ppm) and Al (37.67 ppm). B: C organic (37.33%), N total (0.91%), P (0.08%), K (1.43%), Ca (0.83%), Mg (0.14%), Na (1 ppm), Fe (72.67 ppm), Cu (10 ppm), Mn (41,67 ppm), Zn (117,33 ppm) and Al (36,67 ppm).Keywords : Nutrient soil; plant tissue; jabon; teak.ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan hara tempat tumbuh dan jaringan tanaman kehutanan jenis jabon dan jati.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan klasifikasi satu arah. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat di simpulkan bahwa; unsur hara makro dan mikro pada tanah (A) dan jaringan tanaman (B) jenis jabon  berbeda nyata pada taraf 5 % (K, Fe, Mn), berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (C organik, N total, P, Ca, Mg, Cu) serta berbeda tidak nyata (Na) dengan masing-masing kandungan yaitu  untuk A : C organik (2,15 %), N total (0,23 %), P (2 %), K (0,26 %), Ca (11,24 %), Mg (2,19 %), Na (0,01 ppm), Fe (17 ppm), Cu (1,67 ppm), Mn (25,33 ppm), Zn (1 ppm) dan Al (62 ppm). B: C organik (37,42 %), N total (0,96 %), P (0,06 %), K (0,51 %), Ca (0,74 %), Mg (0,10 %), Na (14 ppm), Fe (95,33 ppm), Cu (20,33 ppm), Mn (50,33 ppm), Zn (130 ppm) dan Al (71,67 ppm). Sedangkan untuk jenis jati  berbeda nyata pada taraf 5 % (P, Mg ), berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (C organik, N total, K, Ca, Fe, dan Zn) serta berbeda tidak nyata (Na, Cu, Mn dan Al) dengan masing-masing kandungan  yaitu  A : C organik (2,14 %), N total (0,20 %), P (2,33 %), K (0,07 %), Ca (10,92 %), Mg (2,91 %), Na (0,01 ppm), Fe (24 ppm), Cu (2 ppm), Mn (53,67 ppm), Zn (1 ppm) dan Al (37,67 ppm). B : C organik (37,33 %), N total (0,91 %), P (0,08 %), K (1,43 %), Ca (0,83 %), Mg (0,14 %), Na (1 ppm), Fe (72,67 ppm), Cu (10 ppm), Mn (41,67 ppm), Zn (117,33 ppm) dan Al (36,67 ppm).Kata kunci: Unsur hara tanah; jaringan tanaman; jabon; jati.
IDENTIFIKASI KESEHATAN POHON HUTAN KOTA DAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN BANGGAI Bahidin Laode Mpapa; Rahmandani Lasamadi
Jurnal Hutan Tropis Vol 10, No 3 (2022): Jurnal Hutan Tropis Volume 10 Nomer 3 Edisi November 2022
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v10i3.14962

