Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Intervensi Stretching dan Scar Massage terhadap Kasus Post Surgical Wound e.c post Debridement, External Fixation, STSG: A Case Report Putri, Leony Dewinta; Santoso, Totok Budi; Hamidah, Nilam Nur
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Fraktur terbuka merupakan cedera dimana tulang yang patah terkena lingkungan luar akibat traumatis pada jaringan lunak dan kulit. Fraktur terbuka memiliki kejadian tahunan sebesar 30,7 per 10.000 di Inggis serta fraktur tibialis memiliki insiden tertinggi sebesar 3,4 per 100.000. Fraktur terbuka biasanya melibatkan debridement untuk menghilangkan jaringan mati agar memungkinkan penyembuhan jaringan lunak. Selain itu pemberian autograft juga membantu pengobatan kecacatan kulit yang besar. Setelah dilakukan autograft biasanya akan mengakibatkan keterbatasan pada ROM terutama jika cedera terjadi disekitar sendi. Fisioterapi berperan penting dalam membantu permasalahan yang terjadi dengan latihan dan scar massage yang bertujuan untuk meningkatkan ROM dan meningkatkan aktivitas fungsional sehari-hari. Presentasi Kasus: Seorang wanita berusia 22 tahun, dengan diagnosa medis post surgical wound e.c post debridement, screw revision (22/12/2023), e.c implant expose, e.c wound dehiscence post remove External Fixation change to Intramedullary Nailing (ETN) (28/7/2023) e.c post debridement, external fixation, STSG (10/3/2023). Dimana mengalami kecelakaan lalu lintas pada 9 Maret 2023, dan pasien datang dengan kondisi multiple fracture: CF Right Clavicle Middle Third Allman Group 1, CF Right Shaft Proximal Phalanx Index Finger, OF Right Tibia Distal Third Gustillo Anderson Grade 3B, OF Right Base Metatarsal 5th Toe. Permasalahan fisioterapi yang terdapat pada pasien, yaitu keterbatasan gerak aktif Range of Motion (ROM) penurunan kekuatan otot pergelangan kaki, serta terdapat perbedaan antropometri lingkar segmen di area pergelangan kaki dan penurunan aktivitas fungsional. Metode dan Hasil: Subjek diberikan latihan AROM dan PNF (contract-relax) serta scar massage selama 2 minggu yang dilakukan 2 kali seminggu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrument pengukuran Range of Motion (ROM), Manual Muscle Testing (MMT), Antropometri, dan Aktivitas Fungsional Lower Extremity Functional Scale (LEFS). Diskusi: Dari beberapa penelitian pemberian intervensi stretching dengan metode PNF (contract-relax stretching) terbukti mampu meningkatkan ROM dan untuk mencapai perubahan ROM yang lebih, stretching PNF perlu dilakukan sekali atau dua kali seminggu. Serta pemberian scar massage pada area skin graft dengan teknik efflurage, kneeding serta friction terbukti mampu meningkatkan lingkup gerak sendi didalam jaringan yang dipijat. Kesimpulan: Terdapat peningkatan pada ROM, antropometri, aktivitas fungsional setelah diberikan latihan (AROM dan PNF contract-relax stretching) dan scar massage selama 2 minggu.
