Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Optimalisasi Biaya Konsumsi Pangan pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) di Desa Babakan, Bogor: Optimizing Food Consumption Costs In School-Age Children (6-12 Years) in Dramaga District, Bogor Makbul, Rivaini Fatimah; Machfud, Elmira Fairuz Khilda; Dina, Resa Ana
Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB dan PERGIZI PANGAN Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jigd.2023.2.2.83-88

Abstract

This study aims to develop a food composition that can meet the nutritional needs of school-age children at minimal cost and still consider the quality of consumption. This research design is a descriptive study. The sample size was 45 households with school-age children in Babakan Village. The results showed that the average school-age child had not met the 90% energy requirement. Food consumption cost minimization using linear programming. The recommendation model developed can increase the energy intake of school-age children to 93.4% of the energy adequacy level, 108.5% of protein adequacy level, 90.4% of fat adequacy level, and 95.3% of the carbohydrate adequacy level. The cost is Rp19,363 per child per day and the Desirable Dietary Pattern score is 90.7. With costs that are approximately equal to actual expenditures and utilizing food sources that are easily obtained around Babakan Village, it turns out that the food consumption of school-age children can be optimized and remain of high quality, marked by an adequate Desirable Dietary Pattern score.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein pada Balita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor: The Correlation between the Mother's Nutritional Knowledge with the Adequacy Level of Energy and Protein among Toddlers in Dramaga Sub-District, Bogor Regency Zahra, Alifa; Machfud, Elmira Fairuz Khilda; Dina, Resa Ana
Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik Vol 2 No 3 (2023)
Publisher : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB dan PERGIZI PANGAN Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jigd.2023.2.3.207-213

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan tingkat kecukupan energi dan protein pada balita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan subjek berjumlah 79 orang yang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner dan recall 1x24 hours. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-November 2022 di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan gizi ibu (72,9±23,2) dikategorikan sedang (60-70). Adapun tingkat kecukupan energi (80,5%±41,9%) masih tergolong defisit ringan (80%-89%) dan tingkat kecukupan protein (103,6%±73,7%) sudah tergolong baik (≥90%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gizi ibu terhadap tingkat kecukupan energi dan protein balita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor (p>0,05).
Kontribusi Zat Besi, Seng, dan Vitamin B9 dari Konsumsi Terigu berdasarkan Data Survei Konsumsi Makanan Indonesia (SKMI) 2014: The Contribution of Wheat Flour to Fe, Zn, and Vitamin B9 based on Indonesian Food Consumption Survey (SKMI) Data 2014 Martianto, Drajat; Atmarita, Atmarita; Sardjunani, Nina; Kartika, Roza; Machfud, Elmira Fairuz Khilda
Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB dan PERGIZI PANGAN Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jigd.2024.3.2.91-99

Abstract

The mandatory wheat flour fortification programme in Indonesia aims to reduce the prevalence of iron deficiency anaemia (IDA). Despite this, the programme's effectiveness has rarely been evaluated. This study analyzes the contribution of wheat flour and processed food consumption to the intake of Fe, Zn, and vitamin B9 (folic acid) using data from the 2014 Indonesian Food Consumption Survey (SKMI). The study utilized a cross-sectional research design and included a large sample of 145.360 subjects. The results clearly demonstrate that the average wheat flour consumption among the Indonesian population falls short of the recommended consumption level of 75 g/cap/day for a successful food fortification programme, with an average of only 43.17±72.78 g/cap/day. It is noteworthy that only a small percentage of the Indonesian population, ranging from 10-30%, consumes wheat flour above the recommended level. Consuming wheat flour at a rate of 75 g or more per capita per day contributes to the recommended daily allowance (RDA) of iron, zinc, and folic acid intake, providing 20.35±11.96% of the RDA of iron intake, 57.52±32.73% of the RDA of zinc intake, and 12.01±6.45% of the RDA of folic acid intake. Regular monitoring of wheat flour consumption is needed to evaluate the impact of flour fortification in reducing micronutrient deficiency in Indonesia. The Indonesian Food Consumption Survey (SKMI) needs to be conducted now and regularly in the future so that the development of flour consumption and its contribution to overcoming IDA problems can continue to be monitored, as the basis to improve the policy to tackle iron deficiency anaemia (IDA) problem in Indonesia.
Kontribusi Konsumsi Minyak Goreng Sawit Kemasan terhadap Asupan Vitamin A: Contribution of Packaged Palm Cooking Oil Consumption toward Vitamin A Adequacy Martianto, Drajat; Atmarita, Atmarita; Sardjunani, Nina; Machfud, Elmira Fairuz Khilda; Kartika, Roza
Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik Vol 3 No 3 (2024)
Publisher : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB dan PERGIZI PANGAN Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jigd.2024.3.3.183-190

Abstract

Kekurangan asupan vitamin A dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius mulai dari gangguan penglihatan hingga kebutaan serta gangguan pertumbuhan dan sistem imun. Disamping suplementasi Vitamin A dosis tinggi, upaya fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng sawit telah dicanangkan pemerintah sebagai program fortifikasi wajib sejak pemberlakuan SNI Minyak Goreng Sawit tahun 2012 untuk minyak sawit yang dikemas. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi konsumsi minyak goreng kemasan terfortifikasi terhadap pemenuhan asupan vitamin A penduduk Indonesia. Hasil perhitungan menggunakan Estimated Average Requirement (EAR) dari data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014 menunjukkan proporsi ketidakcukupan vitamin A penduduk Indonesia sebesar 59% dengan proporsi paling besar terjadi pada kelompok ibu hamil yang hampir mencapai 70%. Hasil analisis data menunjukkan konsumsi minyak goreng sawit kemasan rata-rata hanya 14,99% sisanya 85% konsumsi minyak goreng sawit curah yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan rendah yang sangat potensial kekurangan Vitamin A akibat rendahnya kualitas diet mereka. Fortifikasi minyak untuk mengatasi kurang vitamin A tanpa menyertakan minyak curah menjadi kurang efektif karena tidak menyasar tepat pada kelompok berpendapatan rendah yang paling rentan. Oleh karena itu regulasi untuk mewajibkan fortifikasi seluruh minyak goreng sawit melalui kewajiban pengemasan minyak goreng sawit dan mengikuti ketentuan SNI sangat diperlukan.