Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

WAHABISME: AL-HARAKAH AL-TANDHIFIYAH AL-ISLAMIYYAH Andriani, Hesti; Hasaruddin, Hasaruddin; Susmihara , Susmihara
RETORIKA : Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Retorika
Publisher : LP2M Universitas Islam Ahmad Dahlan Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/retorika.v6i1.2888

Abstract

Dalam sejarah dunia Islam modern, gerakan revivalisme Islam merupakan gerakan untuk memajukan suatu negara dengan berlandaskan syariat Islam. Revivalisme muncul dengan gagasan dari berbagai tokoh untuk menghilangkan praktek-praktek yang tidak sesuai dengan syariat Islam di kehidupan bermasyarakat yang dapat merusak ajaran Islam dengan kembali berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadis, melalui gerakan tajdid dan purifikasi. Penelitian ini merupkan penelitian kepustakaan atau library research dengan mengambil referensi dari buku atau jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Syekh Muhammad bin Abdul Wahab merupakan tokoh penggagas lahirnya gerakan revivalisme di Saudi Arabia khususnya gerakan Wahabi/Wahabisme. Melalui gerakan Wahabi, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab melakukan dakwah tentang tauhid atau pemurnian agama (al-Harakah al-Tandhifiyah al-Islamiyah). Muhammad bin Abdul Wahab menemukan berbagai praktek-praktek yang dapat merusak ajaran Islam seperti menyembah pepohonan dan ziarah ke tempat-tempat keramat.
PERNIKAHAN LINTAS AGAMA DALAM BUDAYA ABANGAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN (KAJIAN TAHLILI QS. AL-BAQARAH AYAT 221 DAN AL-MA’IDAH AYAT 5) Andriani, Hesti; Abubakar, Achmad; Irham , Muhammad
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 1 (2024): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v9i1.2779

Abstract

Penelitan ini bertujuan membahas tentang pernikahan lintas agama budaya abangan dalam perspektif al-Qur’an dengan mengkaji QS. al-Baqarah ayat 221 dan al-Mai’dah ayat 5 melalui kajian tafsir tahlili. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersumber dari beberapa literatur dan bahan-bahan pustaka, sehingga penelitian ini menggunakan metode penelitian library research. Penelitian ini meliputi kajian makna mufradat ayat, munasabah ayat dan penafsiran ayat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan QS. Al-Baqarah ayat 221 dan al-Mai’dah ayat 5 berkaitan dengan pernikahan lintas agama. Dalam al-Baqarah ayat 221 Allah swt memerintahkan orang muslim (perempuan dan laki-laki) agar tidak menikahi orang musyrik. Sedangkan, dalam QS. al-Mai’dah ayat 5, Allah swt membolehkan laki-laki muslim menikahi perempuan Ahli Kitab dan melarang perempuan muslim menikahi laki-laki Ahli Kitab. Kedua ayat ini menimbulkan perbedaan pendapat tentang kebolehan orang muslim menikahi seseorang dari agama lain. Masyarakat abangan merupakan sebutan untuk golongan yang tidak taat beragama di daerah Jawa. Lemahnya religiusitas menimbulkan berkembangnya budaya abangan yang memicu terjadinya pernikahan beda agama. Sikap moral yang terkandung dalam ayat tersebut merupakan implementasi dari ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin, yang senantiasa menerpakan nilai-nilai kedamaian. Hal ini sangat dibutuhkan dalam mengatasi perbedaan pendapat tentang pernikahan lintas agama.
Sejarah Islam Masa Modern di Mesir (Pembaharu di Bidang Pendidikan) Andriani, Hesti; Susmihara, Susmihara
Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan Vol 16 No 1 (2024): Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan
Publisher : LP2M Universitas Islam Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-qalam.v16i1.2958

Abstract

This article discusses the history of modern Islam in Egypt as well as reformers in the field of education. This research uses library research with a qualitative approach. Egypt only became an Islamic city when Umar became caliph. Over time, Egypt experienced development in the modern era, marked by the emergence of reforming figures. Renewal in Islam is a necessity in life to overcome the life problems that society needs at that time. This reform was carried out by reforming figures who proved that Islam can answer society's problems in all times and Islamic teachings can make a positive contribution to every era's development. Educational reform was pioneered by figures with their own ideas about education, including: Muhammad Ali Pasha, Al-Tahtawi, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Jamaluddin Al-Afgany, Ali Mubarak, Thaha Husain, and so on.
Sejarah Intelektual Islam di Bidang Tasawuf: Imam Al-Ghazali, Ibnu Arabi, dan Mulla Shadra Andriani, Hesti; Rahmawati, Rahmawati; Syukur, Syamzan
Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan Vol 16 No 2 (2024): Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan
Publisher : LP2M Universitas Islam Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-qalam.v16i2.3376

Abstract

This paper discusses the intellectual history of Islam in the field of Sufism and its figures. This study uses library research with a qualitative approach. Sufism in the context of science refers to the spiritual dimension in Islamic teachings that focuses on achieving closeness to God through cleansing the soul. Over time, Sufism has experienced developments marked by the emergence of figures in the field of Sufism. Figures in the field of Sufism play an important role in the development of spiritual teachings in Islam, especially in the aspect of getting closer to God. The views of great figures such as Imam Al-Ghazali, Ibn Arabi, and Mulla Sadra in the field of Sufism have their own differences and uniqueness, although they all contributed greatly to the development of Islamic spirituality. Imam Al-Ghazali in his Sufism views on the purification of the heart, ethics, Sufism practices so as to produce harmony between sharia and Sufism. Ibn Arabi on Wahdat al-Wujud, Divine love. Mulla Sadra on the Integration of philosophy and Sufism (Hikmah Muta'aliyah). All three offer unique approaches that enrich the tradition of Sufism, connecting the spiritual dimensions of Islam with intellectual and ethical ones.