Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kemunduran Demokrasi di Indonesia dan Gerakan untuk “Back to Nature” Menurut Perspektif Rousseau: The Decline of Democracy in Indonesia and the Movement for “Back to Nature” According to Rousseau's Perspective Dori, Petrus; Kleden, Fransiskus Bala; Jehalut, Ferdinandus
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v8i2.88933

Abstract

It should be realized that Indonesian is in a situation of democratic decline. The democracy index in Indonesia continues to decline every year. This decline can be seen from two facts, which are, first, the weakening of civil society criticism in the public sphere, and second, the function of government which tends to deny the legitimacy of opponents because it wants to maintain power. This research aims to examine the relevance of Jean Jacques Rousseau’s “Back to Nature” ideas in the context of democracy in Indonesia. This article used a qualitative-descriptive method with a literature study approach. Based on the research results, it was found that Rousseau’s “Back to Nature” idea was a good guide for the Indonesian citizens in restoring the nation’s democratic spirit. Indonesian democracy must “Back to Nature”. This does not mean that Indonesian citizens have to return to primitive times. “Back to Nature” means returning to the authentic meaning of democracy. This is done by forming a solid pro-democracy alliance or coalition. This alliance movement must be carried out in the political, institutional and social arenas at the same time. Indonesian democracy will return to its original state and popular sovereignty can be re-established if these three elements of this nation can work together to build democracy and repress authoritarianism within the nation’s democratic body.
Imago Dei Dalam Budaya Lamaholot: Kritik Patriarki Dan Tawaran Teologi Interkultural Dari Mitos Tonu Wujo Duan, Gamaliel Mige; Diasano, Oktavianus Alexandri; Kelen, Damianus Sodok; Dori, Petrus
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi mitos Lamaholot Tonu Wujo sebagai sumber teologis (locus theologicus) untuk membaca ulang konsep imago Dei dalam konteks kesetaraan gender. Dengan menggunakan pendekatan hermeneutika poskolonial, penelitian ini secara kritis menyoroti struktur patriarki yang tertanam dalam budaya Lamaholot dan menafsirkannya kembali melalui lensa teologi interkultural. Temuan penelitian menunjukkan bahwa mitos ini menampilkan perempuan sebagai pemberi kehidupan, menekankan pengorbanan sebagai nilai komunal, dan menegaskan kesakralan tubuh perempuan. Pada saat yang sama, mitos ini membongkar tatanan patriarkal yang meminggirkan perempuan baik dalam praktik budaya maupun kehidupan gereja. Dengan mengaitkan perspektif teologi feminis dan teologi interkultural, khususnya visi sinodal tentang misi, studi ini menawarkan sebuah proposal konstruktif untuk mengembangkan teologi interkultural kontekstual di Indonesia. Kebaruan penelitian ini terletak pada integrasi hermeneutika poskolonial dengan teologi interkultural untuk menafsirkan mitos lokal sebagai kritik teologis terhadap patriarki sekaligus afirmasi transformatif terhadap perempuan sebagai imago Dei.
MENUMBUHKAN KESADARAN DAN KOMPETENSI INTERKULTURAL DALAM KELOMPOK MASYARAKAT YANG BERAGAM DI KABUPATEN SIKKA MELALUI PROYEK INTERKULTURAL Gara, Urbanus; Kasiwali, Yulius Candra; Pantas, Albertus Asteri; Parera, Ferdinandus S.; Janggo, Albertus D.; Taur, Ardianus; Dori, Petrus
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7 No 1 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i1.24011

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami interkulturalitas sebagai salah satu cara mengelola keberagaman di tengah masyarakat dan (2) mengembangkan kesadaran serta kompetensi interkultural di tengah masyarakat yang plural di kabupaten Sikka melalui proyek interkultural yang terencana, sistematis, dan terjadwal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini mencakup lima kelompok sasar. Wujud data dalam penelitian ini berupa sumber data primer dan sekunder dari hasil wawancara, observasi partisipatoris, pembicaraan tidak resmi, dan focus group discussion dengan kelompok sasar. Selain itu, peneliti juga memperoleh data dari sejumlah referensi yang berhubungan dengan tema ini. Penelitian ini menemukan bahwa alih-alih dijadikan sebagai sumber konflik dalam kehidupan bersama, perbedaan dan keberagaman perlu diatur dan dikelola dengan baik sebagai potensi kultural dalam membangun kehidupan bersama yang damai, ramah, harmonis dan interaktif. Pendekatan interkultural menjadi salah satu pendekatan yang memprioritaskan semangat saling menghormati, membangun kesatuan dalam keragaman, membina interaksi, dialog timbal balik, menghidupkan semangat persaudaraan dan saling belajar lintas batas. Kesadaran demikian perlu dibina melalui proyek interkultural yang dirancang secara terencana, sadar, partisipatif, sistematis dan diterapkan secara tetap dan berkesinambungan demi mencapai kebaikan bersama.
PROYEK INTERKULTURAL DI SMAN 2 MAUMERE DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN NILAI- NILAI INTERKULTURAL Kasiwali, Yulius Candra; Banusu, Mathias; Kelen, Yoseph Norbertus Pehan; Dori, Petrus
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7 No 1 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i1.24013

