Yulius, Martinus Irwan
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Daily Spiritual Encounter Finding Way to Share Faith in New Evangelization Yulius, Martinus Irwan
International Journal of Indonesian Philosophy & Theology Vol. 5 No. 1 (2024): June
Publisher : Asosiasi Ahli Filsafat Keilahian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47043/ijipth.v5i1.57

Abstract

The world has changed so much. The changing of the world has affected all dimensions of human life. It has brought about a change in the role of religious institutions. Moreover, people from different cultures, religions, denominations, and spiritualities come together and share the same land, air, and social life. However, the Good News still has to be spread and shared. Diane M. Millis, the founder of Journey Conversation Project, believes that conversation involves verbal and non-verbal messages. She senses another dimension in human conversation, which is Divine Presence. In this sense, daily encounters can be a means of spiritual conversation. This research will apply qualitative research. The target population of this research is Catholic lay people who are involved in the New Evangelisation movement and pastoral ministry. The findings are as follows: First, creating or capturing a ‘generative theme’. It is important in conversation to reach a generative theme. Second, engaging with people’s lives. This step includes questioning, listening, and responding. Third, sharing Christian faith, the experience of faith. This is a crucial moment in which evangelizers must discern whether or not they will convert the conversation into sharing or providing the interlocutor with knowledge of belief or Christian values. Fourth, giving an authentic affirmation. Fifth, praying. The evangelizers can invite those with whom they have conversations to pray.
Upaya Meningkatkan Keterampilan Toilet Anak Autisme Melalui Metode Latihan di Wisma Patmos Atas Aso, Maria Wilhelmina Wea; Yulius, Martinus Irwan
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 5 No. 2 (2025): Februari
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/intheos.v5i2.2545

Abstract

Anak autis perlu membutuhkan perhatian yang khusus, salah satunya aktivitas sehari-hari yang membutuhkan kemandirian yaitu toilet. Autisme adalah gangguan perkembangan komprehensif yang menghasilkan hambatan untuk sosialisasi, komunikasi dan perilaku. Autisme adalah gangguan tentang bagaimana anak-anak melihat dunia dan bagaimana mereka belajar melalui pengalaman mereka. Anak dengan gangguan autistik biasanya kurang mampu merasakan kontak sosial. Pelatihan pengembangan diri bagi anak autis melalui penyampaian informasi atau pengetahuan antara perawat dan anak autis dalam latihan mengamati dan memahami tujuan berupa kemampuan merawat diri sendiri atau mandiri. Dalam pengamatan, subjek sendiri mengalami kesulitan dalam kegiatan toilet karena keterbatasan keterampilan motorik halus seperti kesulitan mengkoordinasikan tangan untuk menyiram atau membersihkan setelah ke toilet. Penelitian ini menemukan bahwa kesulitan dalam kemandirian aktivitas toilet pada anak autis bukan hanya disebabkan oleh hambatan komunikasi atau sosialisasi, tetapi secara spesifik terkait dengan keterbatasan keterampilan motorik halus. Pelatihan pengembangan diri untuk anak autis memang sangat sulit dilakukan karena anak autis berbeda dengan anak pada umumnya lainnya.
Searching Meaning in a Rough Place of Education System Yulius, Martinus Irwan
Forum Vol 54 No 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia dan Filsafat Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/forum.v54i1.777