Abstract

Hutan kota dan ruang terbuka hijau di Kabupaten Banggai ditumbuhi berbagai jenis pohon yang memiliki fungsi konservasi dan fungsi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan pohon yang meliputi tipe kerusakan, lokasi kerusakan pohon dan kelas keparahan pohon. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus – Oktober tahun 2021 di hutan kota Desa Boyou Kecamatan Luwuk Utara dan Ruang Terbuka Hijau Teluk Lalong Kecamatan Luwuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dan metode Forest Health Monitory (FHM). Metode survei dilakukan guna mengetahui kondisi fisik pohon atau keadaan visual keseluruhan pohon. Metode FHM dilakukan untuk mengetahui kesehatan pohon. Data yang diperoleh dari penilaian kerusakan dihitung nilai indeks kerusakannya (NIK) dengan kode dan bobot NIK. Hasil perhitungan akhir dapat diketahui NIK (Kelas sehat, kelas ringan, kelas sedang dan kelas berat). Berdasarkan hasil pengamatan di hutan kota, ditemukan 5 lokasi kerusakan, 8 tipe kerusakan, kelas keparahan berkode 1 sampai 5 serta nilai indeks keparahan berkategori rusak ringan, sedang dan sehat. Sedangkan di ruang terbuka hijau ditemukan 2 lokasi kerusakan, 4 tipe kerusakan, kelas keparahan berkode 1 sampai 2 serta nilai indeks keparahan berkategori rusak ringan  dan sehat.Hutan kota dan ruang terbuka hijau di Kabupaten Banggai ditumbuhi berbagai jenispohonyangmemiliki fungsikonservasidanfungsilainnya.Penelitianinibertujuanuntukmengetahui kesehatan pohon yang meliputi tipe kerusakan, lokasi kerusakan pohon dan kelaskeparahan pohon. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus–Oktober tahun 2021 di hutankota Desa Boyou Kecamatan Luwuk Utara dan Ruang Terbuka Hijau Teluk Lalong KecamatanLuwuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dan metodeForestHealth Monitory (FHM). Metode survei dilakukan guna mengetahui kondisi fisik pohon ataukeadaanvisualkeseluruhanpohon.MetodeFHM dilakukanuntuk mengetahuikesehatanpohon.Data yang diperoleh dari penilaian kerusakan dihitung nilai indekskerusakannya (NIK)dengan kode dan bobot NIK. Hasil perhitungan akhir dapat diketahui NIK (Kelas sehat, kelasringan, kelas sedang dan kelas berat).Berdasarkan hasilpengamatan dihutan kota,ditemukan5 lokasi kerusakan, 8 tipe kerusakan,kelas keparahanberkode 1 sampai 5 serta nilai indekskeparahan berkategori rusak ringan, sedangdan sehat. Sedangkan di ruang terbuka hijauditemukan 2 lokasi kerusakan, 4 tipe kerusakan,kelas keparahan berkode 1 sampai 2 serta nilaiindeks keparahan berkategori rusakringandan sehat.
KANDUNGAN TEH DAUN KAHUMAMA (Anthocephalus macrophyllus) ASAL KABUPATEN BANGGAI Bahidin Laode Mpapa
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.943 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan teh daun kahumama yang diproduksi oleh kelompok masyarakat desa di Kabupaten Banggai. Pengetahuan akan kandungan teh daun kahumama akan memberikan manfaat yang lebih bagi pengembangan teh berkhasiat obat dimasa mendatang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Juni – Agustus 2019 yang meliputi dua tahapan kegiatan yaitu: Pertama, pembuatan teh daun kahumama oleh kelompok tani hutan Desa Ondo-Ondolu Kecamatan Batui Kabupaten Banggai. Kedua, uji laboratorium bertempat di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, teh daun kahumama memiliki kandungan kadar air (11,11 %), Kadar abu (3,38 %), lemak total (0,10 %), serat kasar (59,41 %), protein (9,44 %), karbohidrat (75,97 %), timbal (<0,01 mg/kg), tembaga (3,43 mg/kg), seng (17,86 mg/kg), merkuri (<0,01 µg/kg) dan angka cemaran bakteri (ALT) (<25 x 101 fu/gram). Selain itu, teh daun kahumama positif mengandung flavanoid, tanin dan steroid.
Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Cair Air Kelapa (Cocos nucifera L.) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) Syahrul Syahrul; Bahidin Laode Mpapa; Winarto Ramlan
Babasal Agromu Journal Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/baj.v1i1.2716