Abstract

Keberagaman merupakan suatu realitas yang ada dalam eksistensi kehidupan manusia. Manusia tak dapat menyangkal realitas keberagaman itu. Sebab sebagai makhluk sosial ia berada dalam suatu kenyataan plural dan senantiasa membangun relasi dengan yang lain demi mewujudkan kebaikan bersama. Keberagaman biasanya terwujud dalam perbedaan budaya, agama, bahasa, adat-isitiadat, status social, mentalitas dan sebagainya. Berhadapan dengan keberagaman ini setiap pribadi dituntut untuk saling mengakui dan menerima, saling belajar dan memperkaya satu sama lain. Dalam konteks keberagaman di lingkungan SMAN II Maumere, setiap siswa-siswi dihadapkan pada realitas keberagaman yang tidak saja menjadi peluang tapi juga sering tampak sebagai suatu tantangan dalam membangun kehidupan bersama. Mengembangkan suatu budaya ramah dan interaktif dalam lingkungan sekolah itu bukan suatu pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, melalui proyek penerapan proyek interkultural, yang sadar dan partisipatif sejak tahap perencanaan hingga evaluasi akhir, para siswa-siswi dapat dibantu untuk memahami, mengenal yang lain dan menyikapi kehadiran mereka dengan ramah secara timbal balik demi kebaikan bersama. Yang lain atau yang berbeda bukanlah penghalang dalam mewujudkan diri secara utuh dan membangun kebaikan bersama melainkan peluang atau kesempatan berahmat melaluinya setiap pribadi belajar terbuka, berinteraksi dan berdialog demi terciptanya suatu masyarakat yang terbuka dan inklusif mulai dari lingkungan sekolah. Setiap siswa-siswi diharapkan belajar mengakui, menerima, mengapresiasi dan menghargai keunikan dari setiap pribadi. Hanya dengan demikian, kesejahteraan bersama bisa terwujud secara berkelanjutan, baik secara ke dalam lingkungan sekolah maupun secara keluar di tengah masyarakat luas.
FRATELLI TUTTI DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN FORMA MENTIS INTERKULTURAL DI SEMINÁRIO DO VERBO DIVINO LISBOA, PORTUGAL Seran, Theobaldus Armando; Dori, Petrus
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024 (Special Issue)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.32020

Abstract

Keberagaman adalah faktum eksistensial dan niscaya. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa secara eksistensial manusia adalah makhluk sosial yang mengekspresikan cara beradanya di tengah keberagaman. Artikel ini bertujuan menjelaskan ensiklik Fratelli Tutti Paus Fransiskus dan implikasinya bagi pengembangan forma mentis interkultural di Seminário do Verbo Divino, Lisboa-Portugal. Seminário Lisboa adalah komunitas formasi yang ditandai oleh profil keberagaman. Forma mentis interkultural sangatlah penting dalam usaha mengembangkan komitmen persaudaraan, sikap terbuka, menerima semua orang sebagaimana adanya, saling mengapresiasi dan bersedia belajar dari perbedaan yang ada. Metode yang digunakan dalam studi ini ialah metode kepustakaan yang ditempuh penulis dengan membaca dan menganalisis kajian literatur dalam buku, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan tema. Selain itu peneliti menggunakan metode studi lapangan dengan terlibat secara langsung dalam rutinitas harian di seminari dan wawancara lisan. Studi ini menyatakan bahwa Fratelli Tutti memiliki implikasi penting untuk mengembangkan forma mentis interkultural di Seminário Lisboa dalam dua hal penting yakni pertama, mengembangkan formasi bercorak interkultural dengan keyakinan bahwa nilai-nilai interkultural semakin berdayaguna jika diaktualisasikan sejak di jenjang formasi dasar. Kedua, dialog interkultural sebagai basis perjumpaan dengan sesama tanpa pembedaan apa pun.
MEMFASILITASI PROSES ADAPTASI DAN INTEGRASI MAHASISWA DI INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF (IFTK) LEDALERO MELALUI PROYEK INTERKULTURAL Vinsensina, Maria Theresia; Nou, Maria Clara; Ndepi, Ana Maria Koridei; Dori, Petrus
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 1 (2025): Volume 8 No. 1 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i1.41524

Abstract

Indonesia adalah negara dengan realitas keberagaman. Hal ini merupakan satu keniscayaan yang harus diterima, diatur, dan dijamin keharmonisannya demi persatuan dan perdamaian antarmanusia. Realitas ini selalu hadir di mana-mana termasuk di dalam lingkungan kampus. Proses adaptasi dan integrasi den,gan ini menjadi satu kebutuhan yang mendesak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan proyek interkultural sebagai alat untuk memfasilitasi  proses adaptasi dan integrasi mahasiswa baru dari latar belakang budaya yang beragam. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif terhadap  penerapan proyek interkultural di tiga Program Studi pada IFTK Ledalero dalam kurun waktu satu semester berjalan di tahun 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan proyek interkultural ini telah berkontribusi secara positif. Pertama, penerapan proyek ini berhasil membantu proses adaptasi dan integrasi mahasiswa ke dalam keberagaman. Hal ini terbukti dengan meningkatkan pemahaman dan empati budaya, toleransi, saling menghargai, menciptakan interaksi dan hubungan timbal balik antarindividu di lingkungan mahasiswa. Kedua, keterbukaan terhadap budaya lain dapat meningkatkan rasa solidaritas lintas batas, mencegah stereotip, mengikis sikap-sikap etnosentris dan membangun masyarakat kampus inklusif yang lebih kuat. Ketiga, tantangan komunikasi lintas budaya dapat diatasi melalui pencerahan dan penerapan pedagogi aksi nyata. Keempat, proyek ini berkontribusi meningkatkan kecakapan dan ketrampilan dasar seorang pemimpin secara lintas budaya. Kelima, mahasiswa di ketiga prodi merekomendasikan agar penerapan proyek ini dapat menjadi strategi berkelanjutan yang efektif bagi IFTK Ledalero untuk terus berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang bermutu, inklusif dan bersaudara