Abstract

Education is much more the transferring knowledge; education needs another aspect of educational system which is experiencing knowledge. Based on his research and reflection on educational system, Paulo Freire stated that education is always characterized by ‘banking education’, a top-down education system to transfer knowledge, in which teachers are main subjects who have packages of knowledge and the students are just recipients. He proposed two basic components of education which are praxis and dialogue. Reflecting on those important aspects and experiencing accompaniment of students in their formation time, the writer would like to highlight the importance of praxis and dialogue in education. In conclusion, education is learning to be a fully human by naming the world, discovering opportunities and transforming the world into a better place. There are three main points to achieve that goal. First, praxis is in twofold activities, action and reflection. Second, dialogue comes in the context of communal reflection. Third, education has to reach and nourish self-identity with which students become who they actually are.
MENJADI SEORANG SAHABAT REFLEKSI PASTORAL CARE ATAS KEGAGALAN SAHABAT-SAHABAT AYUB Yulius, Martinus Irwan
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengalaman penderitaan merupakan pengalaman yang tidak disukai. Namun, pengalaman penderitaan tetaplah sebuah keniscayaan. Pengalaman ini dialami oleh siapa saja dengan berbagai peristiwa yang menyertainya. Orang yang sedang memiliki pengalaman tersebut tentu merasakan kesedihan yang mendalam. Ada orang yang bisa melaluinya sendirian, namun kebanyakan memerlukan bantuan orang lain yang hadir entah sebagai keluarga, guru, konselor, ataupun sahabat. Artikel ini hendak mengelaborasi kehadiran seorang sahabat yang memiliki hati untuk menemani mereka yang sedang menderita; bagaimana kehadiran mereka bisa menyembuhkan dan menumbuhkan. Penulis ingin mengelaborasi pengalaman Ayub dan para sahabatnya sebagai salah satu contoh kehadiran para sahabat dalam menemani mereka yang sedang menderita meskipun dalam peristiwa itu para sahabat itu gagal dalam menemani Ayub.
PERCAKAPAN SEHARI-HARI SEBAGAI SARANA EVANGELISASI Yulius, Martinus Irwan
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan dunia karena pengaruh perkembangan tidak bisa dipungkiri. Pengaruhnya kepada mereka yang telah dibaptis maupun mereka yang bukan kristen. Seruan seruan Evangelisasi baru untuk menghadapi tantangan ini telah dimulai oleh Paus Yohanes Paulus II dalam berbagai kesempatan. Sejak saat itu, pesan Injil yang tetap sama itu perlu disampaikan dengan cara-cara, semangat-semangat dan metode-metode yang baru. Artikel ini mencoba menggali dan menerapkan gagasan Groome dalam sebuah pedagogi pendidikan iman. Metode ini memang digagas dalam konteks formal; namun tidak menutup kemungkinan metode ini diterapkan dalam konteks yang lebih informal. Penulis melihat bahwa percakapan sehari-hari bisa menjadi sarana dan konteks pewartaan yang baik. Dengan menerapkan metode Groome dalam percakapan sehari-hari, pewartaan Injil tetap bisa dijalankan dan lebih menyentuh konteks kehidupan manusia.
Pengetahuan dan Sikap Umat Katolik terhadap Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas di Lingkungan St. Filemon Paroki Blimbing Keuskupan Malang Subasno, Yohanes; Kaka, Imelda Ambu; Yulius, Martinus Irwan
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

English: Persons with disabilities are those with long-term physical, mental, intellectual, or sensory disabilities that may hinder their full participation in the society. The limitations experienced by persosns with disabilities often become more severe due to the knowledge, views, and attitudes of the community including catholics, which is not appropriate. This study aims to find out the views and attitudes of people in St. Filemon community, Blimbing Parish (Malang Diocese) towards the fulfillment of the rights of persons with disabilities. This research is a survey, involving 37 respondents who representing 40 heads of families. The research data was collected using questionnaires. The results of the study were presented through visual graphics of histogram. While data analysis is done using percentages. The results showed that people's knowledge of the terms and meaning of disability correctly reached 94%, people's views on people with disabilities in church life 68%, people's attitude towards the fulfillment of rights in education 49%, people's attitude towards the fulfillment of rights in the field of health 57%, and people's attitude towards the fulfillment of rights in the field of livelihood 60%, while for the attitude of people towards the fulfillment of rights in the social field 57%. Indonesia: Penyandang disabilitas adalah mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dapat menghalangi partisipasi mereka secara penuh dalam masyarakat. Keterbatasan yang dialami oleh penyandang disabilitas sering menjadi lebih berat oleh karena pengetahuan, pandangan, dan sikap masyarakat termasuk umat katolik, yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan dan sikap umat di Lingkungan St. Filemon Paroki Belimbing terhadap pemenuhan hak penyandang disabilitas. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang melibatkan 37 responden yang mewakili 40 kepala keluarga. Data penelitian dikumpulkan menggunakan angket. Hasil penelitian dipaparkan melalui gambar visual berupa grafik histogram. Sedangkan analisa data dilakukan menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan umat terhadap istilah dan arti disabilitas secara benar mencapai 94%, pandangan umat terhadap penyandang disabilitas dalam hidup menggereja 68%, sikap umat terhadap pemenuhan hak dalam bidang pendidikan 49%, sikap umat terhadap pemenuhan hak dalam bidang kesehatan 57%, dan sikap umat terhadap pemenuhan hak dalam bidang penghidupan 60%, sedangkan untuk sikap umat terhadap pemenuhan hak dalam bidang sosial 57%.
Efektivitas Parenting Training Terhadap Perkembangan Penyandang Disabilitas Tunagrahita di Kota Malang Yulius, Martinus Irwan; Rena, Veronika
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