Abstract

Pada saat pengolahan kelapa dalam menjadi kopra, air kelapa hanya dibuang percuma, padahal air kelapa memiliki kandungan kimia yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair sehingga bisa diaplikasikan dalam budidaya tanaman caisim. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan air kelapa sebagai pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim (Brassica juncea L).  Penilitian dilaksanakan di Desa Lokotoy Kecamatan Banggai Utara, Kabupaten Banggai Laut. Pada penelitian ini dikumpulkan 12 satuan pengamatan setelah perlakuan diberikan pada tanaman dalam kelompok tiga. Perlakuannya adalah: 100 ml/tanaman, 150 ml/tanaman, dan 200 ml/tanaman. P4 adalah pupuk larut air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman. Ini dapat membantu Anda menghemat waktu dan tenaga saat menyiram tanaman. Menyiram tanaman Anda bisa menjadi sedikit merepotkan - tetapi dengan bantuan P4, itu adalah hal yang mudah. Variabel yang diukur adalah tinggi, jumlah daun, luas, dan berat brangkasan segar tanaman. Hasil analisis ragam (ANOVA), menunjukan bahwa penggunaan pupuk organik cair air kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun, luas daun, dan bobot segar daun tanaman caissim. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa tidak ada yang signifikan.
Pengaruh Jenis Perendaman Pada Perkecambahan Benih Kacang Merah ( Phaseolus vulgaris. L) Lasopo, Risna; Laode, Bahidin; Wijayanti, Dwi
Babasal Agromu Journal Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/baj.v2i1.3332

Abstract

ABSTRAK Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) merupakan jenis hortikultura sayuran yang dipanen polong tua. Tanaman kacang jogo tumbuh tidak merambat sehingga disebut bush bean. Perkecambahan adalah tahap awal perkembangan suatu tumbuhan khususnya benih atau biji yang di tandai dengan munculnya radikula dan plumula dari benih atau biji tersebut. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh jenis perendaman dan lama perendaman terhadap daya kecambah benih kacang merah, dan untuk mengetahui pengaruh jenis perendaman dan lama perendaman terhadap kecepatan berkecambah. Tempat penelitian dilaksanakan di Kelurahan Bungin kecamatan Luwuk. Waktu pelaksanaan di lakukan pada bulan Juli 2023. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor yakni: faktor jenis perendaman (P) dengan 4 taraf, P1 = perendaman menggunakan air biasa, P2 = perendaman menggunakan ekstrak tauge, P3 = perendaman menggunakan ekstrak tomat, P4 = perendaman menggunakan ZPT Atonik. Faktor Lama perendaman (L) dengan 4 taraf yaitu :L1 = 2 jam, L2 = 4 jam, L3 = 6 jam, L4 = 8 jam. Hasil penelitan memberikan hasil daya kecambah (%), panjang kecambah (cm), kecepatan berkecambah (hari). Berdasarkan hasil penelitian pengaruh jenis perendaman (P) dan lama perendaman (L) berpengaruh sangat nyata terhadap daya kecambah. Perendaman ekstrak tomat pada lama perendaman 2 jam (P3L1) memberikan daya kecambah tertinggi yaitu 73,33%. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh jenis perendaman (P) dan lama perendaman (L) berpengaruh sangat nyata terhadap panjang kecambah. Perendaman air pada lama perendaman 2 jam (P1L1) memberikan panjang kecambah tertinggi yaitu 13,74 cm. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh jenis perendaman (P) dan lama perendaman (L) berpengaruh sangat nyata terhadap kecepatan kecambah perendaman ekstrak tauge pada lama perendaman 8 jam (P2L4) memberikan kecepatan berkecambah tertinggi yaitu (5,56 hari). Kata kunci: kacang merah, perkecambahan, perendaman ABSTRACTProviding bokashi fertilizer made from cow dung has a good effect on the growth and yield of vegetable plants, including spinach. The aim of this research is to determine the effect of applying cow dung bokashi fertilizer on the growth of green spinach (Amaranthus hybridus L.). The research method used in this study was a non-factorial randomized block design (RAK), namely green spinach plants (P1) using 4 levels of Bokashi treatment (B) and each treatment was repeated 3 times to obtain 12 experimental units. The analysis used in the research uses the Variety Print Analysis method. The results of the research showed that the higher the application of bokashi fertilizer, the greater the effect on growth, both height, number of leaves and wet weight of spinach plants. Providing 3 kg of bokashi fertilizer/plot had the highest influence on each observed variable.Keywords: spinach; bokashi; cow dung; fertilizer.