Manajemen Fisioterapi Bekas Luka Bakar Grade 2 pada Anak: Case Report Vitasari, Lingga; Komalasari, Dwi Rosella; Hamidah, Nilam Nur
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Sekitar 86% luka bakar yang disebabkan oleh thermal lebih sering terjadi daripada faktor penyebab lainnya seperti listrik, gesekan, radiasi dan bahan kimia. Populasi anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan mengalami luka bakar dikarenakan rasa ingin tahu tinggi dan pemahaman yang terbatas mengenai suatu risiko perbuatan tertentu pada lingkungannya. Rehabilitasi fisioterapi pasca luka bakar sangat penting di karenakan bekas luka bakar yang timbul dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita. Case Presentation: Desain penelitian ini dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Bali pada bulan Januari hingga Februari 2024 pada seorang anak kecil berumur 4 tahun dengan kasus post debridement dan Splint-Thickness Skin Graft (STSG) pasca luka bakar akibat minyak panas yang dialaminya bulan Oktober 2023. Management and Outcome: Penatalaksanaan fisioterapi dalam 4 sesi terapi dengan active exercise (ankle pumping, heel raises, towel toe curl exercise), active resisted exercise (bicycle exercise), passive assisted exercise, stretching dan scar massage. Pemeriksaan fisioterapi dengan integritas kulit, vancouver scar scale, manual muscle testing untuk kemampuan kekuatan otot, pengukuran lingkup gerak sendi dengan goniometer, pengukuran lingkar segmen dengan antropometri, 5D pruritus scale untuk pemeriksaan skala gatal dan Foot and Ankle Disability Index pada kemampuan fungsional pada ankle pasien. Discussion: Dalam rehabilitasi luka bakar, pemberian exercise merupakan salah satu intervensi yang memainkan peran penting dalam memaksimalkan potensi rehabilitasi korban luka bakar. Conclusion: Penatalaksaan fisioterapi bekas luka bakar pada anak diperlukan untuk meningkatkan kemampuan fungsional dan mencegah keparahan dari keluhannya.
Management Fisioterapi pada Kasus Split Thickness Skin Graft: Studi Kasus Hendra, Zulnanda; Santoso, Totok Budi; Hamidah, Nilam Nur
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Luka bakar merupakan cedera yang terjadi pada jaringan kulit atau jaringan lain yang disebabkan karena gesekan, benda panas atau radiasi, listrik,. Pada pasien dengan luka bakar Sebagian atau seluruh ketebalan, split-thickness skin graft (STSG) dianggap sebagai pengobatan utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari manajemen fisioterapi pada kasus STSG dengan pemberian intervensi berupa TENS, Ultrasound (US), Scar Massage, Active exercise, Passive Exercise, Isometric Exercise, Strengthening Exercise. Presentasi Kasus: Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun datang mengeluhkan rasa sakit ketika menekuk lutut dan pergelangan kaki sisi sinistra setelah dilakukan operasi STSG. Dilakukan tindakan fisioterapi dan di evaluasi dengan beberapa poin yaitu nyeri menggunakan NRS, kekuatan otot menggunakan MMT, lingkup gerak sendi menggunakan goniometer, lingkar segmen menggunakan metline, skala gatal menggunakan itching scale, dan kemampuan fungsional menggunakan Lower Extremity Fungsional Scale (LEFS) Manajement dan Hasil: Pada penelitian ini pasien mendapatkan terapi yang terdiri dari TENS, Ultrasound (US), Scar massage dan stretching exercise. Latihan tambahan yaitu diberikan stretching exercise berupa active, passive, isometric dan strengthening exercise yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot pada area genu dan sekitarnya. Pelaksanaan terapi dilakukan sebanyak tiga kali dan setelahnya dilakukan evaluasi terapi. Diskusi: Tujuan rehabilitasi fisioterapi adalah untuk mengurangi nyeri, mencegah komplikasi sekunder, dan menjadikan pasien mandiri secara fungsional sedini mungkin, serta membatasi pergerakan dan meningkatkan risiko dekondisi. Terapi fisik membantu meminimalkan kemungkinan jaringan parut mengganggu jalan pasien. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pemberian 3 kali terapi yaitu dengan pemberian intervensi fisioterapi berupa TENS, Ultrasound (US), Scar Massage, Active Exercise, Passive Exercise, Isometric Excercise, Strengthening Exercise, yang diberikan pada pasien berusia 42 tahun terdapat pengurangan nyeri gerak, peningkatan kekuatan otot, peningkatan LGS, penurunan selisih lingkar segmen yang, penurunan skala gatal, dan peningkatan kemampuan aktifitas fungsional.