English: One of the Bhakti Luhur work units, PPRBM, has an active role in the development and empowerment of persons with disabilities. One of the programs under this development is Indepth rights (Inclusive Development Through Participation, Trust And Based On Human Rights). The Concrete step taken is entitled Parenting Training which aims to train parents who have children with special needs. This study aims to see how effective the training is on the development of those children. The variables to be measured in this study are self-help, occupational theraphy and cognitive. This research uses descriptive quantitative research methods. Researchers will take eight samples of mentally retarded children whose parents attended training. Data will be collected through interview and observation methods. Observation data will be analysed using the F percent formula. Then, the collected data will be compared with the results of the assessment and the IRP (Individual Rehabilitation Program) as initial data to see the percentage of growth is experienced by these children with special needs. In general, the three research variables have increased; self-help increased by 29%; occupational theraphy also increased by 9%. Whereas in the cognitive, parenting training was able to improve children's abilities up to 30.25%. From the results obtained, it can be concluded that the Parenting Training program has not been able to significantly improve children's abilities. Bahasa Indonesia: Salah satu unit kerja Bhakti Luhur, PPRBM, memiliki peran aktif dalam pengembangan dan pemberdayaan penyandang disabilitas. Salah satu program dalam pengembangan itu adalah Indepth rights (Inclusive Development Through Participation, Trust And Based On Human Rights). Langkah konkrit yang diambil bertajuk Parenting Training yang bertujuan untuk melatih para orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif pelatihan itu terhadap perkembangan anak-anak tersebut. Variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah bantu diri, okupasi dan kognitif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Peneliti akan mengambil delapan sampel anak-anak tunagrahita yang orang tua mereka mengikuti pelatihan. Data-data akan dikumpulkan melalui metode wawancara dan observasi. Data-data observasi akan diolah dengan menggunakan rumus F persen. Kemudian, data yang terkumpul akan dibandingkan dengan hasil asesmen dan IRP (Individual Rehabilitation Program) sebagai data awal untuk melihat berapa persen pertumbuhan yang dialami oleh anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Secara umum ketiga variabel penelitian mengalami peningkatan; variabel bantu diri meningkat sebesar 29%; variabel okupasi juga mengalami peningkatan sebesar 9%. Sedangkan pada sub variabel kognitif, parenting tranning mampu meningkatkan kemampuan anak sampai pada poin 30,25%. Dari hasil yang diperoleh bisa disimpulkan bahwa program Parenting Traning belum bisa meningkatkan kemampuan anak secara signifikan.
KETERLIBATAN REMAJA KATOLIK DALAM KEGIATAN PANCA TUGAS GEREJA DI PAROKI ST. VINCENTIUS A PAULO MALANG Yuliati, Yuliana Eni; Jumilah, Bernadeta Sri; Goa, Lorentius; Yulius, Martinus Irwan; Maeja , Jhon Daeng
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v7i1.353

Abstract

Para remaja katolik (rekat) di paroki santo Vincentius a Paulo adalah anggota Gereja yang sudah dibaptis. Sebagai anggota Gereja, mereka mempunyai kewajiban untuk melaksanakan panca tugas Gereja. Rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana keterlibatan remaja katolik dalam kegiatan panca tugas gereja di paroki santo Vincentius a Paulo Malang. Tujuan penelitian adalah mengetahui keterlibatan remaja katolik dalam kegiatan panca tugas Gereja di paroki santo Vincentius a Paulo Malang. Metode yang dipakai adalah metode kuantitatif deskriptif, dengan populasi Remaja Katolik yang berada di wilayah gereja St. Vinsensius a Paulo Malang yaitu Remaja Katolik kelas 5 Sekolah Dasar sampai kelas 10 Sekolah Menengah Atas. Indikator-indikator yang dipakai adalah kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam bidang Liturgia, Kerygma, Koinonia, Diakonia, dan Martyria. Metode pengambilan data menggunakan angket dengan skala Likert 4 dan penyebarannya menggunakan aplikasi google form. Tehnik analisa data menggunakan tehnik analisa data deskriptif dengan penghitungan persentase. Hasil yang diperoleh adalah keaktifan bidang Liturgia sebesar 54,82% masuk kategori sedang, bidang Kerygma sebesar 56,03% masuk kategori sedang, bidang Koinonia sebesar 50,63% masuk kategori sedang, bidang Diakonia sebesar 62,23% masuk kategori sedang dan bidang Martyria sebesar 73,08% termasuk kategori tinggi. Rata-rata keaktifan sebesar 59,36% yang termasuk dalam kategori sedang.
Makna Kehadiran Dalam Kancah Revolusi Industri 4.0 Yulius, Martinus Irwan
Jurnal Pelayanan Pastoral Jurnal Pelayanan Pastoral (JPP) Vol. 1 No. 1 April 2020
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (UPPM), STP-IPI Malang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.834 KB) | DOI: 10.53544/jpp.v1i1.144

Abstract

The wave of the Industrial Revolution 4.0 has brought enormous changes in all dimensions of life without exception including the church apostolic work, specifically pastoral care. All changes and developments always bring up new challenges that must be responded to correctly and wisely. This large technological development has a major impact on the sense of connectivity in relations between people; on the contrary, this age reduces the meaning of personal presence because one does not need to be physically present to establish relationships with others. It is precisely in this situation humans lose the deepest meaning of a presence; this matter will be discussed more deeply in the context of Pastoral Care that truly prioritize a personal presence. In addition, the next challenge which is the product of developments that will be initiated in this reflection is empathy which actually does not directly refer to presence but refers to a way of life that must be built in growing relations between people.
Metode Kiri dalam Pengajaran Membaca dan Menulis Huruf Braille bagi Anak Tuna Netra Desa, Maria Vianti; Wahyuni, Sri; Yulius, Martinus Irwan; Liburseran, Sirilus Risco
Nusantara: Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Sosial Rumah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/njpi.2024.v4i2-10

Abstract

Purpose – Blind people have limitations in accessing the outside world using their sense of sight. One of them is AR for the compound blind. This research aims to train AR to read and write braille using the left-code method.Method – The methods used are experimental methods with a Single Subject Research (SSR) research design with an A-B-A design. Data collection uses tests. The data obtained was analyzed using descriptive statistics and displayed as tables and graphs.Findings – Using the left method technique, it was discovered that AR subjects could read and write braille for packages 1 to 3. An increase in the average level in each condition showed this. Starting from the baseline condition A1, which is a score of 1.3, the intervention condition gets a score of 9.6 and the baseline condition A2 gets a score of 16. So AR can read syllables, words, and sentences in package 1: a,b,k,l, package 2:c,f,m,p, package 3: e,h,o,r. Research Implications – The implications of this research indicate that the left coding method can be used to train compound blind subjects to learn braille. Time limitations, limited learning facilities, and limited intellectual conditions of the subjects mark the limitations of this research. Researchers suggest that for further research, considering the characteristics of compound blind subjects who are easily suspicious and irritable and have below-average intelligence, learning to read and write braille must be done in a calm situation. The condition of a comfortable place without interference from other people's voices also needs to be considered.